Perang Yaman, Anarki di Tumit Jazirah Arab



Tank militer Yaman. (Sumber)

Jazirah Arab adalah nama dari sebuah semenanjung raksasa di Asia Barat yang memiliki bentuk menyerupai sepatu bot. Daratan beriklim panas ini dikenal sebagai salah satu daerah termakmur di dunia berkat cadangan minyak yang ada di bawahnya. Namun, tidak semua negara penghuni Jazirah Arab bergelimang dengan kekayaan. Yaman yang terletak di bagian "tumit" semenanjung ini adalah contoh negara yang tidak beruntung tersebut. Karena selain hanya memiliki cadangan minyak berjumlah sedikit, Yaman juga harus bergumul dengan perang yang sedang mencabik wilayahnya.

Perang Yaman / Krisis Yaman adalah sebutan untuk perang saudara yang mengambil tempat di Yaman. Sulit mendeskripsikan rentang waktu & ruang lingkup perang ini sebagai akibat dari begitu banyaknya pihak yang terlibat, di mana masing-masing pihak memiliki kepentingannya sendiri-sendiri. Sebagai contoh, kelompok cabang Al-Qaeda di Yaman (AQAP) ingin mengubah Yaman menjadi negara Islam.

Di lain pihak, kelompok separatis di Yaman Selatan ingin menjadikan wilayahnya sebagai negara merdeka. Jadi, untuk artikel ini, pihak Republik akan membatasi Perang Yaman sebagai periode krisis politik & konflik bersenjata yang berlangsung sejak tahun 2011. Tahun terjadinya Revolusi Yaman, demonstrasi besar yang muncul sebagai efek dari gelombang protes yang saat itu sedang menerjang negara-negara Arab.

Hingga artikel ini selesai ditulis, pihak-pihak yang terlibat dalam Perang Yaman secara garis besar bisa dibagi ke dalam faksi-faksi berikut :
- kubu pro pemerintahan Hadi
- kubu pro pemerintahan Houthi
- kubu Islamis "bendera hitam" (AQAP)
- kubu separatis Yaman Selatan



LATAR BELAKANG

1. Penyebab Pemberontakan Houthi

Sejak tahun 1918, di Yaman Utara berdiri Kerajaan Mutawakilit Yaman yang kekuasaannya didominasi oleh golongan Hashemit Zaidi (Zaidi adalah cabang dalam agama Islam sekte Syiah). Namun pada tahun 1962, timbul kudeta militer di Yaman Utara yang mengakhiri era kerajaan & mengawali era republik.

Pasca kudeta, wilayah Saada / Sa'dah di sebelah utara yang merupakan basis utama kubu Hashemit dipinggirkan dari kegiatan modernisasi untuk mencegah mereka memberontak di kemudian hari. Menyusul bersatunya Yaman Utara dengan Yaman Selatan di tahun 1990, rezim baru Yaman mengalami peningkatan hubungan dengan Arab Saudi karena rezim Wahabi di Saudi ingin memastikan Yaman tidak diperintah oleh kaum Syiah.

Sejumlah orang dari kubu Hasehmit merasa khawatir bahwa kelak kaum Wahabi bisa mendominasi Yaman. Maka, mereka pun membentuk kelompok "Ash-Shabab Al-Mukminin" (Para Pemuda Beriman) dengan Hussein Badreddin Houthi sebagai pemimpinnya. Bulan September 2004, Hussein terbunuh setelah kelompoknya terlibat baku tembak dengan pasukan pemerintah Yaman.

Pasca peristiwa tersebut, Abdul Malik Badreddin Houthi yang masih memiliki hubungan darah dengan Hussein naik menjadi pemimpin baru Ash-Shabab. Nama kelompok tersebut lalu diubah menjadi Houthi & kelompok yang bersangkutan beralih ke jalur perjuangan bersenjata untuk merealisasikan tujuannya.


Yaman Utara & Selatan saat masih menjadi 2 negara terpisah.


2. Penyebab Pemberontakan Yaman Selatan

Tahun 1990, pemerintah Yaman Utara & Yaman Selatan sepakat untuk menyatu. Ali Abdullah Saleh yang berasal dari Utara diserahi jabatan presiden sementara hingga pemilu tahun 1993 digelar. Pasca pemilu, partai pendukung Saleh (GNC) berhasil memenangkan pemilu sehingga masa jabatan Saleh sebagai presiden pun diperpanjang.

Namun, hasil pemilu tersebut menuai protes dari penduduk Yaman Selatan karena menjelang pemilu, politikus-politikus Yaman Selatan banyak yang menjadi sasaran teror & pembunuhan. Ketika kedua belah pihak gagal menyelesaikan perbedaan pendapat lewat jalur damai, perang antara militer Yaman Utara & Selatan pun pecah pada bulan Mei 1994.

Bulan Juli 1994, pasukan Yaman Utara berhasil merebut kota Aden sekaligus mengakhiri perang dengan kemenangan pihak Utara. Pasca perang, dominasi kubu Utara di pemerintahan pusat menjadi semakin kuat sehingga penduduk Yaman Selatan merasa dipinggirkan & dikhianati.

Dikombinasikan dengan gaya pemerintahan Yaman yang otoriter & lambatnya modernisasi serta peningkatan kualitas hidup di Yaman Selatan, ide supaya Yaman Selatan kembali menjadi negara sendiri pun muncul ke permukaan. Maka, pada tahun 2007, golongan pendukung kemerdekaan Yaman Selatan pun membentuk kelompok bersenjata dengan nama "Southern Movement" (SM; Gerakan Selatan).


Massa pendukung kemerdekaan Yaman Selatan. (Sumber)


3. Penyebab Pemberontakan AQAP

Sejak tahun 1994, Afganistan dikuasai oleh kelompok Taliban & Al-Qaeda yang sama-sama mengusung paham Islam garis keras. Di Afganistan, Al-Qaeda lalu mendirikan kamp-kamp militer untuk merekrut & melatih milisi-milisi asing (mujahidin). Harapannya, begitu mereka selesai menerima latihan, mereka akan kembali ke negara asalnya masing-masing, memulai pemberontakan bersenjata di sana, & mengganti pemerintahan yang ada dengan pemerintahan berbasis hukum Islam yang tunduk pada Al-Qaeda.

Dua dari sekian banyak kelompok cabang Al-Qaeda yang terbentuk lewat cara tadi adalah Al-Qaeda in Saudi Arabia (AQSA) & Al-Qaeda in Yemen (AQY). Tahun 2008, aparat Arab Saudi melakukan razia & penangkapan besar-besaran kepada para anggota AQSA atas tuduhan berniat menggulingkan rezim kerajaan Saudi. Mereka yang lolos dari penangkapan kemudian melarikan diri ke Yaman yang terletak di sebelah selatan Arab Saudi.

Tahun 2009, sisa-sisa anggota AQSA & AQY sepakat untuk melebur membentuk kelompok baru dengan nama "Al-Qaeda in the Arabian Peninsula" (AQAP; Al-Qaeda di Jazirah Arab). Dengan memanfaatkan lemahnya kontrol pemerintah pusat Yaman atas wilayah-wilayah di luar ibukota Sana'a, AQAP pun terus melanjutkan aktivitasnya di mana selain berhadapan dengan militer Yaman, AQAP juga terlibat konflik dengan militer AS & milisi-milisi anti-AQAP.


Pasukan AQAP.


4. Fenomena "Musim Semi Arab"

Yaman adalah negara termiskin di Jazirah Arab sebagai akibat dari minimnya sumber daya alam bernilai tinggi di wilayahnya. Di Yaman memang terdapat cadangan minyak bumi, namun cadangan minyak tersebut baru ditemukan pada dekade 1980-an & diprediksi akan habis di tahun 2017.

Hasil pendapatan dari minyak juga dianggap tidak dialokasikan secara benar karena uang hasil penjualan minyak justru malah dimanfaatkan oleh anggota pemerintahan Yaman untuk memperkaya diri. Bukan hanya itu, untuk menjaga kelangsungan rezimnya & membungkam suara-suara kritis, Presiden Ali Abdullah Saleh juga menerapkan gaya pemerintahan otoriter. Kombinasi dari hal-hal tadi lantas menuai rasa tidak suka dari rakyat Yaman.

Bulan Februari 2011, gelombang aksi protes Musim Semi Arab (Arab Spring) akhirnya merambat ke Yaman. Para demonstran di Yaman menjadikan isu kesenjangan sosial & monopoli pemerintahan sebagai sasaran protes utamanya.

Pasca timbulnya kontak senjata di ibukota Sana'a & adanya tekanan dari negara-negara Arab yang lain, Saleh akhirnya bersedia turun dari jabatannya pada bulan November 2011. Abd Rabbuh Mansur Hadi lalu naik menjadi presiden baru Yaman via pemilu di bulan Februari 2012 yang hanya diikuti oleh 1 kandidat. Namun, turunnya Saleh tidak serta merta membawa perbaikan instan bagi Yaman karena belum semua pihak mau bersikap kooperatif dengan penerus Saleh.


Peta konflik di Yaman hingga bulan Maret 2015. (Sumber)


BERJALANNYA KONFLIK

Anarki di Dalam & Luar Ibukota

Kacaunya situasi ibukota Sana'a berhasil dimanfaatkan oleh Houthi untuk memperkuat diri. Sejak akhir tahun 2011, kelompok tersebut berhasil memperluas daerah kekuasaannya hingga mencakup provinsi Hajjah, Amran, & Al-Jawf yang terletak di sebelah selatan Sa'dah. Meluasnya daerah kekuasaan Houthi pada gilirannya berdampak pada semakin seringnya mereka terlibat kontak senjata dengan milisi-milisi Muslim Sunni setempat.

Sekedar info, ketika terlibat konflik dengan Houthi, pemerintah Yaman sengaja mempersenjatai kelompok-kelompok suku di Yaman utara supaya mereka bisa membantu melemahkan Houthi. Di pesisir Yaman selatan, kondisinya tidak jauh berbeda. Pos-pos militer yang ada di sebelah selatan menjadi sasaran serangan sporadis milisi-milisi SM. Lalu pada bulan Agustus 2011, pasukan SM menyerang sebuah penjara di Lahj & membebaskan lebih dari 20 tahanan di dalamnya.

Di ibukota Sana'a sendiri, SM juga turut mengirimkan anggotanya untuk ikut terlibat dalam aksi protes menentang rezim Saleh. Namun SM menolak untuk ikut ambil bagian dari pemilu presiden di bulan Februari 2012 & meminta pemberian kemerdekaan Yaman Selatan sebagai harga mati. Selain SM, kelompok lain yang juga aktif di pesisir selatan Yaman (beserta Yaman tengah) adalah AQAP, di mana aksi-aksi penyerangan yang dilakukan oleh AQAP didominasi oleh bom mobil & bom bunuh diri.

Menjelang akhir tahun 2013, pasukan Houthi kembali terlibat aksi saling bunuh dengan milisi-milisi Sunni aliran Salafi di Provinsi Sa'dah. Akibat konflik ini, 830 warga Sunni dilaporkan tewas. Sebagai solusi untuk mencegah timbulnya korban jiwa lebih banyak, pemerintah Yaman lantas merelokasi milisi-milisi Sunni & para keluarganya ke Provinsi Al-Hudaydah yang terletak di pesisir Laut Merah. Menghilangnya milisi-milisi Sunni tadi secara otomatis membuat kedudukan Houthi di Yaman utara menjadi semakin kuat, sehingga jalan mereka menuju ibukota Yaman menjadi terbuka lebar.


Presiden Yaman, Abd Rabbuh Mansur Hadi. (Sumber)


Kudeta oleh Houthi

Pasukan Houthi akhirnya benar-benar memasuki ibukota Sana'a dari arah utara pada bulan September 2014. Ada dugaan kalau keberhasilan Houthi menguasai Sana'a tidak lepas dari dukungan mantan presiden Ali Abdullah Saleh yang masih berharap bisa kembali ke kursi presiden. Di Sana'a, Houthi melakukan perundingan dengan Presiden Hadi untuk menentukan komposisi pemerintahan baru Yaman.

Selagi perundingan masih berjalan, pasukan Houthi di Sana'a & sekitarnya juga terlibat konflik dengan pasukan AQAP karena AQAP menganggap Syiah sebagai golongan yang sesat & pantas dibinasakan. Bulan Januari 2015, Presiden Hadi mengundurkan diri dari kursi presiden setelah rumahnya dikepung oleh milisi-milisi Houthi. Sebulan kemudian, pasukan Houthi membubarkan parlemen secara paksa & mendeklarasikan berdirinya "Pemerintahan Revolusi".

Namun Hadi & para pengikutnya masih belum menyerah. Bersama, mereka mendirikan pemerintahan tandingan di kota Aden, Yaman selatan. Yaman pun kini memiliki 2 pemerintahan yang sama-sama mengklaim dirinya sebagai pemerintahan yang sah : pemerintahan Houthi di Sana'a & pemerintahan Hadi di Aden. Dunia internasional sendiri mengakui pemerintahan Hadi sebagai penguasa berdaulat Yaman.

Pasukan Houthi di Sana'a. (Sumber)

Bulan Maret 2015, konflik di Yaman akhirnya memasuki babak baru setelah pasukan Houthi berhasil merebut kota Taiz yang terletak di sebelah barat laut Aden. Masih di bulan yang sama, pasukan elit Republican Guard (Garda Republik) yang masih loyal kepada Saleh juga terlibat pertempuran dengan pasukan loyalis Hadi.

Khawatir kalau Houthi akan mencaplok Aden dalam waktu dekat, Arab Saudi mengirimkan pesawat tempurnya untuk membombardir kedudukan pasukan Houthi di Yaman. Dengan masih simpang siurnya kondisi sosial politik di Yaman & begitu banyaknya pihak yang terlibat, Perang Yaman nampaknya masih akan berlangsung dalam waktu lama.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERANG (HINGGA MARET 2015)

Waktu & Lokasi Pertempuran
- Waktu : 2011 - sekarang
- Lokasi : Yaman

Pihak yang Bertempur
(Negara)  -  Yaman, Arab Saudi (sejak 2015)
(Grup)  -  milisi pro Hadi
        melawan
(Grup)  -  Houthi, Republican Guard, milisi pro Saleh
        melawan
(Grup)  -  AQAP
       melawan
(Grup)  -  Southern Movement

Hasil Akhir
Belum diketahui

Korban Jiwa
Lebih dari 3.200 jiwa



REFERENSI

Al Jazeera - Profile : Yemen's Houthi fighters
CFR - Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP)
CNN - Yemen holds presidential election with one....
FT - Yemen’s former president Ali Abdullah Saleh....
Global Times - Yemeni gov't evacuates Salafis from....
Informed Comment - Yemen in 2014 : 1500 Killed as....
Reuters - Yemen's Houthis dissolve parliament, assume....
Reuters - Yemen Houthi rebels advance despite Saudi....
Wikipedia - South Yemen insurgency
YemenOnline - Yemen al-Qaeda claimes responsibility....
Yemen Times - Houthis and Southern Movement to....
 - . 2008. "Yemen". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.







COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



7 komentar:

  1. ini salah satu blog sejarah terbaik yg pernah saya baca, dan saya selalu mampir di blog ini, mohon diteruskan utk memberikan informasinya..

    saya bukan spammer yg suka sebar url link, saya asli user republik tawon.

    mantap dan terus kembangkan...

    BalasHapus
  2. lengkap banget, kunjungi balik gan dan berkomentar

    BalasHapus
  3. Saya sangat menyukai blog ini...
    Sangat detail dan lengkap....
    Jika ada sisi lain dari torehan sejarah yang anda ceritakan, mohon juga bisa disajikan agar setiap pembaca memiliki khazanah yang lebih luas dalam meniali setiap torehan sejarah manusia

    BalasHapus
  4. Oh ternyata gini konfliknya baru tahu saya. Thanks gan, keep update terus gan :D

    BalasHapus
  5. sangaattt membantuuuuuu. Jadi konflik yang terjadi di 2015 itu merupakan puncak dari perjalanan konflik selama ini ya?

    BalasHapus
  6. Mantab ulasannya.
    Bisa angkat peristiwa mangkuk merah di Kalimantan akhir thn 1960 an.?

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.