Perang Hussite, Saat Delman Jadi Senjata Perang



Pasukan infantri Hussite saat mengeroyok pasukan berkuda musuh. (Mark Beerdom / pinterest.com)

Bohemia adalah nama dari suatu kerajaan yang pernah berdiri di Eropa Tengah. Nama tersebut sekarang digunakan untuk menyebut wilayah bagian barat Republik Ceko. Di ranah budaya, kata "Bohemian" juga digunakan untuk menyebut semacam gaya hidup yang mengagung-agungkan kebebasan.

Kalau dalam sejarah Abad Pertengahan, Bohemia pernah menyandang reputasi sebagai daerah yang amat ditakuti oleh bangsa-bangsa di sekitarnya. Karena dari daerah itulah, terdapat kelompok Hussite yang terkenal akan kehebatannya di medan perang.

Hussite sendiri aslinya adalah semacam kelompok sekte dalam agama Kristen yang pertama kali muncul di Bohemia pada abad ke-15. Karena cara pandang mereka yang dianggap menyimpang, kelompok ini pun lantas coba diperangi oleh penguasa setempat & otoritas Gereja Katolik Eropa.

Hal itulah yang kemudian memicu timbulnya Perang Hussite / Perang Bohemia pada tahun 1419 hingga 1434. Selain membenturkan pasukan Hussite melawan pasukan dari kerajaan-kerajaan Katolik Eropa, kelompok Hussite juga terlibat konflik dengan sesamanya saat perang masih berlangsung.

Jika dibandingkan dengan perang-perang lain di Eropa semisal Perang 100 Tahun maupun Perang Napoleon, Perang Hussite tergolong sebagai perang yang kurang terkenal. Hal yang ironis mengingat Perang Hussite aslinya merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah militer Eropa.

Pasalnya taktik "barikade delman" yang digunakan oleh pasukan Hussite kelak turut diadopsi oleh pasukan negara-negara Eropa yang lain. Perang Hussite juga menjadi sumber dari munculnya istilah-istilah baru dalam bidang persenjataan seperti "pistol" & "howitzer".


Peta lokasi Bohemia. (britannica.com)


LATAR BELAKANG

Wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Republik Ceko dulunya merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Bohemia yang juga berstatus sebagai negara bawahan Kekaisaran Romawi Suci. Seperti halnya negara-negara Eropa Barat pada masa itu, hampir seluruh penduduk Bohemia menganut agama Kristen Katolik.

Meskipun begitu, hal tersebut tetap tidak menyurutkan rasa tidak suka sejumlah penduduk Bohemia kepada institusi Gereja Katolik yang dipimpin oleh Paus karena para petinggi Gereja dianggap sudah terbuai dengan gaya hidup mewah & terlalu mudah menerapkan hukuman berat kepada pihak-pihak yang berseberangan.

Jan Hus adalah satu dari sekian banyak orang Bohemia yang bersikap kritis terhadap Gereja. Selama mengisi khotbah di gereja-gereja kota Praha, ia mengecam gaya hidup para petinggi Gereja yang gemar bermewah-mewahan.

Hus juga mendukung ide kalau setiap daerah harusnya boleh menggunakan Injil yang ditulis dalam bahasa lokalnya masing-masing. Di Eropa pada masa itu, bahasa Latin menjadi satu-satunya bahasa yang boleh digunakan dalam Injil Katolik. Jika ada yang ketahuan membaca Injil dalam bahasa lain, pelakunya bisa dijatuhi hukuman mati.

Sikap kritis yang ditunjukkan oleh Hus membuat dirinya dengan cepat mendapatkan banyak pengikut. Setiap kali ia berkhotbah, jumlah orang yang menghadiri khotbah yang diisinya bisa mencapai ribuan orang.

Merasa khawatir kalau meningkatnya popularitas Hus bakal membuat pamor Gereja Katolik di Bohemia kian merosot, pada tanggal 20 Desember 1409 Paus mengumumkan kalau Hus adalah penyebar aliran sesat & ia beserta para pengikutnya dijatuhi hukuman ekskomunikasi (pengucilan dari aktivitas keagamaan).

Khawatir dengan keselamatannya sendiri, Hus kemudian meninggalkan kota Praha pada tahun 1412, namun ia tetap melanjutkan khotbahnya di kawasan pedesaan & terus memperoleh pengikut baru dalam prosesnya.

Tahun 1414, Kaisar Sigismund - pemimpin Kekaisaran Romawi Suci yang kebetulan memiliki hubungan darah dengan raja Bohemia, Wenceslas IV - meminta Hus datang ke Constance untuk menyampaikan pemikirannya di hadapan petinggi Gereja. Sigismund juga menjamin kalau Hus tidak akan diapa-apakan.

Ilustrasi Jan Hus saat dihukum mati. (history.pcusa.org)

Janji Sigismund tersebut nyatanya tidak terbukti karena begitu Hus tiba di Constance, ia langsung ditangkap & dipenjara tanpa diberikan hak untuk menyampaikan pemikirannya. Sigismund sebenarnya merasa keberatan dengan penangkapan Hus, namun ia tidak bisa menentang keputusan petinggi Gereja.

Tahun 1415, Hus akhirnya menemui ajalnya secara tragis setelah dirinya dieksekusi dengan cara dibakar hidup-hidup. Penangkapan & eksekusi massal kepada para sahabat & pendukung Hus kemudian menyusul tak lama berselang.

Tewasnya Hus ternyata ibarat menyiram bensin ke dalam kobaran api karena kini justru malah semakin banyak orang yang menaruh simpati kepadanya. Kaum bangsawan Bohemia beramai-ramai mengecam eksekusi mati Hus karena Hus dianggap tewas akibat menjadi korban kelicikan.

Para pendukung Hus ini kemudian dikenal dengan nama "Hussite" (Husite), di mana nama tersebut diambil dari nama belakang Jan Hus. Para Hussite kemudian melakukan razia ke gereja-gereja & mengusir para pemuka agama yang tidak sejalan dengan mereka.

Tahun 1419, raja Wenceslas meninggal dunia. Posisinya kemudian digantikan oleh Sigismund yang berarti kini Sigismund menjadi kaisar Romawi Suci sekaligus raja Bohemia. Situasi tersebut pada gilirannya membuat kaum Hussite merasa kian gelisah karena mereka khawatir, Sigismund bakal melakukan segala cara untuk melenyapkan Hussite dari Bohemia demi memuaskan keinginan otoritas Gereja Katolik. Maka, kubu Hussite pun mulai mempersenjatai diri mereka sebagai antisipasi jika perang pada akhirnya benar-benar meletus.



TAKTIK MILITER HUSSITE

Salah satu hal yang paling diingat dari Hussite adalah taktik militer mereka yang amat inovatif pada zamannya. Banyak dari anggota Hussite berasal dari golongan petani yang notabene tidak pernah berperang sebelumnya. Untuk mengakalinya, Jan Zizka - tokoh Hussite yang terkenal dengan matanya yang buta sebelah - lantas melakukan aneka terobosan.

Tongkat pecut (flail) yang biasa digunakan oleh petani untuk menumbuk gandum dimodifikasi supaya bisa menjadi senjata panjang layaknya tombak. Kereta kuda / delman yang selama ini digunakan oleh kaum petani untuk mengangkut hasil panen dimodifikasi supaya bisa digunakan sebagai bunker mini.

Delman hasil modifikasi Zizka ini kelak dikenal dengan nama "wagenburg" (bahasa Jerman untuk "istana delman"). Nama tersebut digunakan dengan merujuk pada taktik yang digunakan oleh pasukan Hussite saat berperang. Saat pasukan Hussite hendak bertempur, delman-delman tadi akan dilepas dari kudanya & bak delmannya saling dirangkaikan hingga menyerupai tembok panjang.

Pasukan Hussite kemudian akan bersiaga di dalam gerbong delman. Beberapa delman juga dilengkapi dengan papan yang berlubang-lubang supaya pasukan pemanah & pengguna meriam tangan bisa membidikkan senjatanya melalui lubang sambil tetap berada dalam posisi terlindung.

Rangkaian delman tadi ditata hingga membentuk formasi kotak / melingkar. Di dalam formasi kotak tersebut, terdapat pasukan berkuda & anggota Hussite yang tidak ikut berperang. Sejumlah meriam berukuran besar juga disisipkan di antara celah-celah rangkaian delman. Sementara bagian dalam delman dilengkapi dengan kotak berisi batu-batu kecil supaya delmannya tidak mudah terguling.

Ilustrasi formasi barikade delman Hussite.

Ketika pertempuran berlangsung, meriam tersebut akan digunakan untuk menembaki formasi pasukan musuh & memancing musuh untuk menyerang balik. Saat itulah, pasukan berkuda musuh akan langsung maju ke arah formasi pasukan Hussite untuk menghancurkan meriam tadi.

Pasukan Hussite yang menggunakan senjata jarak jauh kemudian akan menembaki kuda-kuda musuh supaya penunggangnya jatuh tersungkur & lebih mudah dibunuh. Kalaupun prajurit lawan pada akhirnya berhasil mendekat, mereka masih harus melewati barikade delman Hussite yang tersusun rapat layaknya tembok.

Saat itulah, pasukan Hussite yang bersenjatakan tombak, flail, & batu akan langsung menghajar prajurit musuh yang mencoba memanjat bak delman. Pasukan tambahan juga bersiaga di belakang barikade delman untuk membunuh prajurit musuh yang merangkak lewat kolong delman.

Saat barikade delman pasukan Hussite tidak kunjung jebol, biasanya pasukan musuh akan mulai merasa frustrasi & kemudian mundur meninggalkan formasi pasukan Hussite. Pada saat itulah, bagian samping dari barikade delman pasukan Hussite akan membuka supaya pasukan berkuda Hussite bisa keluar & mengejar pasukan musuh yang melarikan diri.

Mereka turut dibantu oleh pasukan infantri Hussite yang menggunakan senjata jarak dekat. Sebagai cara untuk menghemat logistik & memberikan efek gentar bagi pasukan musuh, pasukan Hussite juga memiliki kebiasaan membunuh setiap prajurit yang berhasil mereka tangkap.

Pasukan Hussite juga terkenal sebagai pasukan pertama di Eropa yang berhasil menggunakan senjata api secara efektif. Sebelum Perang Hussite, senjata api semisal meriam tangan tidak banyak digunakan oleh pasukan negara-negara Eropa akibat akurasinya yang buruk & waktu pengisian ulangnya yang lama.

Namun berkat keberadaan delman yang sudah disusun sedemikian rupa, masalah-masalah tadi bisa diatasi & meriam menjelma menjadi senjata andalan pasukan Hussite di setiap pertempurannya. Suara keras yang ditimbulkan oleh dentuman meriam juga memberikan efek tekanan psikologis bagi pasukan musuh.

Meriam yang digunakan oleh pasukan Hussite memiliki ukuran & fungsi yang beragam. Berikut adalah meriam-meriam tersebut :

-  Pistala (meriam tangan dengan kaliber / diameter peluru 2 cm; memiliki suara tembakan yang amat keras).

-  Hakovnice (meriam tangan dengan kaliber 3 cm untuk membunuh manusia).

-  Tarasnice (meriam dengan kaliber 5-10 cm; fungsinya untuk menembakkan butir-butir batu & ranjau paku).

-  Houfnice (meriam besar dengan jarak tembak 250 m untuk menggempur formasi pasukan musuh).

-  Bombarda (meriam besar dengan jarak tembak 500 m untuk menyerang benteng).


Jenis-jenis meriam yang digunakan oleh pasukan Hussite.
Kiri : pistala. Kanan atas : houfnice. Kanan bawah : tarasnice. (Chip DuRant / pinterest.com)


BERJALANNYA PERANG

Pemberontakan yang Coba Diredam

Secara garis besar, kaum Hussite terbagi ke dalam golongan radikal & golongan moderat. Mereka yang termasuk dalam golongan radikal Hussite pada umumnya berasal dari kawasan pedesaan, di mana Jan Zizka termasuk dalam golongan ini.

Golongan moderat di lain pihak umumnya berasal dari golongan bangsawan. Mereka tidak begitu menyukai golongan radikal Hussite karena golongan radikal dianggap berpikiran terlalu kolot & tidak segan-segan melakukan vandalisme (termasuk ke bangunan gereja).

Menjelang akhir tahun 1419, Zizka & para pengikutnya pergi meninggalkan Praha setelah terlibat percekcokan dengan faksi moderat Hussite. Zizka kemudian menjadikan kota Plzen yang terletak di sebelah barat Praha sebagai markas baru kelompoknya. Tidak lama sesudah itu, pasukan Hussite yang dipimpin oleh Zizka terlibat pertempuran melawan pasukan Kerajaan Bohemia di Nekmer.

Kendati kalah jumlah & hanya dilengkapi dengan 7 delman, pasukan Hussite berhasil mengalahkan pasukan Bohemia karena pasukan berkuda Bohemia tidak akrab dengan asap & suara nyaring yang ditimbulkan oleh meriam pasukan Hussite.

Setiap kali pasukan Hussite menembakkan meriamnya, pasukan Bohemia & kuda tunggangannya akan langsung merasa panik sehingga mereka jadi lebih mudah untuk dibunuh. Pertempuran Nekmer sekaligus menjadi pertempuran pertama di mana pasukan Hussite menggunakan delman yang dilengkapi dengan senjata api.

Awal tahun 1420, Zizka & para pengikutnya mendirikan kota baru yang bernama Tabor di sebelah selatan kota Praha. Zizka sengaja mendirikan Tabor di atas tebing curam yang terletak di dekat Sungai Luznnice supaya kota yang kelak menjadi markas barunya ini lebih mudah dipertahankan dari serangan pasukan musuh.

Karena Zizka & para pengikutnya menjadikan Tabor sebagai kota markas mereka, faksi radikal Hussite pimpinan Zizka ini kelak juga dikenal dengan nama "Taborite". Sementara faksi moderat yang bermarkas di Praha dikenal dengan sebutan "Utraquist".

Jan Zizka. (Csanady / commons. wikimedia.org)

Semakin tidak terkendalinya situasi di Bohemia akibat sepak terjang Hussite tak pelak membuat Sigismund merasa gelisah. Maka, pada tanggal 7 Maret 1420 ia mengumumkan kalau Hussite akan diperangi hingga ke akar-akarnya.

Di bulan yang sama, Paus mengumumkan kalau Hussite adalah kelompok sesat. Ia juga memerintahkan supaya kaum Katolik Eropa melakukan Perang Salib melawan kaum Hussite. Pasca keluarnya deklarasi Paus tersebut, Sigismund & sejumlah bangsawan Katolik kemudian beramai-ramai membawa pasukannya menuju Bohemia untuk menumpas Hussite.

Tanggal 20 Maret 1420, pasukan Bohemia yang diperkuat oleh 12.000 prajurit berkuda berhasil mencegat pasukan Hussite pimpinan Zizka di Sudomer. Di atas kertas, pertempuran tersebut harusnya bisa dimenangkan oleh kubu Bohemia karena pasukan Hussite saat itu hanya diperkuat oleh 400 personil & 12 delman.

Namun dengan cerdik, Zizka kembali memanfaatkan delmannya sebagai tembok darurat. Hasilnya, pasukan Bohemia harus kehilangan begitu banyak prajuritnya setiap kali mereka mencoba menjebol barikade delman Hussite. Saat malam tiba, pasukan Hussite pergi melarikan diri ke Tabor secara diam-diam dengan memanfaatkan gelapnya malam.


Perang Salib di Tengah-Tengah Eropa

Walaupun Pertempuran Sudomer berakhir dengan keberhasilan pasukan Hussite membendung serangan pasukan Bohemia, Zizka sadar kalau keberuntungan tidak akan datang terus-menerus. Maka, begitu ia tiba di Tabor, Zizka langsung melakukan perekrutan massal & memberikan latihan militer yang ketat kepada warga sipil Hussite.

Sejak bulan April, Zizka juga membawa para rekrutan barunya untuk menyerang lokasi-lokasi yang ditempati oleh pasukan anti-Hussite. Selain untuk melemahkan musuh, serangan-serangan tersebut bertujuan untuk merampas stok persenjataan lawan & memberikan pengalaman tempur kepada anggota Hussite.

Bulan Juli 1420, pasukan Tentara Salib (Crusader) yang berkekuatan 8.000 penunggang kuda melancarkan invasi ke kota Praha. Namun sebelum bisa mencapai Praha, pasukan Salib harus lebih dulu melewati benteng Hussite yang dibangun di atas Bukit Vitkov.

Kendati benteng tersebut hanya dijaga oleh puluhan orang, jalan menuju benteng yang sempit & mengarah ke atas menyebabkan pasukan Salib tidak bisa memanfaatkan keunggulan jumlahnya. Hasilnya, pertempuran di Bukit Vitkov secara spektakuler berakhir dengan kemenangan Hussite. Sekarang, Bukit Vitkov menjadi lokasi berdirinya Monumen Nasional Ceko yang menampilkan patung Jan Zizka.

Lukisan mengenai Pertempuran Bukit Vitkov. (Adolf Liebscher / bellum.cz)

Kota Praha sendiri masih belum sepenuhnya aman karena di kota tersebut, masih ada Istana Vysehrad yang para prajuritnya masih loyal kepada Sigismund. Maka, pasukan Hussite pun kemudian melakukan blokade di sekitar Vysehrad.

Pasukan yang sedang menjaga Vysehrad tidak bisa mengharapkan bala bantuan dari pasukan Salib akibat keberadaan benteng-benteng strategis milik pasukan Hussite di sekitar Praha. Berada dalam kondisi terisolasi & kelaparan, pasukan yang menjaga Istana Vysehrad akhirnya menyerah & membiarkan pasukan Hussite menduduki Vysehrad pada tanggal 1 November 1420

Hussite sadar kalau pasukan Salib akan kembali menginvasi Bohemia di kemudian hari. Maka, sejak tahun 1421 pasukan Hussite berbalik menjadi pihak penyerbu. Mereka melakukan serangan ke aneka lokasi di wilayah modern Hongaria, Austria, Jerman, & Polandia. Oleh Zizka, aktivitas penyerbuan yang disertai dengan penjarahan ini ia sebut sebagai "perjalanan berkuda yang indah" (spanile jizdy; beautiful ride).

Saking parahnya aksi-aksi penjarahan yang dilakukan oleh Hussite, Joan of Arc sempat mengancam bakal memerangi Hussite jika ia sudah berhasil mengusir Inggris dari tanah Perancis. Ancaman yang pada akhirnya tidak pernah terwujud karena Joan sendiri keburu tewas sebelum sempat memerangi Hussite.

Rentetan keberhasilan yang ditunjukkan oleh Hussite menyebabkan mereka nampak sebagai pasukan yang tak terkalahkan. Namun ancaman terbesar bagi Hussite ternyata bukan berasal dari luar, tetapi dari dalam mereka sendiri.

Tahun 1421, muncul faksi Hussite baru yang bernama "Adamite" di mana para anggotanya memiliki kebiasaan bertelanjang bulat & bergonta-ganti pasangan karena mereka ingin meniru kehidupan Adam & Hawa saat masih berada di surga. Karena cara pandang Adamite dianggap sudah terlampau menyimpang, mereka lantas diusir oleh anggota Hussite yang lain.

Kemunculan Adamite ternyata hanyalah puncak gunung es dari konflik internal dalam tubuh Hussite. Sejak tahun 1423, faksi Taborite & Utraquist beberapa kali terlibat pertempuran. Bulan September 1424, pasukan Taborite pimpinan Zizka bahkan sempat berencana menginvasi kota Praha yang menjadi markas faksi Utraquist.

Untungnya, invasi tersebut tidak sampai terwujud setelah faksi Utraquist & Taborite sepakat untuk melakukan gencatan senjata & bersama-sama melakukan ekspedisi militer ke Moravia, suatu wilayah di sebelah timur Bohemia. Ekspedisi tersebut sayangnya harus berakhir naas setelah Zizka meninggal akibat penyakit pada bulan Oktober.


Peta lokasi Praha / Prague. (Encyclopaedia Britannica)


Di Bawah Komando Baru

Meninggalnya Zizka nyatanya tidak banyak berpengaruh bagi Hussite - khususnya faksi Taborite - karena mereka masih memiliki sosok Prokop yang tidak kalah lihai dalam memimpin pasukan Hussite di medan perang. Pada tahun 1426 misalnya, pasukan Hussite yang diperkuat oleh 500 delman terlibat pertempuran melawan pasukan Salib di Aussig, Bohemia utara. Awalnya, pasukan Salib nampak berada dalam posisi unggul setelah mereka berhasil menjebol barikade delman pasukan Hussite.

Namun bak kelinci yang masuk perangkap, ternyata di belakang barikade delman tadi sudah ada pasukan infantri Hussite yang dilengkapi dengan tameng tinggi (pavise). Saat pasukan Salib hendak melarikan diri, pasukan berkuda Hussite dengan sigap langsung menutup bagian barikade delman yang tadi berhasil dijebol.

Pasukan Salib yang ada di dalam formasi pasukan Hussite pun kini berada dalam posisi terkepung & langsung digempur habis-habisan oleh pasukan Hussite dari segala arah. Akibat pertempuran ini, sebanyak 4.000 Tentara Salib harus kehilangan nyawanya.

Kehebatan yang ditunjukkan oleh delman Hussite menyebabkan pasukan Salib mencoba menggunakan taktik serupa saat berhadapan dengan pasukan Hussite. Maka, pada bulan Agustus 1431, terjadilah Pertempuran Domazlice yang juga merupakan pertempuran terbesar dalam Perang Hussite.

Dalam pertempuran ini, pasukan Hussite yang berkekuatan 40.000 tentara & 3.000 delman berhadapan dengan pasukan Salib yang berkekuatan 100.000 tentara & 9.000 delman, di mana sebagian dari Tentara Salib tersebut berasal dari Italia & Hongaria.

Saat pasukan Salib masih sibuk menata formasi perang delmannya di dekat kota Domazlice, pasukan Hussite ternyata tiba di medan perang lebih awal dari perkiraan. Hal tersebut langsung membuat panik pasukan Salib sehingga banyak dari mereka yang melarikan diri sebelum bertempur.

Tanpa berbasa basi, pasukan Hussite langsung menggempur pasukan Salib yang kini berada dalam kondisi kacau balau. Pertempuran Domazlice pun berakhir dengan kemenangan telak pasukan Hussite. Seolah ingin menaburi luka pasukan Salib dengan garam, pasukan Hussite juga berhasil mengamankan 2.000 delman & 300 meriam milik pasukan Salib.

Pasukan jarak jauh Hussite saat membidikkan senjatanya dari dalam gerbong delman.

Rentetan kemenangan yang dicatat oleh pasukan Hussite menyebabkan kubu Katolik akhirnya sadar kalau tidak ada gunanya terus melanjutkan perang melawan Hussite. Maka, perwakilan Hussite & Gereja Katolik pun mulai terlibat dalam perundingan damai.

Saat itulah, perpecahan antara faksi moderat & radikal Hussite kembali timbul ke permukaan. Kubu moderat bersedia untuk berdamai selama mereka diperbolehkan menjalankan agamanya tanpa diganggu. Namun kubu radikal ingin supaya perang tetap berlanjut karena mereka sudah terlanjur membiasakan dirinya untuk hidup dari harta rampasan perang.

Perbedaan tersebut akhirnya berujung pada pecahnya Pertempuran Lipany pada tanggal 30 Mei 1434 antara faksi radikal Taborite melawan faksi moderat Utraquist yang turut dibantu oleh pasukan Salib. Dalam pertempuran inilah, kelemahan dari taktik barikade delman yang selama ini digunakan oleh pasukan Hussite akhirnya terbongkar.

Pada awalnya, kedua belah pihak sama-sama menembaki lawannya satu sama lain dengan meriam sambil berlindung di belakang barikade delmannya masing-masing. Pasukan Utraquist & Salib secara tiba-tiba kemudian pergi meninggalkan medan perang. Mengira kalau pasukan musuh sedang mencoba kabur untuk menyelamatkan diri, pasukan Taborite beramai-ramai meninggalkan delmannya untuk mengejar pasukan musuh.

Namun ternyata pasukan Utraquist & Salib hanya sedang berpura-pura melarikan diri supaya pasukan Taborite terpancing untuk keluar dari barikade delmannya. Saat pasukan Taborite sedang menelusuri jejak lawannya inilah, pasukan Utraquist & Salib secara tiba-tiba menyergap pasukan Taborite. Pertempuran Lipany pun berakhir dengan kekalahan pasukan Taborite & tewasnya Prokop.



KONDISI PASCA PERANG

Sukses menyingkirkan faksi radikal dalam kelompoknya, kini perwakilan Hussite bisa melanjutkan perundingan damai dengan Gereja Katolik & Kaisar Romawi Suci. Hasilnya, dicapailah kesepakatan damai di kota Jihlava / Iglau pada bulan Juli 1436.

Berdasarkan kesepakatan ini, anggota Hussite diperbolehkan menjalankan agama Kristen versi interpretasi mereka secara bebas. Sebagai gantinya, mereka bersedia mengakui Sigismund sebagai raja baru mereka. Kesepakatan ini juga mengakhiri praktik monopoli tanah oleh petinggi Gereja Katolik di Bohemia.

Karena pasukan Hussite merupakan pasukan Eropa pertama yang berhasil menggunakan meriam dalam berbagai ukuran secara efektif, Perang Hussite menginspirasi lahirnya kosakata-kosakata baru untuk menyebut aneka senjata api.

Replika modern delman perang Hussite. (blundersonthedanube.blogspot.com)

Sebagai contoh, kata "pistol" merupakan hasil adopsi dari kata "pistala", sejenis meriam tangan khas pasukan Hussite. Dalam bahasa Ceko sendiri, kata "pistala" berarti "pipa". Sementara meriam howitzer mendapatkan namanya dari "houfnice", meriam pendek milik pasukan Hussite yang biasanya ditempatkan pada bagian sela-sela rangkaian delman.

Pasukan Hussite bukanlah pasukan pertama yang menggunakan taktik barikade delman karena pasukan Cina di masa Sebelum Masehi diketahui juga  pernah menggunakan taktik serupa. Namun karena pasukan Hussite merupakan pasukan pertama di Eropa yang berhasil menggunakan taktik barikade delman secara efektif pada Abad Pertengahan, taktik pasukan Hussite ini lantas menjadi sumber inspirasi langsung bagi pasukan negara-negara Eropa yang lain pada masa itu.

Pada tahun 1441 misalnya, pasukan Hongaria yang diperkuat oleh sejumlah prajurit Hussite berhasil mengalahkan pasukan Ottoman di Smederevo dengan memakai taktik barikade delman. Karena merasa terkesan dengan taktik tersebut, pasukan Ottoman kemudian turut mengadopsi taktik barikade delman & sukses menggunakannya dalam pertempuran melawan pasukan Konfederasi Aq Qoyunlu di Bashkent pada tahun 1473. Taktik barikade delman juga banyak digunakan oleh para imigran keturunan Eropa saat mendirikan koloni di Amerika Utara & Afrika Selatan.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERANG

Waktu & Lokasi Pertempuran
-  Waktu : 1419 - 1434
-  Lokasi : (mayoritasnya di) Bohemia

Pihak yang Bertempur
(Grup)  -  Hussite (1419 - 33), Hussite Taborite (1434)
       melawan
(Negara)  -  Kekaisaran Romawi Suci, Hongaria
(Grup)  -  milisi Katolik, Hussite Utraquist (1434)

Hasil Akhir
-  Kemenangan Hussite Utraquist & sekutunya
-  Otoritas Bohemia & Gereja Katolik mengakui hak beragama kaum Hussite

Korban Jiwa
Tidak jelas



REFERENSI

 - . 2008. "Hussite". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Ali, A.. "The Wagenberg: How wagons became a medieval weapon of war".
(www.medievalists.net/2019/01/wagenberg-war-wagons/)

GlobalSecurity.org. "The Hussite Era".
(www.globalsecurity.org/military/world/europe/cz-history-hus.htm)

Gonslavo. 2015. "Hussite Wars Part 1: Melee Infantry".
(blundersonthedanube.blogspot.com/2015/11/hussite-wars-part-1-melee-infantry.html)

Gonsalvo. 2015. "Hussite Wars Part 3: Artillery".
(blundersonthedanube.blogspot.com/2015/12/hussite-wars-part-3-artillery.html)

Gonsalvo. 2016. "Hussite Wars Part 4:War Wagons!".
(blundersonthedanube.blogspot.com/2016/02/hussite-wars-part-4war-wagons.html)

Gonsalvo. 2016. " Hussite Wars, Part 7".
(blundersonthedanube.blogspot.com/2016/05/hussite-wars-part-7.html)

M. Spinka & F.M. Bartos. 2008. "Hus, Jan". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Novacek, A.. "Battle of Domazlice".
(www.bellum.cz/en/battle-of-domazlice.html)

Novacek, A.. "Battle of Lipany ".
(www.bellum.cz/en/battle-of-lipany.html)

Reformation Tours. "Jan Hus".
(reformationtours.com/jan-hus/)

Swords and Armor. 2011. "Hussite Guns and Ranged Weapons".
(swordsandarmor.wordpress.com/2011/08/07/hussite-guns-and-ranged-weapons/)

Wikipedia. "Wagon Fort".
(en.wikipedia.org/w/index.php?title=Wagon_fort&oldid=922264635)

Wikisource. "1911 Encyclopædia Britannica/Prokop".
(en.wikisource.org/wiki/1911_Encyclopædia_Britannica/Prokop)

Wikisource. "1911 Encyclopædia Britannica/Zizka, John".
(en.wikisource.org/wiki/1911_Encyclopædia_Britannica/Žižka,_John)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



1 komentar:

  1. kurang lbih tahu sejarah sigismund si raja Hongaria dan wenceslas iv si raja bohemia dari game kingdom come: deliverance, ada juga radzig of kobyla (racek kobyla) yg menurut sejarah adalah pengikut ajaran Jan Hus.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.