Kasuari, Burung Berkaki Pisau dari Belantara Papua



Seekor burung kasuari di tepi pantai. (smh.com.au)

Kasuari. Itulah nama dari burung raksasa yang harusnya sudah tidak asing bagi pengunjung sekalian. Ya, itu adalah nama dari sejenis burung besar yang habitat aslinya berada di Indonesia bagian timur, khususnya di Pulau Papua. Selain di Indonesia, burung kasuari juga dapat ditemukan di wilayah Papua Nugini & Australia. Di negara-negara berbahasa Inggris, burung kasuari lebih dikenal dengan nama "cassowary".

Ada 3 spesies burung kasuari yang sudah diketahui oleh manusia. Spesies pertama adalah burung kasuari gelambir tunggal (single-wattled cassowary) atau kasuari utara (northern cassowary). Kasuari spesies ini memiliki nama ilmiah Casuarius unappendiculatus. Nama "utara" pada kasuari ini diberikan karena habitat asli burung ini terkonsentrasi di Pulau Papua bagian utara & Pulau Yapen.

Spesies kasuari kedua adalah kasuari gelambir ganda (double-wattled cassowary) atau dikenal juga dengan nama kasuari selatan (southern cassowary). Kasuari yang satu ini memiliki nama ilmiah Casuarius casuarius. Kasuari selatan merupakan spesies kasuari dengan persebaran populasi yang paling luas. Pasalnya selain di Pulau Papua, mereka juga dapat ditemukan di Kepulauan Aru, Pulau Seram, & Cape York (semenanjung besar yang terletak di Australia utara).

Spesies kasuari terakhir adalah kasuari kerdil (dwarf cassowary; Casuarius bennetti). Habitat mereka terkonsentrasi di kawasan pegunungan & dataran tinggi di Pulau Papua dengan ketinggian lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut. Di luar Pulau Papua, kasuari kerdil juga dapat ditemukan di Pulau Yapen & Pulau New Britain (pulau kecil di sebelah timur Pulau Papua).

Kasuari kerdil diberi nama demikian karena burung tersebut merupakan spesies kasuari terkecil. Pasalnya jika diukur dari kepala sampai ekor, kasuari kerdil hanya memiliki panjang maksimum 135 cm. Kasuari gelambir tunggal di lain pihak merupakan spesies kasuari terbesar karena panjang maksimumnya bisa mencapai 2 meter. Sementara kasuari gelambir ganda merupakan spesies kasuari berukuran sedang karena panjang maksimumnya hanya mencapai 170 cm.

Foto kepala masing-masing spesies kasuari. Panah kuning menunjukkan letak gelambir.

Masing-masing spesies kasuari juga dapat dibedakan dengan melihat kepalanya. Kasuari gelambir tunggal - sesuai namanya - hanya memiliki gelambir leher berjumlah satu yang berwarna merah / kuning. Kasuari gelambir ganda memiliki gelambir leher berwarna merah & berjumlah dua. Kasuari kerdil di lain pihak tidak memiliki gelambir pada lehernya.

Selain perbedaan tadi, semua spesies kasuari juga memiliki kesamaan fisik satu sama lain. Semua spesies kasuari memiliki tubuh yang besar, kaki yang panjang, leher yang panjang & melengkung, serta jengger besar pada bagian atas kepalanya. Tidak seperti ayam yang jenggernya lunak, kasuari memiliki jengger yang keras karena jengger tersebut aslinya adalah tulang yang diselubungi oleh kulit.

Tubuh burung kasuari diselubungi oleh bulu lebat berwarna hitam. Jika dilihat dari jauh, bulu kasuari nampak panjang & sempit layaknya rambut pada manusia. Bukan tanpa alasan kenapa kasuari memiliki bulu macam itu. Dengan bulu berbentuk demikian, air yang menerpa tubuh kasuari bakal langsung mengalir ke bawah. Bulu kasuari yang tebal juga membantu melindunginya saat harus menembus kerimbunan hutan.

Jika kasuari memiliki bulu yang lebat pada badannya, maka kepala, leher, & kaki bawahnya tidak ditutupi oleh bulu. Kepala & leher kasuari berwarna dominan biru, sementara kakinya berwarna kelabu dengan 3 buah jari di bagian telapak kakinya. Pada masing-masing ujung jarinya, terdapat kuku tajam yang panjangnya bisa mencapai 12 cm. Kasuari juga memiliki sayap, namun karena sayapnya berukuran amat kecil, sayapnya tidak bisa digunakan untuk terbang.


Kerangka burung kasuari. (Kersti / commons.wikimedia.org)


PEMAKAN BUAH YANG DISUKAI BUAH

Habitat favorit burung kasuari adalah hutan hujan tropis, namun mereka juga dapat ditemukan di padang rumput, hutan pohon kayu putih (eculayptus), & hutan rawa. Makanan utama kasuari adalah buah-buahan hutan. Untuk mencukupi kebutuhan proteinnya, kasuari kadang-kadang juga memakan jamur, serangga, & hewan kecil. Spesies burung kasuari utara yang hidup dalam tangkapan diketahui juga mau memakan makanan anjing.

Kasuari merupakan burung yang bermanfaat bagi tanaman buah. Setiap kali ia memakan buah, biji yang ada di dalam buah juga akan ikut tertelan. Namun karena biji memiliki kulit yang keras, biji tersebut akan tetap berada dalam kondisi utuh saat keluar bersama-sama dengan tinja kasuari. Dengan cara itulah, kasuari bisa membantu menyebarkan biji dari buah-buahan yang dimakannya.

Kasuari adalah burung soliter (penyendiri) yang memiliki wilayah kekuasaannya masing-masing. Untuk menandai wilayah kekuasaannya & berkomunikasi dengan burung kasuari lain yang letaknya berjauhan, burung kasuari memiliki kebiasaan mengeluarkan suara yang keras, namun berfrekuensi amat rendah hingga sulit ditangkap oleh indra pendengaran manusia.

Kasuari diketahui bisa mengeluarkan suara hingga frekuensi serendah 23 Hertz. Sebagai perbandingan, frekuensi terendah yang bisa ditangkap oleh telinga manusia adalah 20 Hz. Kemampuan kasuari dalam mengeluarkan suara berfrekuensi demikian rendah diduga ada kaitannya dengan tulang jengger kasuari yang bentuknya lebar & pipih. Berkat kemampuannya tersebut, kasuari bisa berkomunikasi 1 sama lain tanpa menarik perhatian musuhnya.

Perbandingan ukuran kasuari dengan manusia. (jacobwilliamhoss / pinterest.com)

Musim kawin burung kasuari bervariasi antar spesies, namun biasanya terjadi pada pertengahan tahun. Saat musim kawin berlangsung, burung kasuari jantan akan membiarkan kasuari betina memasuki wilayahnya. Jika betina menyukai pejantan, keduanya akan melakukan perkawinan, lalu betina menaruh telur-telurnya pada lokasi yang sudah ditentukan oleh pejantan.

Jumlah telur yang dikeluarkan oleh betina bervariasi antara 4 hingga 20 butir. Tidak seperti unggas pada umumnya, yang melakukan pengeraman telur bukanlah betina, melainkan jantan. Tugas betina hanyalah kawin dengan pejantan & mengeluarkan telur-telur hasil perkawinannya. Sesudah mengeluarkan telurnya, betina akan pergi untuk kawin dengan pejantan lain, sementara pejantan akan menjaga telur-telur tersebut.

Telur kasuari memerlukan waktu antara 47 hingga 61 hari untuk menetas. Bayi kasuari yang baru menetas bulunya berwarna cokelat dengan garis-garis lebar berwarna hitam di bagian punggungnya. Baru pada usia 6 bulan, burung kasuari muda akan mengalami pergantian warna bulu hingga menyerupai burung dewasa.

Bayi burung kasuari akan tetap tinggal bersama ayahnya hingga usia 9 bulan. Seekor burung kasuari mengalami kematangan seksual pada usia 3 tahun & bisa hidup hingga usia 40 tahun di dalam tangkapan. Burung kasuari betina ukurannya sedikit lebih besar dibandingkan burung jantan.


Kasuari dewasa & anaknya. (rainforestrescue.org.au)


PEMBUNUH BERKAKI PISAU

Berkat ukurannya yang besar & perilakunya yang amat waspada, kasuari tidak memiliki banyak musuh di alam liar. Anjing liar & babi hutan adalah beberapa contoh hewan yang diketahui memangsa burung kasuari. Jika kasuari merasakan adanya bahaya, ia akan langsung melarikan diri & bersembunyi dengan memanfaatkan kerimbunan hutan. Namun jika ia sudah berada dalam kondisi terpojok, burung kasuari bisa melawan dengan cara menendang & mencakar memakai ujung kakinya.

Kasuari merupakan burung yang amat berbahaya saat bertarung. Pasalnya burung ini memiliki kuku kaki yang panjangnya bisa seukuran pisau kecil. Jika manusia sampai terkena sayatan kaki kasuari, maka orang yang bersangkutan bisa meninggal akibat kehabisan darah. Oleh karena itulah, kasuari pun menyandang reputasi sebagai salah satu burung paling berbahaya di dunia.

Dari sekian banyak kasus serangan burung kasuari ke manusia yang pernah terjadi, baru ada 2 kasus kematian oleh burung kasuari yang terdokumentasi secara rinci. Kasus pertama terjadi pada tahun 1926 ketika seorang remaja Australia yang bernama Phillip McLean (16 tahun) tewas setelah lehernya terkena sayatan kasuari. Kasus lainnya terjadi pada tahun 2019 lalu di Florida, AS. Korbannya adalah Marvin Hajos, seorang peternak lokal yang kebetulan juga memelihara kasuari.

Cakar kaki kasuari. (Sarah Davis / livescience.com)

Lepas dari bahaya yang bisa ditimbulkannya, nyatanya kasuari tetap banyak diburu oleh manusia. Di Papua Nugini, suku-suku pribumi setempat memburu kasuari karena bagian-bagian tubuhnya bisa digunakan sebagai objek ritual. Namun ada pula yang memburu kasuari untuk motif ekonomi semata, misalnya untuk diselundupkan. Selain akibat perburuan, kasuari juga terancam oleh penggundulan hutan, bencana alam, & kecelakaan di jalan raya yang melintasi habitatnya.

Untuk mencegah kasuari benar-benar punah, pemerintah di negara-negara yang menjadi habitat asli kasuari sudah mengeluarkan aneka kebijakan. Di Indonesia, pemerintah setempat menetapkan kasuari sebagai hewan yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. Di Australia & Papua Nugini, sejumlah lokasi ditetapkan sebagai cagar alam supaya kasuari bisa hidup di dalamnya tanpa terancam oleh manusia.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Casuariiformes
Famili : Casuariidae
Genus : Casuarius



DAFTAR SPESIES KASUARI

-  Kasuari utara (Casuarius unappendiculatus)
-  Kasuari selatan (Casuarius casuarius)
-  Kasuari kerdil (Casuarius bennetti)



REFERENSI

Bowman, W.. 2021. "The Cassowary Is the World's Most Dangerous Bird".
(animals.howstuffworks.com/birds/cassowary.htm)

Borell, B.. 2008. "Invasion of the Cassowaries".
(www.smithsonianmag.com/science-nature/invasion-of-the-cassowaries-10896851/)

Epstein, K.. 2019. "Florida Man Killed by His Cassowary, Huge Species Known as 'World's Most Dangerous Bird'".
(www.sciencealert.com/a-florida-man-has-been-killed-by-a-cassowary-apparently-the-world-s-most-dangerous-bird)

Hulbert, D.. 2007. "Casuarius casuarius".
(animaldiversity.org/accounts/Casuarius_casuarius/)

Jones, S.. 2006. "Casuarius bennetti".
(animaldiversity.org/accounts/Casuarius_bennetti/)

Neikirk, R.. 2014. "Casuarius unappendiculatus".
(animaldiversity.org/accounts/Casuarius_unappendiculatus/)

PROFAUNA. "PP RI No. 7 Tahun 1999".
(www.profauna.net/id/regulasi/pp-7-1999-tentang-pengawetan-jenis-tumbuhan-dan-satwa)

Queensland Government. "Wildlife of Jardine River National Park".
(wetlandinfo.des.qld.gov.au/wetlands/facts-maps/wildlife/?AreaID=national-park-jardine-river)

 






COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.