Hoatzin, Burung Bertangan yang Mahir Berenang



Burung hoatzin. (Edithsme / wikipedia.org)

Hoatzin (Opisthocomus hoazin) adalah nama dari sejenis burung dengan penampilan yang mencolok. Burung ini memiliki wajah & paruh pendek yang berwarna kebiruan. Di belakang kepalanya, terdapat jambul panjang berwarna merah kecoklatan. Bagian punggung hingga pertengahan sayapnya berwarna kehitaman dengan garis-garis putih. Sementara bagian leher bawah & temboloknya berwarna kekuningan. Bagian dekat ekor & ujung sayapnya berwarna kemerahan. Ekornya panjang & berwarna gelap kehitaman dengan ujung berwarna kuning.

Hoatzin hanya dapat ditemukan di Amerika Selatan, tepatnya di hutan Amazon bagian utara & tengah. Apa yang paling menarik dari hoatzin adalah seperti halnya kelelawar, burung ini memiliki cakar di bagian sendi sayapnya. Cakar ini hanya nampak pada anak burung hoatzin, sementara pada burung dewasa cakar ini sudah tidak terlihat. Karena cakarnya inilah, hoatzin kerap dibanding-bandingkan dengan Archaeopteryx, sejenis dinosaurus yang penampilannya menyerupai burung dengan cakar di sayap.

Fungsi utama cakar pada sayap anak burung hoatzin adalah untuk membantunya menyelamatkan diri. Saat sedang berada di sarang & induknya sedang tidak ada, anak burung hoatzin rentan diserang oleh hewan-hewan predator seperti monyet, ular, atau elang. begitu anak burung hoatzin merasakan adanya bahaya, anak burung hoatzin kemudian akan memanjat menjauhi pemangsanya dengan memakai cakar sayap & kakinya. Seolah-olah ia memiliki tangan di bagian sayapnya.

Selain bisa memanjat, anak burung hoatzin juga bisa menceburkan diri ke dalam sungai untuk menghindari tangkapan pemangsanya. Saat sudah berada di dalam air, anak burung hoatzin kemudian akan berenang di bawah permukaan air & baru kembali ke darat saat keadaan sudah aman. Burung hoatzin dewasa tidak pernah berenang, namun ia bisa menggunakan sayapnya untuk terbang. Hoatzin bukanlah penerbang yang handal & hanya bisa terbang dalam jarak dekat.


Anak burung hoatzin yang sedang memanjat ranting. (bbc.co.uk)


PEMAKAN YANG LAMBAT

Hoatzin adalah burung folivora yang berarti burung ini menjadikan daun sebagai makanan utamanya. Hoatzin paling sering aktif pada pagi & sore hari. Namun saat cuaca berawan, hoatzin juga bisa terlihat aktif mencari makan sepanjang hari. Pepohonan yang menjadi habitat hoatzin biasanya terletak tidak jauh dari sungai & kubangan air supaya hoatzin muda lebih mudah menyelamatkan diri. Karena daun yang menjadi makanan hoatzin kaya akan air, hoatzin hampir tidak pernah minum.

Dedaunan yang menjadi makanan hoatzin banyak mengandung serat yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan. Untuk mengatasinya, hoatzin pun mengembangkan simbiosis mutualisme dengan bakteri perombak dinding sel daun. Bakteri itu sendiri tidak dimiliki oleh hoatzin sejak lahir. Saat hoatzin masih berusia muda, induknya akan memuntahkan cairan yang mengandung bakteri ke dalam mulut anaknya.

Supaya daun-daun makanannya menjadi semakin mudah dicerna, hoatzin memiliki kebiasaan mengunyah daun makanannya sebelum kemudian menelannya. Oleh karena itulah, hoatzin menghabiskan 80 persen waktunya untuk sekedar mengunyah daun. Waktu yang diperlukan oleh hoatzin mulai dari mengunyah daun hingga mencerna & mengeluarkan makanannya sebagai kotoran bisa mencapai 45 jam.

Kebiasaan makan hoatzin juga menjadi penyebab mengapa burung ini memiliki bau yang amat menyengat layaknya kotoran hewan ternak yang masih basah. Pasalnya saat bakteri-bakteri yang ada di dalam tembolok hoatzin merombak dedaunan, terjadi proses pembusukan yang menimbulkan bau tak sedap. Sebagai akibatnya, hampir tidak ada hewan yang mau memangsa hoatzin.


Hoatzin yang sedang terbang. (Jay McGowan / birdsoftheworld.org)


BERSARANG DI ATAS AIR

Musim kawin hoatzin terjadi pada musim penghujan waktu setempat. Seekor hoatzin baru akan kawin jika burung tersebut sudah berusia setidaknya 1 tahun. Setelah hoatzin jantan & betina melakukan perkawinan, keduanya kemudian akan membangun sarang bersama-sama. Sarang hoatzin terbuat dari potongan-potongan kayu kecil dengan diameter mencapai 30 cm atau lebih. Hoatzin biasanya membangun sarangnya di atas ranting pohon yang letaknya beberapa meter di atas permukaan air.

Karena lokasi macam itu bisa sulit ditemukan, pasangan hoatzin bisa menggunakan sarang yang sama hingga 3 tahun kemudian. Saat bertelur, hoatzin betina bisa mengeluarkan telur hingga 3 butir. Sesudah itu, hoatzin betina akan mengerami telurnya selama 32 hari. Bayi hoatzin yang baru menetas tubuhnya diselubungi oleh rambut tipis yang berwarna hitam & memiliki cakar pada sayap atasnya. Baik hoatzin jantan & betina sama-sama terlibat dalam kegiatan pengasuhan anak.

Seiring berjalannya waktu, bulu-bulu tipis pada tubuh hoatzin muda akan digantikan oleh bulu-bulu yang berukuran lebih besar & berwarna mencolok. Hoatzin muda sudah bisa terbang pada usia 70 hari. Kendati hoatzin sudah mengalami kematangan seksual pada usia 1 tahun, hoatzin muda biasanya akan tetap tinggal bersama kedua orang tuanya hingga usia 2 - 3 tahun. Selama masih berada di sarang orang tuanya, hoatzin tersebut akan membantu mengurus pekerjaan sarang jika orang tuanya kembali melahirkan keturunan baru.

Seekor hoatzin bisa tumbuh hingga sepanjang 60 cm & seberat 900 gram. Karena hoatzin memiliki bau yang busuk & rasa daging yang tidak enak, hoatzin jarang diburu oleh manusia. Di Guyana, hoatzin bahkan diakui sebagai burung nasional negara tersebut. Meskipun begitu, populasi hoatzin di alam liar tidak benar-benar aman karena hewan ini menghadapi ancaman penyempitan habitat akibat maraknya penebangan liar di Hutan Amazon.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Opisthocomiformes
Famili : Opisthocomidae
Genus : Opisthocomus
Spesies : Opisthocomus hoazin



REFERENSI

Aqua Expeditions. 2019. "Born with claws on their wings, the hoatzin bears a striking resemblance to a late Jurassic era dinosaur".
(www.aquaexpeditions.com/blog/amazon/hoatzin-bird-amazon/)

Billerman, S.M.. 2020. "Behavior".
(birdsoftheworld.org/bow/species/hoatzi1/cur/behavior)

Billerman, S.M.. 2020. "Breeding".
(birdsoftheworld.org/bow/species/hoatzi1/cur/breeding)

Lise, M.. "Hoatzin".
(rainforests.mongabay.com/kids/animal-profiles/hoatzin.html)

Parry, J.. "Why does the hoatzin or ‘stink bird’ stink?".
(www.discoverwildlife.com/animal-facts/birds/why-does-the-hoatzin-or-stink-bird-stink/)

Williams, K.. 2001. "Opisthocomus hoazin".
(animaldiversity.org/accounts/Opisthocomus_hoazin/)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.