Kelabang Air Terjun, Kelabang yang Jago Berenang



Kelabang air terjun. (Warut Siriwut, dkk. / livescience.com)

Kelabang. Itulah nama dari hewan yang mudah dikenali berkat penampilannya yang khas. Tubuhnya yang panjang, beruas-ruas, & berkaki banyak menyebabkan kelabang / lipan mudah dikenali oleh siapapun, termasuk oleh mereka yang hanya melihat hewan ini secara sekilas. Berkat jumlah kakinya yang banyak & tubuhnya yang luwes, kelabang pun bisa bergerak dengan amat cepat.

Meskipun kelabang dikenal sebagai hewan yang lincah, kelabang bukanlah hewan yang mahir berenang. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk spesies kelabang air terjun (waterfall centipede; Scolopendra cataracta). Pasalnya selain mahir bergerak di darat, kelabang ini juga pandai berenang. Kemampuan berenangnya tersebut sekaligus menjadikan kelabang air terjun sebagai spesies kelabang amfibi pertama yang diketahui oleh para ilmuwan.

Kelabang air terjun memiliki tubuh panjang yang agak pipih & berwarna hijau kehitaman.  Pada masing-masing ruas tubuhnya, terdapat sepasang kaki berbentuk panjang & berwarna jingga kemerahan. Kelabang air terjun tergolong sebagai kelabang berukuran besar karena ia bisa tumbuh hingga sepanjang 20 cm lebih. Di kepalanya, terdapat mata, rahang, & sepasang antena panjang yang juga beruas-ruas.

Kelabang dari genus Scolopendra tidak memiliki paru-paru untuk bernafas. Sebagai gantinya, mereka memiliki organ trakea yang fungsinya serupa dengan paru-paru. Di sepanjang sisi tubuh kelabang, terdapat lubang-lubang kecil bernama "spirakel" yang terhubung dengan trakea & berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.

Kelabang air terjun yang sedang melengkungkan badannya. (Zoo Keys / theguardian.com)

Karena kelabang sangat mudah kehilangan uap air lewat spirakel, kelabang baru akan aktif pada saat matahari sudah terbenam supaya tidak sampai mengalami dehidrasi. Kalau untuk kasus kelabang air terjun, ia bisa menjaga supaya tubuhnya semakin aman dari dehidrasi dengan cara mendiami kawasan di sekitar sungai.

Kelabang air terjun hanya ditemukan di Asia Tenggara. Tepatnya di Thailand, Laos, & Vietnam. Namun tidak menutup kemungkinan kalau kelabang ini memiliki persebaran habitat yang lebih luas karena kelabang dengan penampilan & kemampuan berenang serupa juga pernah dijumpai di Kepulauan Ryukyu, Jepang selatan.



BERENANG SEPERTI SIDAT

Kelabang air terjun memanfaatkan kemampuannya dalam berenang untuk melarikan diri & menyeberang ke tempat lain. Saat berenang, kelabang air terjun akan merapatkan kaki-kakinya di kedu sisi tubuhnya, kemudian menggoyang-goyangkan tubuhnya sambil bergerak ke depan layaknya sidat (lihat gambar bergerak). Kalau sedang berada di darat, kelabang air terjun melindungi diri dengan cara bersembunyi di bawah batu maupun di dalam celah sempit.

Kelabang air terjun tergolong sebagai spesies baru karena hewan ini baru memiliki nama ilmiah & taksonominya sendiri pada tahun 2016. Hewan ini sebenarnya sudah diketahui oleh kalangan ilmuwan pada tahun 1928, namun ilmuwan pada waktu itu masih belum tahu kalau kelebang ini adalah spesies baru. Karena salah satu spesimen kelabang ini pernah ditemukan di Air Terjun Tad E-Tu di Laos, kelabang ini pun diberi nama ilmiah cataracta (bahasa Latin untuk "air terjun")

Seperti spesies kelabang lainnya., kelabang air terjun adalah hewan karnivora atau pemakan daging. Makanannya mencakup hewan-hewan darat & air yang ukurannya tidak berbeda jauh darinya, misalnya serangga. Untuk melumpuhkan mangsanya, kelabang ini menggunakan taringnya yang beracun. Racun kelabang ini tidak mematikan bagi manusia, namun racunnya bisa membuat manusia merasa sakit hingga berhari-hari lamanya.

Kelabang air terjun yang sedang berenang di dalam bak. (dailymail.co.uk)

Tidak diketahui bagaimana siklus hidup & reproduksi dari kelabang air terjun. Kalau melihat siklus hidup dari kelabang lain yang juga tergolong dalam genus Scolopendra, kelabang air terjun diperkirakan berkembang biak dengan cara bertelur.

Saat sudah selesai bertelur, betina tidak akan meninggalkan telur-telurnya begitu saja. Namun ia akan melingkarkan badannya di sekeliling telur untuk menjaga supaya telurnya aman dari hewan pemakan telur & jamur. Saat telur-telurnya sudah menetas, bayi kelabang air terjun mungkin akan tetap tinggal bersama induknya hingga usia tertentu. Sesudah itu, bayi-bayi kelabang sudah harus mencari makan sendiri.

Tidak seperti serangga, kelabang tidak mengalami metamorfosis & bayi kelabang yang baru menetas memiliki wujud yang serupa dengan kelabang dewasa. Namun karena kulitnya tidak ikut bertambah besar saat ia mengalami pertumbuhan, kelabang harus melakukan pergantian kulit secara berkala hingga usia dewasa.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Chilopoda
Ordo : Scolopendromorpha
Famili : Scolopendridae
Genus : Scolopendra
Spesies : Scolopendra cataracta



REFERENSI

Geggel, L.. 2016. "Nightmarish Find: Giant, Venomous Centipede Is a Powerful Swimmer".
(www.livescience.com/55291-newfound-swimming-centipede.html)

W. Siriwut, dkk.. 2016. "A taxonomic review of the centipede genus Scolopendra Linnaeus, 1758 (Scolopendromorpha, Scolopendridae) in mainland Southeast Asia, with description of a new species from Laos".
(www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4926625/)

Hadley, D.. 2020. "Fascinating Facts About Centipedes".
(www.thoughtco.com/fascinating-facts-about-centipedes-1968228)

Timmerman, B.. 2013. "Life Cycle".
(bioweb.uwlax.edu/bio203/s2013/timmerma_benj/reproduction.htm)

Timmerman, B.. 2013. "Morphology".
(bioweb.uwlax.edu/bio203/s2013/timmerma_benj/interactions.htm)



TAUTAN EKSTERNAL

Video kelabang yang sedang berenang di aquarium
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.