Jacana Afrika, Burung Berkaki Banyak yang Hidup di Atas Air



Jacana Afrika yang sedang menggendong anak-anaknya. (factrepublic.com)

Jacana Afrika (African jacana; Actophilornis africanus) merupakan burung yang sesuai namanya berasal dari Benua Afrika. Tepatnya mulai dari kawasan di sebelah selatan Gurun Sahara hingga ujung selatan Benua Afrika.

Habitat favorit jacana Afrika adalah kawasan yang memiliki perairan berarus tenang. Entah itu kolam, rawa, danau, hingga sungai yang arusnya lambat. Itulah sebabnya jacana tidak dapat ditemukan di kawasan gurun & kawasan hutan rimbun yang jauh dari mata air.

Jacana Afrika dapat dikenali dengan melihat penampakannya yang cantik & berwarna-warni. Bulu badannya berwarna cokelat. Kepala & lehernya berwarna putih. Tengkuk, mata, & bagian samping kepalanya berwarna hitam. Sementara paruh, dahi, & kakinya berwarna biru. Jacana Afrika merupakan burung berukuran sedang dengan panjang tubuh maksimum 31 cm.



BERDIRI DI ATAS DAUN

Jacana Afrika memiliki kaki yang nampak begitu panjang jika dibandingkan dengan tubuhnya. Berkat kakinya tersebut, jacana bisa berdiri di atas tanaman apung lili air tanpa tenggelam. Jari-jari kakinya yang panjang & besar menyebabkan berat burung ini terdistribusi secara merata di atas permukaan daun.

Jacana Afrika adalah hewan karnivora yang makanannya terdiri dari serangga, cacing, siput, kepiting air tawar, laba-laba, & hewan kecil lainnya. Selain mahir menemukan makanan yang sedang diam, jacana Afrika juga bisa mencaplok serangga yang sedang terbang.

Jacana Afrika yang sedang berjalan di atas daun lili air. (Zsispeo / loe.org)

Jacana Afrika bukan hanya pandai berdiri di atas daun tanpa tenggelam. Unggas ini juga bisa berenang & menyelam untuk meloloskan diri dari musuhnya. Jacana juga bisa terbang, namun mereka tidak bisa terbang dalam jarak yang terlalu jauh.

Jacana Afrika memiliki kebiasaan untuk hidup menggerombol. Selain memudahkan mereka dalam menemukan makanan, pola hidup macam ini membantu meningkatkan peluang jacana Afrika dalam bertahan hidup.

Saat ada jacana yang melihat pemangsa, jacana tersebut akan langsung berteriak-teriak sambil mengepakkan sayapnya. Dengan begitu, teman-temannya yang lain bakal langsung tahu & kemudian bisa bergegas melarikan diri.



BETINA YANG KEJAM & BERSUAMI BANYAK

Jacana Afrika jantan & betina memiliki penampilan yang amat serupa, namun pejantan ukurannya sedikit lebih kecil dibandingkan betina. Burung ini merupakan anomali dalam dunia burung. Pasalnya tidak seperti burung pada umumnya, burung yang bertugas mengasuh telur & anak adalah burung jantan.

Keunikan jacana Afrika dalam hal reproduksi belum berhenti sampai di sana. Burung betina bisa kawin dengan beberapa ekor pejantan sekaligus. Masing-masing burung betina juga memiliki wilayah kekuasaannya sendiri-sendiri.

Jika jacana betina baru saja mengklaim suatu wilayah sebagai wilayah miliknya, ia akan membunuh semua telur & anak burung di wilayah tersebut. Tujuannya untuk memastikan kalau semua anak burung yang lahir & besar di sana merupakan keturunannya.

Saat jacana jantan & betina sudah melakukan perkawinan, betina akan mengeluarkan telur-telurnya di atas sarang apung yang sudah disiapkan oleh pejantan. Pejantan sesudah itu akan mengerami telur tersebut, sementara betina akan pergi ke tempat lain untuk kawin dengan pejantan lain.

Jacana Afrika yang sedang berdiri di atas sarang & telurnya. (warwicktarboton.co.za)

Telur jacana Afrika nampak berbentuk lonjong, berwarna krem, & penuh dengan guratan berwarna hitam. Pewarnaan macam ini menyebabkan telur jacana Afrika nampak tidak ada bedanya dengan batu kotor yang banyak ditemukan di sekitar perairan.

Musim kawin jacana berlangsung pada bulan Desember hingga April. Setiap kali musim kawin tiba, jumlah telur yang bisa dikeluarkan oleh jacana betina mencapai 9 butir. Masing-masing sarang pejantan biasanya akan diisi oleh 4 butir telur.



PEJANTAN YANG "BERKAKI BANYAK"

Telur jacana Afrika memerlukan waktu antara 23 - 27 hari untuk menetas. Saat telur-telurnya sudah menetas, pejantan sekali lagi menunjukkan sifat kepeduliannya dengan cara mengasuh anak-anak tersebut.

Pada tahap inilah, jacana jantan kembali menunjukkan keunikannya. Saat ingin memindahkan anak-anaknya sambil melintasi perairan, jacana jantan akan menggendong anak-anaknya dengan cara menjepit mereka di bawah sayapnya.

Ketika digendong oleh ayahnya, hanya bagian kaki anak-anak jacana yang terlihat dari luar. Sebagai akibatnya, jacana jantan yang sedang menggendong anaknya nampak seolah-olah memiliki kaki berjumlah banyak. Jacana sendiri aslinya hanya memiliki kaki berjumlah 2 layaknya burung-burung lainnya.

Anak jacana Afrika. (Su Neko / flickr.com)

Kalaupun anak jacana sedang terpisah dari induknya & berpapasan dengan pemangsa, anak jacana masih dapat melindungi diri. Ia akan bersembunyi di bawah air sambil menjulurkan paruhnya di permukaan air. Dengan cara ini, anak jacana bisa menyembunyikan keberadaannya tanpa mati tenggelam.

Anak jacana hidup bersama ayahnya hingga usia 18 hari. Kemudian pada usia 1,5 bulan, anak jacana sudah bisa terbang. Jacana  dewasa hampir tidak memiliki musuh alamiah karena burung ini amat waspada & bisa meloloskan diri dengan mudah. Namun telur & bayi burung ini rentan dimakan oleh biawak, kuda nil, & musang.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Charadriiformes
Famili : Jacanidae
Genus : Actophilornis
Spesies : Actophilornis africanus



REFERENSI

Bird Fact. "African Jacana".
(birdfact.com/birds/african-jacana)

P. Myers, dkk.. 2022. "Actophilornis africanus".
(animaldiversity.org/accounts/Actophilornis_africanus/classification/)

SA-Venues.com. "African Jacana".
(www.sa-venues.com/wildlife/birds_african_jacana.php)

South Africa Online. "African Jacana".
(southafrica.co.za/african-jacana.html)

Wildlife Safari.info. "Here’s Everything You Need to Know About African Jacanas".
(wildlifesafari.info/african_jacana.htm)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.