Perang Balkan, Pupusnya Hegemoni Ottoman di Eropa



Pasukan Serbia (kiri) saat melawan pasukan Ottoman di Kumanovo. (heroesofserbia.com)

Semenanjung Balkan adalah sebutan untuk daratan besar yang terletak di Eropa tenggara & berseberangan langsung dengan daratan Asia (Anatolia). Ada banyak hal yang menjadikan kawasan ini begitu penting dalam perjalanan sejarah dunia, misalnya karena di sinilah tersembul peradaban Yunani Kuno yang hasil-hasil pemikiran & inovasi teknologinya menjadi tonggak bagi perkembangan ilmu pengetahuan dunia.

Kalau dalam aspek sosial politik, Semenanjung Balkan dikenal sebagai salah satu daerah yang kerap bergejolak & menjadi sasaran penaklukan bangsa-bangsa luar sebagai akibat dari lokasinya yang strategis. Satu dari sekian banyak konflik tersebut adalah Perang Balkan, topik pembahasan dalam artikel kali ini.

Perang Balkan merupakan sebutan untuk konflik bersenjata yang berlangsung di Semenanjung Balkan pada tahun 1912 - 1913. Akibat perang ini, Ottoman selaku negara pendahulu Republik Turki harus kehilangan hampir seluruh wilayahnya di Benua Eropa, dengan pengecualian untuk kawasan Konstantinopel & sekitarnya.

Perang Balkan sendiri bermula ketika negara-negara Balkan yang mencakup Bulgaria, Serbia, Yunani, & Montenegro menjalin aliansi supaya bisa menaklukkan Rumelia, wilayah Balkan yang sedang dikuasai oleh Kesultanan Ottoman. Ketika Ottoman berhasil dikalahkan, negara-negara tadi justru kemudian malah terlibat konflik satu sama lain karena adanya perbedaan pendapatan mengenai pembagian wilayah hasil penaklukan.



LATAR BELAKANG

Semenjak runtuhnya Kekaisaran Byzantium & jatuhnya Konstantinopel ke tangan Ottoman pada abad ke-15, mayoritas wilayah Balkan secara berangsur-angsur berada di bawah kekuasaan Ottoman. Ottoman merupakan negara yang dipimpin oleh sultan dari etnis Turk & menjadikan Islam sebagai agama resmi negara, sementara penduduk Balkan sendiri komposisinya terdiri dari beragam etnis & umumnya menganut agama Kristen Ortodoks.

Adanya perbedaan kultural yang kontras antara penduduk asli Balkan dengan pemerintah Ottoman, mewabahnya ide mengenai nasionalisme berbasis etnis pasca Revolusi Perancis, & ketidakpuasan terhadap gaya pemerintahan Ottoman lantas menjadi alasan mengapa penduduk setempat berambisi menjadikan tanah airnya sebagai negara merdeka.

Satu demi satu, wilayah-wilayah Ottoman di Semenanjung Balkan mengalami pemberontakan & berhasil melepaskan diri. Memasuki tahun 1900-an, negara-negara Balkan yg terbentuk dari bekas wilayah Ottoman mencakup Serbia, Montenegro, Bulgaria, & Yunani. Namun keberhasilan mereka menjadi negara merdeka nyatanya masih belum membuat mereka puas.

Masing-masing negara kini berambisi mencaplok sisa-sisa wilayah Ottoman di Semenanjung Balkan supaya wilayah masing-masing negara bisa bertambah luas. Ottoman sendiri masih memiliki sisa wilayah yang cukup luas di Balkan, di mana provinsi-provinsinya mencakup wilayah yang terletak di sebelah utara Yunani & sebelah selatan Serbia, Montenegro, & Bulgaria.

Peta Balkan di tahun 1900.

Tanggal 13 Maret 1912, Bulgaria & Serbia menjalin aliansi militer rahasia sebagai langkah awal untuk memerangi Ottoman bersama-sama. Beberapa bulan kemudian, giliran Yunani & Montenegro yang ikut dilibatkan dalam perjanjian militer serupa. Setelah masing-masing negara membentuk perjanjian militer bilateral satu sama lain, keempat negara tadi akhirnya sepakat untuk bersama-sama membentuk aliansi bernama "Liga Balkan" pada bulan September 1912.

Bulgaria merupakan negara anggota Liga Balkan yang paling kuat dengan melihat jumlah tentaranya yang mencapai lebih dari setengah juta personil. Sementara Montenegro di atas kertas merupakan negara terlemah karena wilayahnya yang kecil & masih bergantungnya negara tersebut terhadap bantuan militer Serbia.

Kondisi Ottoman sendiri sejak permulaan abad ke-20 memang sedang bermasalah. Sektor militernya terlambat mengalami modernisasi & peremajaan alutsista. Pun demikian dengan fasilitas-fasilitas penunjangnya semisal jalan raya untuk kemudahan mobilisasi pasukan Ottoman di wilayah Balkan.

Pada tahun 1908, para prajurit Ottoman yang tergabung dalam gerakan Turki Muda bahkan berani melakukan pemberontakan karena mereka menuntut sultan Ottoman melakukan reformasi politik & mengubah negaranya menjadi monarki konstitusional.

Memasuki tahun 1911, Ottoman terlibat perang melawan Italia karena Italia menginginkan wilayah Ottoman di Afrika utara (Libya). Dengan memanfaatkan tersitanya perhatian Ottoman akibat perang melawan Italia, Liga Balkan merasa bahwa inilah saat yang tepat untuk memerangi Ottoman.


Pasukan infantri Ottoman. (Cplakidas / wikipedia.org)


PERANG BALKAN PERTAMA (1912 - 1913)

Front Barat (Ottoman versus Serbia & Montenegro)

Tanggal 7 Oktober 1912, pasukan Montenegro melakukan serangan mendadak ke dekat Podgorica, sekaligus menjadi konflik pembuka dalam Perang Balkan. Tindakan Montenegro tersebut sama sekali tidak diduga Ottoman mengingat Montenegro merupakan negara terkecil di Semenanjung Balkan, sehingga sekilas Montenegro tidak akan berani bertindak senekat itu.

Namun berkat bantuan uang serta senjata dari negara-negara Balkan sekutunya & masih kurang siapnya pasukan Ottoman di Balkan, pasukan Montenegro secara mengesankan berhasil merebut provinsi-provinsi Ottoman di pesisir barat Balkan hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. Situasi makin runyam bagi Ottoman setelah pada tanggal 18 Oktober, negara-negara anggota Liga Balkan lainnya turut menyatakan perang & menyerbu wilayah Ottoman dari balik perbatasannya masing-masing.

Respon Ottoman begitu negara-negara Liga Balkan menginvasi wilayah Ottoman adalah langsung membuat perjanjian damai dengan Italia pada tanggal yang sama & membiarkan Italia menguasai Libya. Namun hal tersebut tidak banyak membantu kinerja pasukan Ottoman dalam Perang Balkan yang harus bertempur di banyak front sekaligus secara mendadak.

Di front barat contohnya, di saat masih kewalahan menghadapi amukan pasukan Montenegro, pasukan Ottoman kini juga harus berhadapan dengan pasukan Serbia. Hanya dalam kurun waktu 5 hari setelah mengeluarkan pernyataan perang, pasukan Serbia berhasil menduduki kota Pristina (sekarang menjadi ibukota Kosovo) & Novi Pazar (sekarang terletak di Serbia barat daya).

Peta lokasi Pristina & Novi Pazar.

Ketika pasukan Serbia mencoba memasuki wilayah Makedonia, timbul pertempuran antara pasukan Serbia & Ottoman di Kumanovo, Makedonia utara. Hasilnya, pasukan Serbia berhasil keluar sebagai pemenang sehingga mereka bisa memasuki wilayah di selatan Kumanovo secara leluasa & kemudian mencaplok Skopje pada tanggal 26 Oktober.

Bulan berganti, pasukan Serbia masih menunjukkan superioritasnya setelah pada tanggal 16 & 19 November, pasukan Serbia secara berturut-turut berhasil mengalahkan pasukan Ottoman di Prilep & Bitola, Makedonia selatan.

Sementara itu di pesisir barat Balkan, kekalahan demi kekalahan yang diderita pasukan Ottoman membuat golongan nasionalis Albania merasa khawatir kalau daerah mereka kelak akan dicaplok & dipecah oleh negara-negara Liga Balkan, sehingga mereka lalu mendeklarasikan kemerdekaan Albania secara sepihak pada tanggal 28 November.

Pasca keluarnya deklarasi tersebut, Serbia kemudian mengalihkan fokusnya ke sebelah barat untuk mencaplok wilayah Albania. Awal bulan Desember 1912, mereka menduduki kota Elbasan. Beberapa bulan kemudian atau tepatnya pada bulan April 1913, giliran kota Lushnja & Berat yang jatuh ke tangan Serbia pasca keberhasilan mengalahkan pasukan Ottoman di Albania.

Tidak semua wilayah Albania berhasil direbut oleh pasukan Montenegro & Serbia. Kota Skutari yang terletak di Albania barat daya masih berada di tangan Ottoman kendati kota tersebut sejak bulan Februari 1913 menjadi sasaran penyerbuan pasukan Montenegro.

Skutari sebenarnya sempat direbut oleh pasukan Montenegro ketika Ottoman menarik mundur pasukannya dari kota tersebut pada bulan April 1913. Namun menyusul munculnya tekanan dari negara-negara adidaya Eropa membuat pasukan Montenegro terpaksa meninggalkan Skutari pada tanggal 5 Mei. Skutari sendiri nantinya menjadi bagian dari negara Albania merdeka.


Pasukan artileri Serbia.


Front Timur (Ottoman versus Bulgaria)

Dari sekian banyak front yang harus dihadapi pasukan Ottoman dalam Perang Balkan Pertama, Ottoman menjadikan front timur sebagai front terpentingnya karena ibukota Konstantinopel terletak tidak jauh dari front tersebut. Pertempuran pertama antara pasukan Bulgaria & Ottoman terjadi di Lozengrad (sekarang bernama Kirklareli & terletak Turki barat laut) pada tanggal 22 Oktober di mana pasukan Bulgaria berhasil keluar sebagai pemenang.

Seminggu kemudian, pertempuran berlanjut ke Luleburgaz di mana pasukan Bulgaria sekali lagi berhasil menundukkan pasukan Ottoman. Bulan berganti, pasukan Bulgaria memasuki wilayah Serres & Saloniki (sekarang terletak di Yunani timur) setelah pasukan Ottoman di Saloniki mengibarkan bendera putih usai terlibat pertempuran dengan pasukan Yunani.

Ottoman sendiri bukannya tidak bertaji sama sekali. Tanggal 18 November, pasukan Ottoman berhasil mengalahkan pasukan Bulgaria di Catalca sehingga laju pasukan Bulgaria di darat berhasil dibendung untuk sementara waktu.

Kesuksesan Ottoman sayangnya tidak berlanjut setelah pada tanggal 21 November, kapal perangnya yang bernama "Hamidiye" ditenggelamkan oleh armada laut Bulgaria di lepas pantai Varna, Bulgaria timur. Seminggu kemudian, giliran pasukan Ottoman yang bertempur di Merhamli yang harus bertekuk lutut di hadapan pasukan Bulgaria. Sementara itu di tempat lain, Bulgaria & Yunani juga mulai terlibat sengketa mengenai siapa yang memiliki hak untuk menguasai Saloniki.

Peta lokasi Adrianople / Edirne. (clubferoviar.ro)

Kembali ke konflik Bulgaria versus Ottoman. Sukses membukukan rangkaian kemenangan atas pasukan Ottoman, pasukan Bulgaria selanjutnya menargetkan Adrianople (sekarang bernama Edirne & terletak di Turki barat laut) supaya jalan untuk menguasai Konstantinopel & wilayah sekitarnya menjadi terbuka.

Namun karena Adrianople dilindungi oleh benteng berikut puluhan ribu tentara Ottoman, pertempuran memperebutkan Adrianople pun berjalan alot & berlangsung hingga beberapa bulan lamanya. Begitu kewalahannya pasukan Bulgaria menembus Adrianople, sampai-sampai Serbia turut mengirimkan bala bantuan ke pihak Bulgaria dalam wujud pasukan artileri pada bulan Februari 1913.

Tembok yang kokoh pada akhirnya akan jebol juga. Dan itulah analogi yang tepat untuk menggambarkan akhir dari Pertempuran Adrianople. Pada bulan Maret 2013, pasukan gabungan Serbia & Bulgaria akhirnya berhasil menembus kompleks perbentengan yang melindungi Adrianople & merebut kota Adrianople itu sendiri.

Pertempuran memperebutkan Adrianople sekaligus menjadi pertempuran paling berdarah dalam Perang Balkan Pertama karena jumlah korban tewas dalam pertempuran ini mencapai 42 ribu jiwa, di mana lebih dari separuhnya berasal dari pihak Ottoman.

Sebulan pasca jatuhnya Adrianople, Bulgaria & Ottoman setuju untuk melakukan gencatan senjata. Walaupun sebenarnya ditujukan kepada Bulgaria, gencatan senjata ini juga berdampak pada terhentinya konflik antara pasukan Ottoman melawan pasukan negara-negara Liga Balkan lainnya.


Lukisan mengenai kapal perang Yunani dalam Pertempuran Elli (1912). (laststandonzombieisland.com)


Front Selatan (Ottoman versus Yunani)

Dibandingkan dengan front-front lainnya, konflik antara Ottoman & Yunani banyak mengambil tempat di laut karena kedua negara tadi memang dipisahkan oleh pulau-pulau kecil. Pertempuran antara pasukan Ottoman & Yunani akhirnya pecah pada tanggal 22 Oktober 1912 di Celah Sarantaporo (sekarang terletak di provinsi Thessaly, Yunani tengah) dengan kemenangan pihak Yunani. Pasca pertempuran tersebut, pasukan Yunani mulai mencaploki wilayah-wilayah Ottoman yang terletak di sebelah utara & timur Yunani.

Di laut, pasukan Yunani menduduki Pulau Lemnos & menjadikan pulau tersebut sebagai markas garis depan untuk memblokade Selat Dardanelles supaya armada Yunani bisa leluasa menguasai pulau-pulau yang ada di Laut Aegea, lautan yang terletak di sebelah timur Yunani & sebelah barat Dardanelles. Terkepung dari arah darat & laut, pasukan Ottoman yang ada di Saloniki (sekarang terletak di Yunani timur & bernama Thessaloniki) akhirnya setuju untuk menyerah pada tanggal 8 November.

Sukses menguasai wilayah di sisi timur, pasukan Yunani lalu mengalihkan fokusnya untuk mencaplok kota Ioannina yang terletak di pesisir barat Balkan. Namun upaya untuk merebut Ioannina berjalan alot karena kota tersebut baru berhasil ditaklukkan pasukan Yunani pada bulan Maret 1913.

Sementara itu di Selat Dardanelles, armada laut Ottoman sempat menyerang armada Yunani di selat tersebut pada tanggal 18 Desember 1912 untuk menghentikan blokade, namun gagal sehingga blokade pasukan laut Yunani terhadap Selat Dardanelles pun terus berlanjut.

Di saat perang melawan Ottoman belum benar-benar berakhir, timbul percekcokan antara Yunani dengan Bulgaria karena keduanya tidak sepakat mengenai pembagian wilayah taklukan. Tidak main-main, percekcokan antara keduanya sampai pecah menjadi kontak senjata di dekat Sungai Angitis (sekarang terletak di Yunani utara) pada bulan Mei 1913.

Konflik tersebut lantas mendorong Yunani untuk melakukan perundingan rahasia dengan Serbia yang kebetulan juga sedang bermasalah dengan Bulgaria perihal pembagian wilayah Makedonia. Hasilnya, berdasarkan Traktat Saloniki yang diresmikan pada tanggal 1 Juni, Serbia & Yunani sepakat untuk saling membantu jika keduanya terlibat konflik dengan Bulgaria.


Peta lokasi Saloniki / Salonika. (awm.gov.au)


RINGKASAN PERANG BALKAN PERTAMA

Waktu & Lokasi Pertempuran
-  Waktu : 1912 - 1913
-  Lokasi : Rumelia (Semenanjung Balkan)

Pihak yang Bertempur
(Negara)  -  Ottoman
        melawan
(Negara)  -  Bulgaria, Yunani, Serbia, Montenegro

Hasil Akhir
-  Kemenangan Bulgaria & sekutunya
-  Ottoman kehilangan hampir seluruh wilayahnya di Eropa
-  Albania menjadi negara merdeka

Korban Jiwa
-  Ottoman : + 125.000 jiwa
-  Bulgaria & sekutunya : + 36.000 jiwa



PERUNDINGAN DAMAI LONDON (1912 -1913)

Begitu Perang Balkan Pertama meletus, negara-negara adidaya Eropa yang terdiri dari Inggris, Austria-Hongaria, Jerman, & Perancis merasa khawatir kalau Rusia akan memanfaatkan Liga Balkan sebagai pion untuk menguasai Balkan & mendapatkan akses menuju Laut Mediterania yang airnya tidak pernah membeku sepanjang tahun. Kebetulan baik Rusia maupun negara-negara Balkan tadi sama-sama berpenduduk mayoritas Kristen Ortodoks.

Kekhawatiran terbesar utamanya ditunjukkan oleh Austria-Hongaria yang sebagian wilayahnya memang berada di Balkan. Maka, negara-negara adidaya tadi lantas mengajak negara-negara yang sedang terlibat perang untuk segera menjalani perundingan damai di London, Inggris, supaya perang lekas berakhir & situasi di Balkan tidak bertambah rumit.

Perundingan London pertama kali digelar pada tanggal 3 Desember 1912 & ditandai dengan munculnya pernyataan gencatan senjata sementara dari perwakilan negara-negara yang terlibat Perang Balkan. Namun pada bulan Januari 1913, terjadi kudeta di ibukota Ottoman oleh kelompok nasionalis Turki Muda (Jonturkler; Young Turks).

Peristiwa kudeta Ottoman pada tahun 1913. (Redman19 / wikipedia.org)

Rezim Ottoman pasca kudeta menyatakan keengganannya untuk terlibat dalam perundingan damai sehingga sejak itu, intensitas konflik dalam Perang Balkan yang awalnya sempat menurun pun kembali meningkat. Namun negara-negara adidaya Eropa tadi tidak ambil pusing & mereka memaksa agar negara-negara Liga Balkan tetap melakukan perundingan. Kali ini yang menjadi fokus perundingan adalah bagaimana nasib wilayah hasil taklukan Liga Balkan jika perang sudah berakhir.

Hasil perundingan negara-negara Liga Balkan akhirnya melahirkan kesepakatan berwujud Traktat London pada tanggal 30 Mei 1913. Berdasarkan traktat tersebut, negara-negara yang terlibat perang setuju untuk berhenti mengangkat senjata & garis batas antara sisa-sisa wilayah Ottoman dengan wilayah taklukan Liga Balkan selanjutnya menjadi perbatasan resmi Ottoman.

Traktat tersebut juga mengakui status Albania sebagai negara merdeka. Namun, traktat tersebut gagal melahirkan solusi yang saling menguntungkan mengenai pembagian wilayah taklukan antara negara-negara Liga Balkan. Masalah inilah yang kemudian menjadi penyebab meletusnya Perang Balkan Kedua hanya dalam waktu sebulan pasca dicapainya Traktat London.



PERANG BALKAN KEDUA (1913)

Tanggal 29 Juni 1913, pasukan Bulgara melakukan invasi mendadak ke arah barat & barat daya. Tepatnya ke wilayah Makedonia yang sedang dikuasai oleh pasukan Serbia & Yunani secara terpisah. Bulgaria berharap bisa memanfaatkan ketidaksiapan pasukan kedua negara tadi & mendapatkan wilayah tambahan seluas mungkin sebelum negara-negara adidaya Eropa ikut campur.

Namun serangan tersebut ternyata malah berujung bencana. Di Bregalnica, pasukan Bulgaria harus mengakui keunggulan pasukan gabungan Serbia & Montenegro. Sementara di Kilkis & Saloniki, pasukan Bulgaria berhasil dipukul mundur oleh pasukan Yunani.

Pasukan Bulgaria. (serbianfbreporter.wordpress.com)

Di saat pasukan Bulgaria harus berjibaku dengan bekas negara-negara sekutunya di sebelah barat, Rumania selaku negara tetangga Bulgaria di sebelah utara secara tiba-tiba menyatakan perang kepada Bulgaria pada tanggal 10 Juli karena ingin menguasai kota Silistra yang terletak di Bulgaria timur laut.

Untuk keperluan invasi tersebut, Rumania memecah pasukannya menjadi 2. Salah satu pasukan digerakkan menuju ibukota Sofia yang terletak di Bulgaria barat. Sementara pasukan lainnya ditugaskan untuk menguasai Bulgaria timur laut. Invasi tersebut berjalan sangat lancar karena Bulgaria sudah terlanjur mengkonsentrasikan pasukannya untuk menyerang pasukan Serbia & Yunani

Diinvasinya Bulgaria oleh Rumania membuat Ottoman terpancing untuk ikut menyatakan perang kepada Bulgaria & mendapatkan kembali wilayahnya yang hilang semasa Perang Balkan Pertama. Maka, pada tanggal 12 Juli Ottoman mengirimkan lebih dari 200.000 prajuritnya untuk menguasai Adrianople.

Melihat begitu banyaknya prajurit Ottoman yang datng ke arah mereka, pasukan Bulgaria pun memilih untuk mundur sehingga Adrianople & Thracia timur kembali berada ke tangan Ottoman tanpa pertumpahan darah. Dikepung dari segala arah & terancam kehilangan negaranya sendiri, Ferdinand I selaku raja Bulgaria lantas meminta bantuan kepada Rusia supaya mau menengahi pihak-pihak yang bertikai.


Peta Perang Balkan Kedua. Panah merah menunjukkan pergerakan pasukan Bulgaria, sementara panah biru menunjukkan pergerakan pasukan musuh-musuh Bulgaria. (mentalfloss.com)


KONDISI PASCA PERANG

Tanggal 30 Juli, perundingan damai antara pihak-pihak yang terlibat dalam Perang Balkan Kedua dimulai di Bukares, Rumania. Ottoman menjadi satu-satunya negara peserta Perang Balkan Kedua yang tidak ikut terlibat dalam perundingan karena dilarang oleh Rumania. Hasilnya, pada tanggal 10 Agustus dicapailah Traktat Bukares yang memastikan batas-batas resmi dari wilayah masing-masing negara.

Serbia adalah negara yang paling diuntungkan dari traktat ini karena wilayahnya bertambah hingga nyaris 2 kali lipat. Bulgaria sendiri tidak benar-benar rugi karena kendati harus merelakan sebagian wilayahnya di sebelah utara diserahkan ke pihak Rumania, mereka masih mendapat sedikit wilayah Makedonia sehingga wilayah Bulgaria di sebelah barat sedikit bertambah luas.

Pasca diresmikannya Traktat Bukares, Bulgaria lalu melakukan perundingan dengan Ottoman sejak permulaan bulan September untuk menentukan batas-batas resmi kedua negara. Buah dari perundingan tersebut adalah diresmikannya Traktat Konstantinopel pada tanggal 30 September, di mana traktat tersebut memastikan kalau Adrianople beserta wilayah di sebelah timurnya menjadi milik Ottoman.

Bagi kaum Turki Muda, Traktat Konstantinopel dianggap sebagai kesuksesan karena Ottoman berhasil mendapatkan kembali sisa-sisa wilayah Rumelia di sebelah tenggara hanya dalam kurun waktu beberapa bulan pasca kekalahan memalukan di Perang Balkan Pertama, sekaligus memastikan kalau Ottoman tetap memiliki pengaruh signifikan dalam dinamika politik Balkan.

Peta Balkan sesudah Perang Balkan Kedua. (humboldt.edu)

Berakhirnya Perang Balkan Kedua ternyata hanyalah awal dari meletusnya perang yang berskala jauh lebih besar. Setahun pasca berakhirnya Perang Balkan Kedua, putra mahkota Austria-Hongaria dibunuh oleh ekstrimis Serbia sehingga kemudian Austria-Hongaria menyatakan perang pada Serbia & pecahlah Perang Dunia I.

Negara-negara Balkan sekali lagi terpolar ke dalam 2 kubu semasa berlangsungnya perang ini. Jika Bulgaria & Ottoman tergabung dalam Blok Sentral, maka Serbia, Montenegro, & Rumania berada di pihak Blok Sekutu. Yunani sendiri awalnya bersikap netral. Namun menyusul lengsernya raja Yunani, Constantine I, pada tahun 1917 akibat tekanan negara-negara Sekutu, Yunani sejak tahun yang sama bergabung ke dalam Blok Sekutu.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERANG BALKAN KEDUA


Waktu & Lokasi Pertempuran
-  Waktu : Juni-Agustus 1913
-  Lokasi : Semenanjung Balkan

Pihak yang Bertempur
(Negara)  -  Bulgaria
         melawan
(Negara)  -  Yunani, Serbia, Montenegro, Rumania, Ottoman

Hasil Akhir
-  Kemenangan negara-negara musuh Bulgaria
-  Rumania mendapatkan wilayah Bulgaria timur laut (Dubroja selatan)
-  Ottoman kembali mendapatkan wilayah Thracia timur & Adrianople
-  Wilayah Makedonia dibagi 3 di antara Yunani, Serbia, & Bulgaria

Korban Jiwa
-  Bulgaria : + 20.000 jiwa
-  Serbia & negara lainnya : + 28.000 jiwa



REFERENSI

Bauer, H.. 2016. "The Balkan Wars 1912-1913: Chronology".
(www.vifaost.de/en/themenportale/balkankriege/werkzeuge/chronologie/)

GlobalSecurity.org. "First Balkan War - 1912-1913".
(www.globalsecurity.org/military/world/war/balkan-1.htm)

GlobalSecurity.org. "Second Balkan War - 1913".
(www.globalsecurity.org/military/world/war/balkan-2.htm)

Lawson, R.C.. "The Albanian Question in the Balkan Crisis of 1913".
(www.mtholyoke.edu/acad/intrel/boshtml/bos146.htm)

Royde-Smith, J. G.. 2008. "World War I". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Wikipedia. "First Balkan War".
(en.wikipedia.org/wiki/First_Balkan_War)

Wikipedia. "Second Balkan War".
(en.wikipedia.org/wiki/Second_Balkan_War)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



9 komentar:

  1. Sangat membantu untuk menambah wawasan

    BalasHapus
  2. tulisanya sangat bagus sekali. Teruslah berkarya membuka wawasan anak bangsa

    BalasHapus
  3. Jadi langganan baca sejarah di re_tawon..semoga kedepannya penulisan sejarahnya lebih faktual dan berusaha mengurangi subyektifitas..

    BalasHapus
  4. Tulisan bagus sebagai tambahan wawasan

    BalasHapus
  5. Keren Admin nya, sangat bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang sejarah,terus berkarya dan good luck..

    BalasHapus
  6. terima kasiiiih. sangat membantu buat memahami matkul sejarah di kampus yang semuanya pake bahasa turki.

    BalasHapus
  7. 👍 trims atas tenaga dan waktu,
    mengumpulkan bahan menjadi wawasan..

    BalasHapus
  8. Trims buat penulis, kini jadi ngerti tentang sejarah perang balkan

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.