Hiu Malaikat, Setan Penyergap dari Dasar Lautan



Seekor hiu malaikat. (foxnews.com)

Hiu. Itulah nama dari ikan laut yang pastinya sudah tidak asing bagi para pengunjung sekalian. Jika mendengar kata hiu, maka biasanya yang terbayang di benak kebanyakan orang adalah sejenis ikan dengan tubuh yang oval memanjang layaknya peluru torpedo kapal selam. Faktanya, tidak semua hiu memiliki penampilan demikian. Hiu malaikat adalah contoh dari hiu yang penampilannya berbeda dari hiu-hiu kebanyakan.

Hiu malaikat / hiu bidadari (angelshark) adalah sebutan untuk sejenis hiu yang wujudnya seperti hasil persilangan antara ikan pari dengan ikan hiu. Seperti halnya ikan pari, hiu malaikat memiliki tubuh bagian depan yang pipih & lebar. Bagian tubuh yang pipih tersebut aslinya adalah sirip dada & pinggulnya. Namun seperti halnya ikan hiu, hiu malaikat memiliki tubuh bagian belakang yang besar dengan sirip ekor di ujungnya.

Penampilan hiu malaikat bakal mengingatkan kita akan penampilkan ikan pari torpedo. Namun tidak seperti pari torpedo yang sirip lebarnya berbentuk bundar, sirip lebar hiu malaikat bentuknya seperti segitiga. Kemudian jika mulut pari torpedo terletak di bawah tubuhnya, mulut hiu malaikat terletak di bagian depan kepalanya.

Hiu malaikat juga memiliki kumis kecil di atas mulutnya. Sementara dalam hal ukuran, hiu malaikat diketahui bisa tumbuh hingga sepanjang 1,5 meter lebih (pari torpedo panjang tubuhnya tidak sampai 1 meter).

Kepala hiu malaikat. Bagian menyerupai bulatan berwarna putih adalah lubang spirakel. (George Burgess / floridamuseum.ufl.edu)

Ada sekitar 24 spesies hewan yang digolongkan sebagai hiu malaikat & mereka semua digolongkan dalam genus Squatina. Hiu malaikat dapat ditemukan di semua lautan dunia yang beriklim tropis & subtropis, termasuk perairan Indonesia.

Mereka banyak ditemukan di perairan dangkal dengan kedalaman maksimum kurang dari 200 meter. Habitat favorit mereka adalah dasar lautan yang berlumpur atau berpasir. Berkat tubuhnya yang pipih, hiu malaikat bisa berdiam di dasar laut sambil menyamar hingga menyerupai permukaan dasar laut di sekelilingnya.

Celah insang hiu malaikat terletak di bagian bawah tubuhnya. Supaya ikan ini bisa tetap berdiam di dasar laut tanpa mengalami kesulitan bernafas, hiu malaikat memiliki sepasang lubang kecil bernama spirakel di belakang matanya. Saat bernafas, air akan masuk melalui celah insang & dikeluarkan melalui spirakel. Akibatnya, mulut hiu malaikat nampak tidak pernah bergerak sehingga penyamarannya menjadi semakin sempurna.



PANDAI MEMBACA SITUASI

Bicara soal penyamaran, hiu malaikat memiliki tubuh bagian atas yang warnanya beragam karena menyesuaikan kondisi habitatnya. Namun tubuh bagian bawah hiu malaikat hampir selalu berwarna putih. Hiu malaikat adalah hewan karnivora yang makanannya terdiri dari ikan & invertebrata yang hidup di dasar laut.

Saat mencari makan, hiu malaikat bisa mengubah-ubah taktik berburunya. Pada siang hari, hiu ini lebih banyak diam. Saat ada hewan mangsanya yang melintas, barulah hiu ini menyergap mangsanya dengan cepat. Namun pada malam hari, hiu ini menjadi lebih aktif mencari makan. Untuk membantunya mengunyah mangsa, hiu malaikat memiliki deretan gigi yang bentuknya tajam & runcing.

Hiu malaikat yang sedang membuka mulutnya. (Yzx / wikipedia.org)

Hiu malaikat dari spesies Squatina californica diketahui memiliki musim kawin yang berlangsung dari bulan Mei hingga Agustus. Hiu ini merupakan hewan ovovivipar yang berarti hiu ini bertelur, namun telurnya akan tetap disimpan dalam tubuh induknya hingga menetas.

Jumlah bayi yang bisa dikandung oleh hiu malaikat betina sekali bereproduksi adalah 13 ekor, namun biasanya hiu malaikat hanya menghasilkan telur & bayi berjumlah separuhnya. Waktu yang diperlukan oleh hiu malaikat untuk mengandung anaknya hingga melahirkan adalah sekitar 10 bulan. Sesudah bayi hiu malaikat keluar dari tubuh induknya, bayi tersebut sudah harus  hidup mandiri.

Karena hiu malaikat jantan berukuran lebih kecil dibandingkan betina, hiu jantan mengalami kematangan seksual lebih cepat dibandingkan betina. Jika hiu jantan sudah mengalami kematangan seksual pada usia 8 tahun, maka betina baru mengalami kematangan seksual pada usia 13 tahun. Hiu malaikat diperkirakan bisa hidup hingga usia 35 tahun.

Hiu malaikat bukanlah hewan yang agresif terhadap manusia. Namun jika hewan ini tidak sengaja diinjak, hiu ini bisa memberikan gigitan yang menyakitkan. Oleh karena itulah, hiu malaikat juga dijuluki sebagai "setan pasir" (sand devil).

Selain dengan nama tadi, hiu malaikat juga dikenal dengan sebutan "ikan biarawan" (monkfish) karena tubuh lebar & meruncing hewan ini nampak seperti biarawan yang sedang memakai jubah. Namun perlu diperhatikan kalau sebutan "monkfish" juga digunakan untuk menyebut ikan dari genus Lophius yang kebetulan juga bertubuh lebar.

Karena hiu malaikat nampak menyerupai jubah biarawan (monk), hiu malaikat juga dikenal dengan sebutan "monkfish".

Layaknya hewan-hewan lainnya, hiu malaikat juga menjalani siklus memakan & dimakan. Musuh utama hiu malaikat adalah hiu putih raksasa.yang panjang tubuhnya bisa mencapai 6 meter lebih. Supaya bisa melindungi diri dari hewan pemangsanya, hiu malaikat pun memanfaatkan tubuhnya yang pipih & warnanya yang serupa dengan warna dasar lautan supaya lebih sulit ditemukan oleh musuhnya.

Hiu malaikat juga terancam oleh manusia. Akibat ditangkap secara besar-besaran sejak tahun 1970-an, populasi hiu malaikat mengalami penurunan tajam di Samudera Atlantik & pantai barat Amerika Serikat (AS).

Untuk mencegah hiu malaikat benar-benar mengalami kepunahan, pemerintah Inggris melarang perburuan hiu bidadari sejak tahun 2008. Di AS, hiu malaikat tidak dilarang untuk diburu sepenuhnya, namun penangkapan hiu ini harus dilakukan di tengah-tengah Samudera Pasifik yang jauh dari pantai.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Chondrichthyes
Subkelas : Elasmobranchii
Ordo : Squatiniformes
Famili : Squatinidae
Genus : Squatina



REFERENSI

De Craene, L.. 2004. "Squatina californica".
(animaldiversity.org/accounts/Squatina_californica/)

Hansen, C.. "Squatina dumeril".
(www.floridamuseum.ufl.edu/discover-fish/species-profiles/squatina-dumeril/)

Luna, S.M.. "Torpedo torpedo (Linnaeus, 1758)".
(www.fishbase.in/summary/Torpedo-torpedo.html)

Martin, R.A.. "Order Squatiniformes — Angel Sharks".
(www.elasmo-research.org/education/ecology/id-squatiniformes.htm)

Wikipedia. "Angelshark".
(en.wikipedia.org/w/index.php?title=Angelshark&oldid=983892844)

 






COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.