Unta Baktria, Si Punuk Dua yang Gemar Mengembara



Kawanan unta Baktria di atas salju. (Mia Orsatti / cnn.com)

Unta Baktria adalah nama dari sejenis unta yang mudah dikenali lewat penampilannya yang khas. Hewan ini memiliki leher panjang yang melengkung, bulu berwarna kecokelatan di sekujur tubuhnya, & punuk berjumlah 2 di punggungnya. Ada 2 spesies unta Baktria yang sudah diketahui manusia, yaitu unta Baktria biasa (Bactrian camel; Camelus bactrianus) & unta Baktria liar (wild Bactrian camel; Camelus ferus).

Unta Baktria yang biasa kita jumpai sebagai hewan peliharaan manusia adalah unta Baktria dari spesies C. bactrianus. Unta Baktria liar di lain pihak tidak dijinakkan oleh manusia & hanya dapat ditemukan di alam liar, tepatnya di Gurun Gobi di Cina utara. Baik unta Baktria biasa maupun unta Baktria liar sama-sama memiliki 2 buah punuk, namun keduanya tetap bisa dibedakan. Unta Baktria biasa memiliki bulu yang lebih tebal & tubuh yang lebih gemuk jika dibandingkan dengan unta Baktria liar.

Unta Baktria mendapatkan namanya dari Baktria / Bactria, suatu kerajaan dari masa Sebelum Masehi yang wilayahnya terletak di Asia Tengah. Nama "Baktria" digunakan untuk menyebut unta yang bersangkutan karena unta Baktria memang dapat ditemukan di kawasan Asia Tengah sebagai hewan ternak. Habitat unta Baktria sendiri tidak hanya terbatas di Asia Tengah karena habitat unta ini terbentang mulai dari Turki di sebelah barat, hingga Gurun Gobi (Cina utara) di sebelah timur.

Jika dibandingkan dengan unta dromedari (Camelus dromedarius) yang habitat utamanya berupa gurun pasir di kawasan Arab, unta Baktria memiliki habitat yang jauh lebih bervariasi. Pasalnya hewan ini diketahui sanggup hidup di aneka macam lingkungan. Entah itu padang pasir, pegunungan berbatu, & bahkan padang bersalju. Karena habitatnya itu pula, unta Baktria juga dikenal dengan nama lain "unta gunung berpunuk dua" (two-humped mountain camel).

Unta Baktria adalah hewan herbivora atau pemakan tumbuhan yang makanan utamanya berupa rumput & semak belukar. Namun jika tumbuhan sedang sulit ditemukan, unta Baktria juga mau memakan ikan atau benda-benda yang terbuat dari hewan (misalnya sepatu). Karena unta Baktria memiliki bibir yang tebal, unta Baktria bisa memakan tanaman berduri tanpa terluka.

Seperti hewan-hewan pemamah biak lainnya, unta Baktria memiliki 4 buah lambung untuk membantunya mencerna serat tumbuhan. Supaya makanan yang dicernanya menjadi semakin halus, unta Baktria memiliki kebiasaan menyalurkan kembali makanan dari lambung ke depannya ke mulut supaya bisa dikunyah menjadi semakin halus. Unta Baktria juga bisa memuntahkan makanan yang ada di mulutnya ke arah musuh untuk keperluan pertahanan diri.


Unta Baktria dengan punuk yang terkulai. (Riverview Park & Zoo / globalnews.ca)


BERPUASA HINGGA BERBULAN-BULAN

Sudah disinggung di bagian awal artikel kalau unta ini memiliki punuk berjumlah sepasang. Punuk itu sendiri aslinya bukan berisi air, melainkan cadangan lemak. Saat makanan sedang sulit ditemukan, unta Baktria tinggal menyerap cadangan lemak yang ada di punuknya. Saat unta Baktria berada dalam kondisi cukup gizi, punuknya akan nampak tegak. Namun jika unta Baktria sedang kelaparan atau kurang gizi, punuknya akan terlihat agak rata atau membengkok ke samping.

Unta Baktria merupakan salah satu hewan dengan tingkat adaptasi & ketahanan yang luar biasa. Berkat kemampuannya menyimpan cadangan lemak di punuk, unta Baktria bisa hidup selama berbulan-bulan tanpa makanan. Unta Baktria juga bisa hidup selama seminggu tanpa minum. Namun sekalinya minum, unta Bactra bisa meneguk air hingga 57 menit hanya dalam rentang waktu beberapa menit.

Unta Baktria bukan hanya bisa meminum air tawar. Hewan ini juga bisa mencukupi kebutuhan cairannya dari memakan salju & meminum air asin. Berkat kemampuan khusus yang dimiliki oleh ginjalnya, unta Baktria bisa menyerap komponen cairan dari air asin & kemudian membuang garamnya lewat air kencing. Kalaupun tidak bisa menemukan air & salju di sekitarnya, unta Baktria masih bisa mencukupi kebutuhan cairannya dari tanaman yang ia makan.

Unta Baktria bisa hidup di kawasan sepanas gurun & kawasan sedingin pegunungan bersalju. Saat sedang berada di lingkungan yang dingin, sekujur tubuh unta Baktria akan dipenuhi oleh bulu / rambut yang tebal & panjang. Namun saat berada di lingkungan yang hangat, bulunya akan berubah menjadi lebih tipis. Unta Baktria juga bisa berkeringat, namun ia biasanya baru akan mengeluarkan keringat saat suhu tubuhnya sudah meningkat hingga 6 derajat Celcius.

Layaknya unta dromedari, unta Baktria juga sudah teradaptasi untuk hidup di gurun pasir. Bagian bawah telapak kakinya berbentuk lebar & rata, sehingga unta ini bisa berlari di atas pasir tanpa khawatir kalau kakinya bakal tersangkut / amblas pada pasir. Alis & bulu matanya berukuran panjang sehingga unta ini bisa melindungi matanya dari badai pasir. Unta Baktria juga bisa menutup lubang hidungnya rapat-rapat supaya tidak ada pasir yang masuk ke dalam hidungnya.



MENGEMBARA BERSAMA-SAMA

Unta Baktria memiliki indra penciuman, penglihatan, & pendengaran yang amat tajam. Dengan memanfaatkan ketajaman indranya tersebut, unta Baktria bisa berkomunikasi satu sama lain. Seekor unta Baktria diketahui bisa mencium bau unta lain hingga sejauh 3 km. Kemudian saat ingin berkomunikasi lewat perantaraan suara, unta Baktria akan membuat aneka macam suara seperti lenguhan, geraman, hingga decitan.

Unta Baktria adalah hewan sosial yang hidup dalam kelompok berjumlah antara 6 - 20 ekor. Mereka memiliki pola hidup berpindah-pindah & bisa menempuh perjalanan jauh demi mendapatkan habitat yang makanannya melimpah. Unta Baktria yang hidup di Gurun Gobi memiliki kebiasaan bermigrasi ke kawasan stepa yang berbatu-batu pada musim dingin. Kemudian saat musim panas tiba, mereka akan bermigrasi ke kawasan gurun.

Ada 2 macam kelompok unta Baktria. Kelompok pertama beranggotakan seekor pejantan dominan & beberapa ekor betina beserta anak-anaknya. Kelompok kedua beranggotakan pejantan-pejantan muda yang belum kawin. Jika ada pejantan dari luar kelompok memasuki kelompok yang berangotakan pejantan dominan & kawanan betina, pejantan pemimpin kelompok tersebut akan menghardik & mengusir pejantan dari luar kelompok supaya segera pergi menjauh.

Induk & bayi unta Baktria. (Detroit Zoo / candgnews.com)

Jika pejantan penyusup tersebut tidak mau mundur, maka keduanya akan saling bertarung dengan cara menggigit, meludah, hingga mendorong satu sama lain. Pemenangnya akan menjadi pemimpin kelompok & memiliki hak untuk mengawini betina-betina yang ada di kelompok tersebut. Dan bicara soal kawin, musim kawin unta Baktria di alam liar berlangsung pada bulan Maret hingga April.

Unta Baktria betina yang sudah kawin akan memasuki masa kehamilan yang bisa berlangsung hingga 1 tahun lebih. Seekor unta Baktria betina hanya akan mengandung 1 ekor bayi di setiap kehamilannya. Bayi yang baru lahir sudah bisa berjalan ke sana kemari hanya dalam rentang waktu 24 jam sejak pertama kali dilahirkan. Bayi tersebut kemudian akan hidup dari air susu induknya hingga usia 2 tahun.

Selama anak unta Baktria masih belum mengalami kematangan seksual, induk unta Baktria bersikap sangat protektif & tidak segan-segan menyerang makhluk lain yang mencoba membahayakan anaknya. Unta Baktria muda mengalami kematangan seksual pada usia 5 tahun. Jika unta tersebut berjenis kelamin betina, ia akan tetap tinggal dalam kelompok tersebut. Namun jika unta tersebut berjenis kelamin jantan, ia akan diusir oleh pejantan senior yang memimpin kelompok.



UNTA BAKTRIA & MANUSIA

Unta Baktria merupakan spesies unta terbesar di dunia karena ia bisa tumbuh hingga sepanjang 3,45 meter; setinggi 2,1 meter, & seberat hampir 700 kilogram. Pejantan biasanya berukuran lebih besar dibandingkan betina.

Di alam liar, unta Baktria bisa hidup hingga usia 50 tahun. Namun unta Baktria yang hidup sebagai hewan peliharaan manusia usianya tidak pernah melebihi 36 tahun. Masih belum diketahui apa pengaruh manusia terhadap usia maksimum unta Baktria.

Unta Baktria sudah lama dibudidayakan oleh manusia. Lukisan gua yang ditemukan di Mongolia menunjukkan kalau unta Baktria sudah dijinakkan oleh manusia sejak lebih dari 3.800 tahun yang lalu.

Tenaganya yang perkasa & kemampuannya berpuasa dalam waktu yang amat lama menyebabkan unta Baktria kerap dimanfaatkan sebagai hewan tunggangan, pengangkut barang, & penarik yurt (rumah tenda khas penduduk nomaden). Menurut catatan Marco Polo, unta Baktria banyak digunakan sebagai hewan angkut oleh para pedagang di Jalur Sutra, jalur dagang yang terbentang mulai dari Asia Barat hingga Cina.

Unta Baktria penarik kereta barang di Mongolia. (framepool.com)

Unta Baktria yang hendak dimanfaatkan tenaganya biasanya adalah unta jantan yang sudah dikebiri pada usia 3 tahun & dilatih sejak usia 4 tahun. Selain untuk diberdayakan tenaganya, manusia juga mengkonsumsi daging & susu unta Baktria. Kemudian bulunya bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kain. Tinja / kotoran unta Baktria juga bisa digunakan sebagai bahan bakar api unggun yang nyaris tidak menghasilkan asap.

Unta Baktria dari spesies C. bactrianus memiliki populasi yang amat melimpah. Di Gurun Gobi saja, ada lebih dari 400.000 unta Baktria yang mendiami kawasan tersebut.

Namun tidak demikian halnya dengan spesies C. ferus yang sekarang dikategorikan sebagai hewan yang terancam punah akibat jumlahnya yang terbatas (hanya sekitar 1.000 ekor) & adanya ancaman perburuan oleh penduduk setempat. Supaya spesies tersebut tidak sampai punah, pemerintah Cina & Mongolia sudah mendirikan petak cagar alam di Gurun Gobi supaya C. ferus bisa hidup tanpa gangguan di dalamnya.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Camelidae
Genus : Camelus
Spesies : Camelus bactrianus & Camelus ferus



REFERENSI

BBC. 2001. "'New' camel lives on salty water".
(news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/1156212.stm)

Cutshall, E.. 2017. "Camelus bactrianus".
(animaldiversity.org/accounts/Camelus_bactrianus/)

Lensch, J.. "The two-humped camel (Camelus bactrianus)".
(www.fao.org/3/x1700t/x1700t05.htm)

National Geographic. "Bactrian Camel".
(www.nationalgeographic.com/animals/mammals/facts/bactrian-camel)

San Diego Zoo. "Camel".
(animals.sandiegozoo.org/animals/camel)

Sharp, J.. "The Wild Bactrian Camel (Camelus ferus)".
(www.desertusa.com/animals/bactrian-camel.html)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.