Jane Toppan, Sang Perawat Pencabut Nyawa



Ilustrasi mayat. (eastidahonews.com)

Bagi mereka yang sedang sakit, perawat ibarat malaikat penyelamat. Berkat keberadaan perawat, seseorang bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari tanpa harus terlalu membebani dirinya sendiri. Namun lain halnya jika kebetulan perawatnya adalah Jane Toppan. Pasalnya alih-alih jadi cepat sembuh, orang yang dirawat olehnya justru malah beresiko kehilangan nyawanya setiap saat.

Jane Toppan adalah nama dari seorang wanita pembunuh berantai asal Amerika Serikat (AS) yang sehari-harinya bekerja sebagai perawat. Ia diketahui sudah membunuh lebih dari 30 orang dengan cara menyuntik korbannya dengan racun atau obat bius dalam dosis tinggi. Sebagian besar korban Jane adalah pasiennya sendiri yang sudah lanjut usia.

Jane Toppan lahir pada tahun 1857 di Boston dengan nama Honora Kelley. Ia lahir dari pasangan Peter & Bridget Kelley, sepasang imigran miskin asal Irlandia yang memiliki 4 orang putri. Dari keempat anak perempuan tersebut, Jane / Honora adalah yang termuda. Masa kecil Jane tidak bisa dibilang indah karena selain harus hidup dalam himpitan ekonomi, ayahnya kerap mabuk-mabukan & bersikap kasar.

Cerita miring seputar ayah Jane belum berhenti sampai di sana. Saat sedang bekerja sebagai penjahit, Peter konon pernah mencoba menjahit kelopak matanya sendiri sehingga ia terpaksa dilarikan ke rumah sakit jiwa (RSJ). Tidak ingin melihat anak-anaknya terlantar, pada tahun 1863 Bridget memohon kepada RSJ Wanita Boston untuk mengadopsi Honora & kakaknya, Delia.

Peta lokasi Boston.


Setahun kemudian, Honora diadopsi oleh Ann Toppan. Sejak itulah, Honora menyandang nama Jane Toppan. Jane tidak menyukai Ann karena Ann kerap menghina dirinya. Akibatnya, saat Jane sedang berada di sekolah, Jane kerap mengarang cerita bohong mengenai keluarganya untuk membuat teman-teman sekolahnya terkesan. Sebagai contoh, Jane mengaku kalau ayahnya berprofesi sebagai pelaut yang berkeliling dunia.

Saat Ann akhirnya meninggal, putrinya yang bernama Elizabeth kini menjadi pemilik rumah Toppan. Tidak seperti ibunya, Elizabeth memperlakukan Jane dengan baik sehingga Jane memiliki hubungan yang cukup baik dengan Elizabeth. Tahun 1885, Jane pergi meninggalkan rumah Elizabeth & kemudian mengikuti kursus keperawatan di Rumah Sakit Cambridge, Boston, pada tahun 1887.



MENJAJAL PROFESI PERAWAT

Selama bekerja sebagai perawat, Jane disukai oleh para pasiennya karena ia kerap tersenyum saat merawat pasiennya. Sampai-sampai mereka menjuluki Jane sebagai "Jolly Jane" (Jane yang Periang). Namun sikap sebaliknya ditunjukkan oleh sejumlah koleganya karena Jane kerap menceritakan cerita-cerita bohong seputar masa lalunya di hadapan mereka. Mereka juga curiga kalau Jane kerap mencuri meskipun mereka tidak pernah berhasil memergokinya.

Saat sedang bekerja di RS Cambridge itulah, Jane kerap menjadikan pasien sebagai kelinci percobaannya. Saat Jane sudah menentukan sasarannya, ia akan menyuntikkan obat morfin atau atrofin dalam dosis tinggi supaya korbannya tak sadarkan diri. Sesudah itu, Jane akan menikmati ekspresi korbannya atau bahkan naik ke atas tubuh korbannya. Ia juga memanipulasi catatan medis pasiennya supaya para dokter & perawat lainnya tidak curiga.

Salah seorang pasien Jane yang bernama Amelia Phinney mengaku kalau Jane sempat naik ke atas tubuhnya & menciumi wajahnya setelah ia disuntik oleh Jane. Amelia baru terbangun keesokan paginya dalam kondisi selamat. Awalnya ia mengira kalau peristiwa yang ia alami hanyalah mimpi semata. Namun saat Jane ditangkap oleh polisi 14 tahun kemudian, barulah ia sadar kalau peristiwa yang dulu menimpanya sama sekali bukan mimpi.

Rumah Sakit Umum Massachusetts. (massmoments.org)


Lepas dari reputasi negatif yang dimiliki Jane di mata perawat lainnya, Jane tetap dianggap sebagai perawat yang berbakat oleh kalangan dokter. Pada tahun 1888, atas rekomendasi dari dokter di RS Cambridge, Jane mulai bekerja sambil menjalani pelatihan di RS Umum Massachusetts. Namun sebelum berhasil mendapatkan sertifikat keperawatannya, Jane keburu dikeluarkan oleh pihak RS Massachusetts karena ketahuan meninggalkan bangsal rumah sakit tanpa izin.

Jane kemudian kembali bekerja di RS Cambridge, namun lagi-lagi ia dikeluarkan karena kerap memberikan obat bius secara sembrono. Meskipun tidak lagi bekerja di rumah sakit, Jane tidak lantas menganggur karena ia sesudah itu bekerja sebagai perawat pribadi untuk pasien-pasien lanjut usia yang perlu ditemani setiap hari.

Jane melakukan pembunuhan pertamanya pada tahun 1895. Korbannya adalah tuan tanahnya sendiri, Israel Dunham. Jane mengaku membunuh Israel memakai racun karena tidak tahan dengan sikap Israel yang menurutnya cerewet & mudah marah. Dua tahun kemudian, giliran istri Israel yang bernama Lovey Dunham yang dibunuh oleh Jane.

Tahun 1899, Jane bertemu kembali dengan Elizabeth setelah Elizabeth mengundang Jane untuk meghabiskan hari libur di rumah lama keluarga Toppan. Tanpa diketahui oleh Elizabeth, Jane secara diam-diam mencampurkan racun strychnine ke dalam air minum Elizabeth. Setelah membunuh Elizabeth, Jane kemudian menggadaikan perhiasan emas milik Elizabeth.


Jane Toppan. (Ktr101 / wikipedia.org)



SANG PENEBAR RACUN

Bulan Desember 1899, Jane diminta oleh seorang dokter untuk merawat pasiennya yang bernama Mary McLear. Jane kemudian membunuh Mary memakai racun & mencuri pakaian-pakaian milik Mary. Bulan Februari 1900, Jane membunuh sahabat lamanya yang bernama Myra Conners memakai racun strychnine. Ia membunuh Myra karena menginginkan pekerjaan Myra di Sekolah Teologi St. John.

Jane memang berhasil mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya tersebut. Namun ia dipecat pada bulan November karena sejak ia bekerja, banyak orang yang mengaku kerap kehilangan barang-barang berharga. Tahun 1901, Jane diterima untuk tinggal bersama tuan tanah Melvin Beedle beserta keluarganya. Jane sempat meracun Beedle & istrinya, namun mereka tidak sampai meninggal & hanya menderita sakit perut parah.

Bulan Juli 1901, Jane membunuh Mattie Davis dengan memakai morfin. Setelah Mattie meninggal, Jane pergi ke rumah Mattie untuk tinggal bersama suaminya, Alden Davis. Di sana, Jane kemudian meracun Alden & anak-anaknya hingga tewas. Setelah selesai membunuh semua anggota keluarga Davis, Jane kemudian pergi ke rumah almarhumah Elizabeth karena ia berharap bisa menjadi istri baru Oramel, suami Elizabeth semasa hidup.

Saat Oramel menolak menikahi Jane, Jane secara diam-diam meracun Oramel supaya Oramel jatuh sakit sehingga Jane bisa merawatnya. Ketika Oramel akhirnya sembuh, ia ternyata tetap enggan menikahi Jane. Jane pun lantas memaksa Oramel menikahinya sambil mengklaim kalau Oramel sudah menghamilinya. Merasa marah atas tuduhan Jane tersebut, Oramel lantas mengusir Jane.

Jane yang merasa shock lantas mencoba bunuh diri dengan memakai morfin, namun upayanya gagal sehingga ia pun kemudian menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara itu di tempat lain, kerabat jauh keluarga Davis yang kebetulan berprofesi sebagai polisi berpangkat tinggi merasa curiga kalau keluarga Davis meninggal akibat diracun. Maka, ia pun mengundang pakar racun Leonard Wood untuk mengadutopsi para anggota keluarga Davis.

Ilustrasi jarum sauntik dari abad ke-19. (medshop.com.au)


Bulan Oktober 1901, Jane ditangkap polisi atas dugaan membunuh keluarga Davis. Pada awalnya Jane hanya diadili atas dakwaan pembunuhan 4 anggota keluarga Davis. Belakangan diketahui kalau ternyata keluarga Davis bukanlah satu-satunya korban pembunuhan Jane. Kepada sahabat lama sekaligus pengacara pembelanya, Jane mengaku kalau ia sudah membunuh 31 orang. Belakangan, Jane juga mengaku kalau jumlah korbannya mungkin aslinya mencapai 100 orang.

Saat ditanya kenapa Jane bisa tega membunuh begitu banyak orang, Jane mengaku terjerumus ke dalam aksi pembunuhan berantai sebagai pelampiasan karena ia tidak pernah memiliki kesempatan untuk menikah & membangun rumah tangganya sendiri. Jane juga mengaku merasakan kenikmatan tersendiri saat melihat para korbannya menggeliat-geliat hingga tewas seusai diracun.

Jane pun lantas dinyatakan terbukti bersalah atas tewasnya 31 orang. Namun karena ia dianggap memiliki kelainan mental, Jane tidak dimasukkan ke dalam penjara biasa & diharuskan menjalani perawatan di rumah sakit jiwa (RSJ) Taunton. Selama dirawat di RSJ, Jane berkali-kali mengancam bakal kembali melakukan pembunuhan memakai morfin. Ia menjalani sisa hidupnya di RSJ tersebut hingga ajal menjemputnya pada tanggal 17 Agustus 1938.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



BIODATA

Nama lengkap : Jane Toppan
Tempat, tanggal lahir : Boston, 1857
Tempat, tanggal wafat : Taunton, 17 Agustus 1938
Terkenal sebagai : pembunuh 31 orang lebih di negara bagian Massachusetts, AS



REFERENSI

E. Allen, dkk.. 2005. "Jane Toppan (Jolly Jane)".
(maamodt.asp.radford.edu/Psyc%20405/serial%20killers/Toppan,%20Jane%20-%202005.pdf)

New England Historical Society. "Jolly Jane Toppan, the Killer Nurse Obsessed With Death".
(www.newenglandhistoricalsociety.com/jolly-jane-toppan-killer-nurse-obsessed-death/)

Serena, K.. 2018. "Inside The Twisted Mind And Murders Of “Jolly” Jane Toppan".
(allthatsinteresting.com/jane-toppan)
  






COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.