Ustasa, Gerakan Ekstrimis Kroasia di Era Perang Dunia II



Adolf Hitler (kedua dari kiri) saat bersalaman dengan pemimpin Ustasa, Ante Pavelic. (wikipedia.org)

Balkan adalah sebutan untuk kawasan semenanjung yang terletak di Eropa Tenggara. Letak Balkan yang strategis karena berlokasi di antara Benua Asia & Eropa membuat kawasan ini dalam sejarahnya kerap menjadi arena konflik & perebutan oleh berbagai pihak.

Ketika Perang Dunia II meletus contohnya, kawasan Balkan juga tidak luput dari api peperangan antara kubu Poros (Axis) melawan kubu Sekutu (Allied). Selama perang di kawasan Balkan berlangsung, salah satu kelompok dari kubu Poros yang cukup menonjol dalam peperangan adalah Ustasa.

Ustasa / Ustasha, atau lebih lengkapnya lagi Ustasa - Hrvatski Revolucionarni Pokret (Ustasa - Gerakan Revolusioner Kroasia), adalah nama dari gerakan ekstrimis nasionalis Kroasia di era sebelum & selama Perang Dunia II.

Nama "ustasa" berasal dari bahasa Kroasia "ustati" yang kurang lebih berarti "bangkit melawan" sehingga kata "ustasa" secara kasar bisa diterjemahkan sebagai "orang-orang yang bangkit melawan" atau "para pemberontak". Lambang dari kelompok ini adalah huruf "U" besar yang kadang-kadang dimodifikasi dengan tambahan simbol salib atau motif papan catur berwarna merah & putih - simbol dari bangsa Kroasia.

Aneka logo Ustasa.

Para anggota Ustasa dikenal dengan sebutan "Ustase" & umumnya terdiri dari orang-orang Katolik setempat yang fanatik. Sekedar info, di kawasan Balkan - khususnya Yugoslavia - agama tidak hanya menjadi keyakinan semata, tapi juga menjadi simbol & identitas dari etnis-etnis setempat. Kebetulan, mayoritas dari etnis Kroasia adalah penganut agama Kristen Katolik.

Adapun etnis lain di Yugoslavia yang dicirikan berdasarkan agamanya adalah etnis Bosniak (Bosnia) yang sebagian besarnya menganut agama Islam & etnis Serbia (Serb) yang umumnya memeluk agama Kristen Ortodoks. Di medan perang, para anggota Ustasa terkenal dengan reputasinya sebagai pasukan yang pemberani & tak kenal belas kasihan.

Kendati keanggotaan dari Ustasa didominasi oleh orang-orang Katolik, Ustasa memiliki hubungan yang baik dengan Muslim Bosniak. Sebagian anggota Ustasa bahkan berasal dari etnis Bosniak karena baik etnis Kroasia maupun Bosniak sama-sama memusuhi etnis Serbia / Serb yang dulu pernah menjajah mereka sebelum era Perang Dunia II. Para Ustase juga menganggap bahwa agama yang dianut orang-orang Bosniak bisa membantu menjaga kemurnian darah etnis Kroasia.

Hal yang cukup menarik adalah walaupun Ustasa membenci etnis Serbia, Ustasa diketahui menjalin persekutuan dengan Chetnik - kelompok ekstrimis yang didirikan etnis Serbia - pada Perang Dunia II. Persekutuan itu sendiri bisa terjadi karena baik Ustasa maupun Chetnik sama-sama memusuhi kelompok milisi Partisan Yugoslavia yang berhaluan komunis.

Sejak dibentuk di tahun 1929, para anggota Ustasa memiliki cita-cita untuk mendirikan negara Kroasia merdeka yang saat itu wilayahnya dikuasai oleh Kerajaan Yugoslavia (Serbia). Menyusul pecahnya Perang Dunia II di tahun 1939, Ustasa lalu bersekutu dengan kubu Poros (Jerman & Italia) untuk meruntuhkan Yugoslavia & mendirikan negara Kroasia merdeka.

Namun menyusul kekalahan yang diderita kubu Poros di paruh akhir Perang Dunia II, negara Kroasia & Ustasa pun mengalami keruntuhan di akhir perang. Karena citra negatif Ustasa di mata orang Serbia, kata "Ustasa" di masa kini kerap digunakan oleh orang-orang Serbia untuk mengejek lawan politik atau menjuluki hal-hal yang berbau anti-Serbia.



LATAR BELAKANG & PEMBENTUKAN

Sejak permulaan abad ke-12, Kroasia adalah bagian dari Hongaria (belakangan dikenal sebagai Austria-Hongaria). Namun menjelang berakhirnya Perang Dunia I di tahun 1918 yang kelak mengakhiri riwayat dari Kekaisaran Austria-Hongaria, parlemen Kroasia memutuskan untuk memisahkan diri dari Austria-Hongaria.

Untuk mencegah wilayah Kroasia dipecah belah oleh negara-negara pemenang Perang Dunia I, parlemen Kroasia berniat untuk bergabung dengan sejumlah negara Balkan lainnya untuk membentuk negara baru yang cukup kuat menahan gempuran & pengaruh dari negara-negara besar lainnya.

Keinginan untuk bergabung dengan negara-negara Balkan yang lain sebenarnya tidak begitu mulus karena Stjepan Radic - pemimpin dari Hrvatska Seljacka Stranka (HSS; Partai Petani Kroasia) - menyatakan penolakannya karena khawatir orang-orang Kroasia di masa depan tidak akan diperlakukan secara setara & memberikan solusi alternatif bahwa Kroasia sebaiknya berdiri sebagai negara sendiri.

Peta dari Kroasia (nomor 2) saat masih menjadi bagian dari Kerajaan Yugoslavia. (wikipedia.org)

Kendati demikian, proses penggabungan Kroasia dengan negara-negara Balkan lainnya terus berjalan. Hasilnya, pada akhir tahun 1918 Kroasia secara resmi menjadi bagian dari kerajaan baru yang bernama Kerajaan Serbia, Kroasia, & Slovenia dengan Beograd di negara bagian Serbia sebagai ibukotanya. Ketakutan dari Radic mengenai masa depan Kroasia mulai menjadi kenyataan ketika pada tahun 1921, gaya pemerintahan Kerajaan menjadi semakin terpusat & kubu Serbia menjadi semakin dominan dalam aktivitas pemerintahan.

Perkembangan tersebut lantas direspon oleh upaya Radic & para simpatisannya untuk mengusahakan otonomi yang menjamin hak-hak khusus negara bagian Kroasia. Namun pada tahun 1928, upaya tersebut terancam gagal setelah Radic ditembak oleh anggota partai saingannya yang berhaluan pro-Serbia.

Tertembaknya Radic langsung memicu kemarahan orang-orang Kroasia sehingga timbullah pergolakan di dalam negeri. Buntutnya, pada tahun 1929 pihak Kerajaan memutuskan untuk mengambil langkah radikal demi mengembalikan stabilitas negara.

Negara bagian Kroasia dihapuskan & dipecah menjadi provinsi-provinsi yang lebih kecil. Nama kerajaan diganti menjadi Kerajaan Yugoslavia. Partai-partai politik dibubarkan. Kendali kekuasaan diserahkan sepenuhnya ke tangan raja. Pasca diberlakukannya aneka kebijakan tersebut, Ante Pavelic - salah satu anggota partai politik yang pro-Kroasia - melarikan diri ke Italia & kemudian mendirikan kelompok Ustasa.



AKTIVITAS USTASA

Bangkit sebagai Kelompok Bawah Tanah


Sejak awal pendiriannya, Pavelic selaku pendiri Ustasa memiliki tujuan untuk menumbangkan Kerajaan Yugoslavia karena ia berpikir bahwa negara merdeka Kroasia tak akan bisa didirikan bila Yugoslavia tidak dihancurkan lebih dulu. Cita-cita Ustasa untuk mendirikan negara Kroasia yang merdeka membuat kelompok tersebut berhasil meraih dukungan dari para perantauan etnis Kroasia di seantero Eropa & Amerika.

Ustasa juga mendapat dukungan dari Benito Mussolini - pemimpin fasis Italia - karena Mussolini tertarik akan ideologi Ustasa & ia juga punya rencana rahasia untuk menduduki sebagian wilayah Yugoslavia suatu hari nanti.Ustasa mulai menampakkan aktivitas bersenjatanya ketika pada tahun 1932, beberapa anggota Ustasa yang dibantu oleh para petani lokal yang pro-Ustasa menyerang pos militer di Brusani.

Ante Pavelic, pendiri sekaligus pemimpin Ustasa. (wikipedia.org)

Tahun 1934, Ustasa yang dibantu oleh anggota Vatreshna Makedonska-Revolutsionna Organizatsiya (VMRO; Organisasi Revolusioner Internal Makedonia) - suatu kelompok ekstrimis Makedonia yang anti-Yugoslavia - berhasil membunuh raja dari Yugoslavia, Alexander I.

Akibat peristiwa pembunuhan tersebut, semua organisasi di seantero Eropa yang dianggap memiliki kaitan dengan Ustasa ditutup. Pavelic sendiri selaku pemimpin dari Ustasa ditangkap di Italia pada tahun 1934 sebelum kemudian dibebaskan pada tahun 1936.

Masa depan dari Ustasa kelihatannya bakal semakin redup ketika pada tahun 1937, Italia - negara yang pemimpinnya selama ini menaruh dukungan pada Ustasa - menandatangani pakta persahabatan dengan Yugoslavia & melarang aktivitas Ustasa tak lama sesudahnya. Namun faktanya, Ustasa tetap melanjutkan aktivitasnya walaupun secara diam-diam & berhasil merekrut sejumlah simpatisan baru dari kalangan mahasiswa Kroasia.

Di Yugoslavia sendiri, pasca terbunuhnya Raja Alexander I wilayah Kroasia sempat mendapatkan kembali otonominya pada tahun 1939. Kendati demikian, namun para politikus Kroasia diam-diam masih tetap menaruh impian untuk mendirikan negara Kroasia merdeka.


Berjaya sebagai Pendiri & Pelindung Kroasia

Tahun 1941 alias 2 tahun setelah Perang Dunia II dimulai di Eropa, pasukan Jerman yang dibantu oleh Italia & Hongaria menginvasi Kerajaan Yugoslavia. Pertempuran berjalan sangat sulit bagi tentara Yugoslavia karena selain faktor keterbatasan senjata & logistik, orang-orang non-Serbia - utamanya Kroasia - di wilayah Yugoslavia menolak saat diminta ikut berperang & malah mendukung Jerman karena mereka berharap Jerman bisa membebaskan mereka dari bayang-bayang etnis Serbia yang menguasai pusat pemerintahan Yugoslavia.

Akibatnya sudah bisa ditebak. Hanya dalam waktu 10 hari sejak pertempuran di Yugoslavia pertama kali meletus, pasukan Yugoslavia dipaksa mengangkat bendera putih & wilayah Yugoslavia pun sejak saat itu dikuasai oleh kubu Poros.

Di sela-sela pertempuran antara kubu Poros melawan Yugoslavia, Slavko Kvaternik - anggota Ustasa yang juga berpangkat sebagai kolonel Yugoslavia - menduduki sebuah kantor radio di Zagreb, ibukota Kroasia, & mendeklarasikan berdirinya Nezavisna Drzava Hrvatska (Negara Kroasia Merdeka).

Peta negara Kroasia merdeka (warna merah). (theneosr.egloos.com)

Dengan keluarnya deklarasi tersebut yang diikuti dengan kekalahan pasukan Yugoslavia beberapa hari sesudahnya, cita-cita masyarakat Kroasia untuk mendirikan negara sendiri pun akhirnya menjadi kenyataan. Pavelic selaku pemimpin dari Ustasa lalu diangkat sebagai Poglavnik (pemimpin tertinggi dari Kroasia).

Tak lama sesudah berhasil mendirikan negara Kroasia, Ustasa mengumumkan rencananya untuk "memurnikan" ras Kroasia. Orang-orang Serbia adalah sasaran utama dari kebijakan pemurnian tersebut di mana Ustasa memiliki rencana untuk membunuh 1/3 dari seluruh penduduk etnis Serbia di Kroasia, mengusir 1/3 lainnya keluar Kroasia, & mengharuskan 1/3 sisanya untuk memeluk agama Katolik.

Rencana tersebut lantas diikuti dengan aksi-aksi penangkapan & pembunuhan massal kepada orang-orang Serbia di Kroasia. Selain etnis Serbia, etnis Yahudi & Gipsi (Romania) juga ikut menjadi sasaran pembantaian. Tak hanya melakukan pembunuhan massal, para anggota Ustasa juga menutup & menghancurkan gereja-gereja Ortodoks yang ada di Kroasia.

Negara Kroasia yang baru berdiri juga tidak sepi dari perlawanan karena sejak tahun 1941, kelompok Partisan Yugoslavia yang pro-komunis memulai aktivitas bersenjatanya untuk mengusir pasukan kubu Poros dari Semenanjung Balkan. Di mata pasukan Partisan, Kroasia dianggap tidak lebih sebagai negara boneka buatan kubu Poros sehingga harus ikut dihancurkan pula.

Awalnya Kroasia menerjunkan tentara nasionalnya yang dikenal dengan nama"Hrvatsko Domobranstvo" (HD; Pasukan Tanah Air Kroasia) untuk menumpas aktivitas Partisan. Namun, minimnya rasa disiplin & ketrampilan bertarung dari sebagian anggota HD membuat pemerintah Kroasia memutuskan untuk ikut menerjunkan para anggota Ustasa di medan perang.


Para personil Ustasa saat berpose di atas para korbannya. (ustasa.seebyseeing.net)


Tumbang di Tangan "Saudara" yang Pro-Komunis

Pasukan Kroasia yang dibantu oleh pasukan kubu Poros & milisi Chetnik awalnya berhasil menekan kubu Partisan. Namun sejak tahun 1942, kondisinya mulai berbalik setelah pasukan Partisan pada tahun itu mulai menerima bantuan logistik & persenjataan dari pihak Sekutu, musuh dari pihak Poros dalam Perang Dunia II.

Kondisi dari pihak Poros dalam pertempuran di Balkan semakin lemah setelah sejak tahun 1943, Italia menarik diri dari pertempuran. Situasi makin runyam setelah Rumania & Bulgaria yang awalnya merupakan bagian dari kubu Poros ikut menarik diri dari pertempuran & malah berbalik menyatakan perang kepada Jerman di tahun 1944. Seolah itu belum cukup, jumlah etnis Kroasia yang bergabung dengan kubu Partisan juga semakin banyak.

Semakin tidak menguntungkannya alur peperangan bagi pihak Kroasia membuat rezim negara tersebut mulai dilanda perpecahan. Bulan Agustus 1944 contohnya, sebuah kudeta yang dirancang oleh beberapa orang menteri Kroasia untuk mengakhiri kepemimpinan Ante Pavelic dilancarkan, namun gagal & para pelaku serta perencananya kemudian dieksekusi.

Kehancuran dari Kroasia seolah hanya tinggal masalah waktu setelah pada awal Mei 1945, Jerman mengakui kekalahannya. Pernyataan menyerah tersebut lalu diikuti dengan upaya pasukan Jerman & sebagian anggota pasukan Kroasia - termasuk Ustasa - untuk melarikan diri ke Austria, namun mereka berhasil dicegat di perbatasan & kemudian dibantai oleh para anggota Partisan.

Prajurit Partisan Yugoslavia. (forum.axishistory.com)

Tanggal 15 Mei 1945, pasukan Partisan sukses menduduki Zagreb & dengan demikian, perang di tanah Kroasia pun berakhir. Sebuah negara republik berhaluan komunis lalu didirikan oleh Josip Broz Tito - pemimpin Partisan yang berdarah setengah Kroasia & setengah Slovenia - di atas Yugoslavia untuk menggantikan negara-negara boneka yang dibentuk Jerman & sekutu-sekutunya. Kroasia sendiri menjadi 1 dari 6 negara bagian yang menyusun republik baru tersebut.

Mengenai nasib Ustasa sendiri, sejak perang berakhir kelompok tersebut secara otomatis bubar & para anggotanya yang selamat pergi melarikan diri keluar Kroasia. Pavelic selaku pemimpin Ustasa sendiri berhasil melarikan diri ke Austria sebelum akhirnya meninggal di Spanyol pada tahun 1959.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



BIODATA

Nama resmi : Ustasa - Hrvatski Revolucionarni Pokret
Tahun aktif : 1929 - 1945
Area operasi : Kroasia
Ideologi : fasisme Kroasia, Katolik garis keras



REFERENSI

Bracewell, C.. 2008. "Croatia". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Milcic, A.. "Croatian Axis Forces in WWII".
(www.feldgrau.com/a-croatia.html)

Wikipedia. "Ustasa".
(en.wikipedia.org/wiki/Ustasa)

Wikipedia. "History of Croatia".
(en.wikipedia.org/wiki/History_of_Croatia)

Wikipedia. "Independent State of Croatia".
(en.wikipedia.org/wiki/Independent_State_of_Croatia)

Wikipedia. "Yugoslav Front".
(en.wikipedia.org/wiki/Yugoslav_Front)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



4 komentar:

  1. Apakah VMRO itu nama resminya "Vnatrešna makedonska revolucionerna organizacija" bukannya "Vatreshna Makedonska-Revolutsiona Organizastsiya"? Sebab kepanjangan resminya pake bahasa Makedonia (yang serumpun dengan bahasa Serbia dan Kroasia) dan bukannya dalam bahasa Rusia, seperti yang diterangkan dalam artikel ini. Salam

    BxHxTxCx @ Panoramio

    BalasHapus
  2. @anonim

    Kepanjangan VMRO yang saya tulis di artikel ya kepanjangan versi bahasa Makedonianya. Saya mengutip kepanjangannya dari Encyclopaedia Britannica.

    VMRO

    Saya udah mengecek kepanjangan yang anda kasih di Google Translate, tapi translatornya gak menampilkan hasil terjemahan apa-apa. Translatornya baru menampilkan makna yang benar waktu saya memasang kepanjangan yang memakai abjad Cyrilic. Jadi tebakan saya, kepanjangan versi Wiki & versi Britannica bisa berbeda karena adanya perbedaan mengenai cara mengubah tulisan berabjad Cyrillic ke dalam abjad Latin.

    BalasHapus
  3. boleh request tentang chetnik tidak, yaitu organisasi nasional paramiliter serbia yang disebutkan diatas. yang aku tanyakan walaupun chetnik didominasi etnis serbia yang mayoritas beragama kristen orthodoks timur, namun ternyata anggota chetnik ada juga yang berasal dari etnis bosniak yang beragama islam. apakah hal tersebut mirip ustasa yang mayoritas kroasia-katolik namun juga beranggotakan muslim bosnia atau memang sebagian etnis bosnia ada yang pro serbia meski sebagian besar bermusuhan dengan etnis serbia layaknya etnis kroasia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sebagian orang Muslim Bosnia memang ada yang tergabung dalam Chetnik karena Chetnik mendukung keberadaan Kerajaan Yugoslavia, misalnya Ismet Popovac. Tapi jika dibandingkan dengan Ustasa & Partisan, jumlah orang Muslim yang menjadi anggota Chetnik lebih sedikit. Karena etnis Serbia menganggap segala hal yang berbau Islam sebagai warisan dari Ottoman bekas penjajah mereka & ancaman bagi kemurnian etnis Serbia.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.