Eusosial, "Ideologi" Para Serangga



Koloni tawon Inggris. (Sumber)

Eusosial adalah paham... emm, sebenarnya bukan paham atau ideologi politik apapun & sama sekali tidak ada kaitannya dengan sosialisme atau semacamnya. Eusosial sebenarnya adalah kata yang digunakan oleh para ahli biologi untuk menyebut perilaku organisasi pada hewan - khususnya serangga - yang paling kompleks berdasarkan sistem hirarki & pembagian kastanya. Kata "eusosial" berasal dari bahasa Yunani "eu" yang berarti "baik" serta kata "socius" yang berarti "teman". Di bawah eusosial adalah sistem organisasi lain yang lebih sederhana : presosial, subsosial, & semisosial.

Kata "eusosial" pertama kali diperkenalkan oleh Suzanne Batra pada tahun 1966 & kemudian diberi definisi yang lebih spesifik oleh E. O. Wilson pada tahun 1971. Organisme eusosial dicirikan dengan ciri-ciri sebagai berikut : adanya pengkastaan dalam kelompok organisme sesuai perannya masing-masing (kasta reproduksi, pencari makan, dsb.) dengan kasta reproduksi sebagai pusatnya, adanya kesinambungan antar generasi dalam kelompok tersebut (istilah sederhananya, koloni turun-temurun), & adanya perilaku kooperatif dalam merawat serta membesarkan angggota koloni.



ORGANISME-ORGANISME EUSOSIAL

Contoh paling umum & paling jelas dari eusosial adalah pada serangga-serangga sosial ordo Hymenoptera (lebah, tawon, semut) & Isoptera (rayap). Pada semut misalnya, ada 3 kasta utama dalam koloni mereka : kasta reproduksi (ratu & pejantan) yang bertugas menghasilkan keturunan, kasta pekerja yang bertugas melakukan pekerjaan koloni, & kasta prajurit yang bertugas menjaga keamanan sarang.

Masing-masing kasta dalam koloni pada dasarnya tidak bisa berdiri sendiri-sendiri sehingga agar bisa terus bertahan, masing-masing kasta harus saling bekerja sama. Kasta prajurit misalnya, meskipun lebih kuat dari kasta pekerja, namun mereka tidak bisa memberi makan diri mereka sendiri. Demikian pula dengan kasta reproduksi yang harus ada agar anggota koloni tetap melimpah. Kasta pekerja & prajurit biasanya merupakan kasta yang mandul agar mereka bisa mengabdikan seluruh hidup mereka untuk membantu koloni.

Koloni rayap bermoncong (nasus). (Sumber)

Selama beberapa waktu, para ahli beranggapan bahwa perilaku eusosial hanya bisa ditemukan pada serangga. Belakangan para ahli menemukan bahwa hewan-hewan lain semisal tikus mol telanjang juga memiliki perilaku eusosial di mana ada kasta betina tunggal yang bertugas sebagai pusat koloni & penghasil keturunan utama, serta beberapa tikus mol jantan yang bertugas untuk mencari makanan & melakukan pekerjaan lainnya. Perilaku sosial dengan struktur pengkastaan serupa serupa juga ditemukan pada hewan tak bertulang belakang lainnya seperti udang pistol & kutu daun afid.



MISTERI BAGI TEORI EVOLUSI

Eusosial sejak lama telah menjadi perhatian para ahli, terutama di kalangan penganut teori evolusi Darwin yang menganggapnya sebagai misteri yang belum terpecahkan. Sebabnya adalah prinsip utama dari paham evolusi Darwin adalah "survival for the fittest" alias hanya yang kuat yang bertahan hidup. Namun pada organisme eusosialis, organisme-organisme tersebut justru saling bekerja sama & bahkan cenderung bersikap altruis (menempatkan kepentingan sosial di atas kepentingan individual) di mana salah satu anggota koloni tidak segan-segan mengorbankan hidupnya hanya agar koloni tersebut tetap eksis.

Fenomena tersebut lantas menimbulkan pertanyaan di kalangan para penganut teori evolusi. Jika suatu hewan bisa berevolusi menjadi spesies yang terbaik & terkuat (the fittest), kenapa dia harus mengabdikan dirinya pada hewan lain & bahkan "membuat" dirinya sendiri mandul? Darwin sendiri dalam bukunya "The Origin of Species" (Asal-Usul Spesies) memaparkan bahwa perilaku eusosial merupakan salah satu perilaku organisme yang belum bisa ia pecahkan & berpotensi fatal bagi teori evolusinya. Lebih lanjut, Darwin juga mengajukan satu teori bernama teori seleksi sanak famili (kin selection) sebagai jawaban alternatifnya atas perilaku eusosialisme hewan.

Ilustrasi mekanisme penurunan gen dari indukan. (Sumber)

Inti dari teori seleksi sanak famili adalah ketika bereproduksi & menghasilkan keturunan, suatu organisme induk akan menurunkan gennya pada anak-anak hasil reproduksinya. Semakin besar porsi gen yang diturunkan pada suatu individu, maka semakin tinggi pula dorongan pada individu tersebut untuk bekerja sama dengan individu lain yang punya kesamaan gen.

Lebih lanjut, karena pada dasarnya anak-anak dari sang induk dilahirkan dalam kondisi mandul, maka mau tidak mau mereka pun harus "melayani" sang induk (ratu) agar sang induk bisa terus menghasilkan keturunan & mempertahankan kelangsungan kaumnya. Namun, teori seleksi sanak famili sendiri masih memerlukan studi lebih lanjut, terutama soal mekanisme penurunan gennya & praktiknya pada organisme-organisme sosial yang lain.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



REFERENSI

Cronodon - Insect Society
Wikipedia - Eusociality
Wikipedia - Kin selection

  




COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



3 komentar:

  1. Oalah, aku baru tau tentang istilah eusosial ini.
    ah, Darwin, sayangnya orangnya dah keburu meninggal ;D

    BalasHapus
  2. Baru tau ada situs indonesia tentang dunia satwa yang isinya bagus begini. Lanjut min!

    BalasHapus
  3. iptek memang dahsyat, tapi alam semesta beserta isinya jauh lebih dahsyat.

    Saya merasa beruntung bertemu situs web ini: DAHSYAT ����

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.