Udang Kerangka, Hantu Lautan yang Berkaki Banyak



Seekor udang kerangka. Bagian ekor hewan ini berada di sisi kiri. (chilipossum / inaturalist.org)

Udang kerangka (skeleton shrimp) adalah nama dari sejenis udang laut dengan wujud yang begitu aneh. Pasalnya jika dibandingkan dengan jenis udang lainnya, udang kerangka sama sekali tidak terlihat menyerupai udang. Hewan ini wujudnya lebih menyerupai serangga atau kelabang.

Tidak seperti udang yang memiliki kepala runcing & ujung ekor bersirip, udang kerangka memiliki tubuh yang panjang & kaki pada ujung ekornya. Bukan hanya itu, udang kerangka juga memiliki sepasang kaki depan yang bentuknya menyerupai sabit & antena panjang yang bentuknya menyerupai kaki serangga.

Karena kaki depan udang kerangka terlihat seperti kaki depan belalang sembah, udang kerangka pun kadang-kadang dijuluki sebagai "belalang sembah lautan" (praying mantis of the sea).

Selain dengan nama tadi, udang kerangka juga dikenal dengan nama "udang hantu" (ghost shrimp). Nama itu sendiri diberikan sebagai akibat dari wujudnya yang terkesan aneh & warnanya yang pucat transparan.

Ada sekitar 400 spesies hewan yang dikategorikan sebagai udang kerangka. Dalam klasifikasi ilmiah, semua spesies udang kerangka digolongkan dalam famili Caprellidae. Habitat mereka tersebar di lautan dangkal seluruh dunia. Di Australia, udang kerangka juga dapat dijumpai di kawasan muara sungai.

Meskipun habitatnya ada di dekat pantai, udang kerangka bukanlah hewan yang sering dijumpai manusia. Pasalnya hewan ini tergolong sebagai hewan yang kecil karena panjang tubuhnya hanya sekitar 2 - 3 cm.

Perbandingan ukuran udang kerangka dengan jari manusia. (sanbi.org)

Bukan hanya itu, udang ini juga memiliki tubuh yang panjang layaknya helai rumput laut. Berkat wujudnya tersebut, udang kerangka pun menjadi hewan yang sulit dilihat oleh mangsa maupun musuhnya.

Udang kerangka memiliki tubuh yang transparan & berwarna warni. Udang kerangka yang warnanya putih, kuning, hijau, cokelat, hingga merah jambu semuanya sudah pernah ditemukan.



MENYAMAR UNTUK MENGELABUI MANGSA

Udang kerangka adalah hewan omnivora yang berarti hewan ini memakan daging sekaligus tumbuhan. Saat hendak menangkap mangsa, udang kerangka akan diam menempel pada rumput laut dengan kaki depan yang terangkat & terlipat. Sementara 3 pasang kaki belakangnya digunakan untuk berpegangan pada rumput laut.

Supaya penyamarannya semakin meyakinkan, udang kerangka akan menggoyang-goyangkan tubuhnya sendiri. Dampaknya, saat dilihat, udang kerangka nampak tidak ada bedanya dengan helai rumput laut yang terayun-ayun oleh ombak.

Sepasang udang kerangka yang sedang menempel pada rumput laut. (Hans Hillewaert / wikimedia.org)

Ketika ada hewan laut kecil yang melintas di dekat udang kerangka tanpa curiga, udang kerangka secara tiba-tiba akan menyergap hewan tadi dengan kaki depannya. Ia kemudian akan menyuntikkan racun dari kaki depannya supaya mangsanya tersebut tidak bisa lagi melarikan diri.

Hewan yang dimangsa oleh udang kerangka dengan metode ini terdiri dari cacing laut & larva udang. Adapun selain hewan laut, udang kerangka juga mau memakan plankton, tanaman laut berukuran kecil, & serpihan daging yang jatuh di dasar laut.

Udang kerangka bukanlah hewan yang pandai berenang. Sebagai gantinya, hewan ini bergerak dengan cara merayap di dasar laut dengan memakai kakinya yang berjumlah banyak.

Meskipun begitu, udang kerangka tetap bisa berenang dalam jarak dekat. Biasanya udang kerangka akan berenang jika ingin pergi menuju rumput lain yang lokasinya berdekatan. Udang kerangka berenang dengan cara meliuk-liukkan tubuhnya yang panjang.


Udang kerangka yang sedang melayang di laut lepas. (Peter Gawne / galleries.neaq.org)


GEMAR BERTARUNG & MEMBUNUH SESAMANYA

Udang kerangka memiliki kebiasaan hidup menggerombol. Satu batang rumput laut bisa ditempati oleh beberapa ekor udang kerangka sekaligus.

Tidak jarang udang kerangka terlibat perkelahian 1 sama lain. Entah karena berebut tempat tinggal, atau karena berebut pasangan kawin. Perkelahian antar udang kerangka hanya berlangsung selama beberapa detik. Namun karena udang kerangka memiliki kaki depan yang tajam & beracun, perkelahian tersebut tidak jarang berakhir dengan kematian pihak yang kalah.

Perkawinan antara udang kerangka jantan & betina biasanya terjadi tidak lama sesudah betina berganti kulit. Alasannya adalah karena betina yang baru saja berganti kulit tubuhnya masih lunak & lebih mudah untuk dikawini.

Bagi udang jantan sendiri, perkawinan merupakan momen yang berbahaya, namun tetap harus dilakukan demi melanjutkan garis keturunan. Pasalnya beberapa spesies udang kerangka betina memiliki kebiasaan membunuh udang jantan tepat sesudah kawin.

Udang betina yang sudah melakukan perkawinan akan mengeluarkan ratusan butir telur. Telur-telur tersebut kemudian akan disimpan pada kantong telur yang terletak di bagian tengah tubuhnya.

Udang kerangka betina beserta telur-telurnya. (Peter J. Bryant / nathistoc.bio.uci.edu)

Sesudah beberapa lama, bayi udang kerangka akan menetas & merangkak keluar dari kantong telurnya. Bayi tersebut selanjutnya akan tetap tinggal bersama induknya hingga ia cukup besar untuk hidup mandiri. 

Tidak diketahui usia maksimum udang kerangka. Namun udang kerangka diketahui sudah bisa berkembang biak pada usia 3 minggu.

 

MUSUH SI HANTU RAPUH

Karena udang kerangka tergolong sebagai hewan yang kecil & rapuh, udang kerangka rentan dimangsa oleh hewan-hewan karnivora laut yang ukurannya lebih besar dari dirinya. Mulai dari ikan, anemon, hingga udang laut.

Sebagai teknik pertahanan diri yang paling dasar, udang kerangka memanfaatkan wujudnya yang menyerupai helai rumput laut untuk menyamar.

Udang kerangka dari spesies Caprella bathytatos diketahui memiliki kebiasaan hidup pada potongan rumput laut yang menempel pada rahang kepiting laba-laba (Macroregonia macrocheira).

Perilaku tersebut diyakini merupakan cara yang digunakan oleh C. bathytatos supaya aman dari pemangsa. Pasalnya jika ada hewan yang ingin memakan C. bathytatos, maka pemangsa tersebut secara otomatis juga harus berhadapan dengan kepiting laba-laba yang ukurannya jauh lebih besar dibandingkan udang kerangka. - © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI 

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Malacostraca
Ordo : Amphipoda
Famili : Caprellidae



REFERENSI

Goni. "Skeleton Shrimp Facs".
(morefundiving.com/skeleton-shrimp-facts/)

I. Takeuchi & S.J. Keable. 2023. "Related species of skeleton shrimp from Australia and Far East Asia".
(australian.museum/blog/amri-news/sibling-species-of-skeleton-shrimp/)

Irvine, D.. 2022. Through the lens Caprella mutica. A very successful hitchhiker".
(www.thomsonec.com/news/through-the-lens-caprella-mutica-a-very-successful-hitchhiker/)

Monterey Bay Aquarium. "Skeleton Shrimp".
(www.montereybayaquarium.org/animals/animals-a-to-z/skeleton-shrimp)

T.C. Shirley, dkk.. 2002. "Living in the Jaws of Death".
(oceanexplorer.noaa.gov/explorations/02alaska/logs/jul12/jul12.html)

   






COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.