The Fly (1986), Monster Malang Hasil Persilangan Manusia & Serangga



Bilik teleportasi (telepod) yang menampilkan tangan manusia & kaki lalat raksasa.

Lalat rumah adalah serangga yang pastinya tidak asing bagi kita semua. Ya, itulah serangga yang kerap diidentikkan sebagai hewan pengganggu oleh manusia karena kebiasaannya terbang sambil berdengung di sekitar makanan. Jika itu masih belum cukup menyebalkan, lalat juga memiliki kebiasaan hinggap di tempat sampah & menularkan penyakit berbahaya pada manusia.

Dalam ranah fiksi, lalat juga menjadi sumber inspirasi untuk film horor berjudul "The Fly" (Lalat) yang dirilis pada tahun 1986. Film tersebut bercerita mengenai seorang ilmuwan bernama Seth Brundle yang secara perlahan berubah menjadi makhluk setengah manusia & setengah lalat akibat kesalahan dalam eksperimen yang dijalaninya.

Saat baru dirilis, film "The Fly" begitu menyita perhatian publik karena film ini menyisipkan adegan-adegan horor yang begitu ekstrim pada masanya. Beberapa contoh adegan tersebut di antaranya adalah adegan wanita yang melahirkan belatung raksasa, adegan seseorang yang tangannya patah saat melakukan adu panco, hingga adegan manusia setengah monster yang memuntahkan cairan putih ke atas makanannya sendiri.

Banyaknya adegan horor ekstrim yang ditampilkan dalam "The Fly" menyebabkan film tersebut menjadi sumber inspirasi untuk film-film horor yang dirilis sesudahnya. Sebagai contoh, film "District 9" (2009) menampilkan spesies alien bernama Prawn yang wujudnya amat mirip dengan monster serangga dalam film "The Fly".

Film "The Fly" juga terkenal karena menampilkan tulisan poster & potongan dialog "be afraid, be very afraid" (takutlah, takutlah dengan sangat). Di masa kini, kalimat tersebut kerap dijumpai dalam percakapan-percakapan berbahasa Inggris untuk menggambarkan situasi buruk yang tidak akan membaik dalam waktu dekat.



SEJARAH

"The Fly" merupakan hasil adaptasi dari film berjudul sama yang rilis pada tahun 1958. Film "The Fly" keluaran tahun 1958 pada gilirannya merupakan hasil adaptasi dari cerpen buatan George Langelaan yang berjudul "The Fly". Cerpen tersebut pertama kali muncul pada tahun 1957 di majalah Playboy.

Cerpen "The Fly" bercerita tentang seorang pria bernama Francois Delambre yang mendapat kabar kalau Andre, saudaranya yang bekerja sebagai ilmuwan, tewas dibunuh oleh istrinya sendiri yang bernama Helene. Francois merasa bingung karena Andre & Helene selama ini dikenal memiliki hubungan yang harmonis.

Cuplikan film "The Fly" (1958) yang menampilkan karakter Andre.

Francois juga penasaran kenapa Helene harus membunuh Andre hingga kepala & sebelah tangan suaminya hancur. Belakangan diketahui kalau Andre ternyata sedang mengembangkan alat teleportasi. Namun saat Andre melakukan percobaan pada dirinya sendiri, ia tanpa sengaja mengubah dirinya menjadi manusia setengah lalat.

Khawatir kalau benda hasil eksperimennya ini bakal dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik, Andre kemudian menghancurkan hasil penelitiannya sendiri. Sesudah itu, Andre melakukan bunuh diri dengan bantuan Helene supaya orang-orang yang melihat mayat Andre tidak tahu kalau ia sudah berubah menjadi seperti monster.

Karena cerpen buatan Langelaan tersebut memiliki alur cerita yang begitu menarik & kreatif pada masanya, cerpen yang bersangkutan lantas diadaptasi ke media film. Film yang bersangkutan akhirnya dirilis pada tahun 1958 dengan judul "The Fly". Begitu dirilis, film tersebut berhasil meraih kesuksesan finansial karena hanya dengan biaya produksi setengah juta dollar, film yang bersangkutan berhasil meraih pemasukan hingga 3 juta dollar.

Film "The Fly" memiliki perbedaan dengan alur cerita versi cerpennya. Di versi cerpen, Helene diceritakan melakukan bunuh diri usai membunuh Andre karena merasa bersalah atas kematian suaminya. Kalau di versi film, Helene diceritakan tetap hidup & tidak dianggap bersalah atas kematian suaminya supaya ia bisa tetap merawat anak hasil pernikahannya dengan Andre.

Puluhan tahun pasca dirilisnya film "The Fly", muncul wacana untuk membuat kembali film tersebut dengan memakai teknologi terkini. Penulis naskah profesional Charles Edward Pogue lantas diminta oleh produser Stuart Cornfeld untuk membuatkan naskah film "The Fly" versi baru tersebut.

Dibandingkan dengan versi cerpen & versi film 1958, naskah buatan Pogue memiliki alur cerita yang amat berbeda jauh. Dalam hal nama karakter misalnya, nama-nama karakter yang ada di naskah buatan Pogue tidak sama dengan nama-nama karakter versi cerpen & versi film 1958.

Perbedaan lain, di versi cerpen & versi film tahun 1958, sang karakter ilmuwan diceritakan hanya berubah menjadi lalat pada bagian kepala & tangannya. Namun pada naskah buatan Pogue, sang ilmuwan diceritakan berubah menjadi monster lalat hingga mencakup seluruh tubuhnya. Sang ilmuwan pada naskah buatan Pogue juga diceritakan sempat membunuh seseorang sebelum kemudian membunuh dirinya sendiri.

David Cronenberg kemudian dipercaya untuk menyutradarai film berdasarkan naskah buatan Pogue ini. Setelah meminta izin kepada produser Stuart Cornfeld, Cronenberg melakukan sedikit perubahan pada naskah buatan Pogue supaya filmnya sesuai dengan keinginannya.

David Cronenberg (tengah) saat menyutradarai film "The Fly". (reddit.com)

Dalam naskah yang sudah diubahnya, sang karakter ilmuwan diceritakan baru berubah menjadi monster lalat sepenuhnya pada bagian akhir film. Sang karakter ilmuwan juga diceritakan tewas bukan akibat bunuh diri, tapi akibat dibunuh oleh kekasihnya sendiri.

Dengan bermodalkan naskah baru ini, proses pembuatan film "The Fly" pun dimulai. Bulan Agustus 1986, film "The Fly" akhirnya resmi ditayangkan di bioskop-bioskop umum. Begitu dirilis, film tersebut langsung mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para penonton. Pasalnya hanya dengan biaya produksi belasan juta dollar, film "The Fly" berhasil meraih pemasukan hingga 60 juta dollar.

Selain sukses dari segi finansial, film "The Fly" juga mendapatkan tanggapan positif dari para kritikus. Mereka memaknai film "The Fly" sebagai bentuk perumpamaan dari penyakit AIDS & fenomena sosial yang mendampinginya. Sebagai contoh, adegan di mana sang karakter utama (Seth) berubah menjadi monster dianggap menyimbolkan kondisi kesehatan seseorang yang berangsur-angsur memburuk akibat AIDS.

Adegan di mana Seth tidur dengan seorang wanita asing setelah bertengkar dengan kekasihnya dianggap menyimbolkan seks bebas & penyebaran penyakit menular seksual. Sementara adegan di mana Seth memasukkan gula begitu banyak dalam cangkir minumannya menyimbolkan seseorang yang ketagihan mengkonsumsi narkoba.

Pujian pada film "The Fly" bukan hanya ditujukan pada alur cerita yang diusungnya, tetapi juga pada efek khusus yang digunakan dalam film tersebut. Pasalnya untuk ukuran film dari dekade 1980-an, desain manusia setengah monster yang ditampilkan dalam film tersebut nampak begitu realistik. Dampaknya, film "The Fly" pun berhasil memenangkan penghargaan Academy Award untuk kategori Dandanan Terbaik (Best Makeup).

Poster film "The Fly". (imdb.com)

David Cronenberg merasa kalau film "The Fly" tidak perlu dibuat lanjutannya karena film tersebut sudah memiliki akhir cerita yang jelas. Oleh karena itulah, saat film lanjutan "The Fly" dibuat, Cronenberg tidak melibatkan diri dalam proyek sekuel film tersebut.

Film sekuel yang dimaksud akhirnya resmi dirilis pada tahun 1989 dengan mengusung judul "The Fly II". Tidak seperti film pendahulunya yang banyak dipuji, film "The Fly II" justru ditanggapi secara negatif oleh kalangan kritikus karena alur ceritanya dianggap terlalu bertele-tele & tidak sebagus film pendahulunya.

Lepas dari tanggapan negatif tersebut, film "The Fly" tetap dianggap memiliki basis penggemarnya sendiri. Oleh karena itulah, pada tahun 2015 beredar seri komik yang berjudul "The Fly : Outbreak". Komik tersebut terdiri dari 5 volume & mengusung alur cerita yang berkaitan langsung dengan film "The Fly II".



ALUR CERITA (FILM)

Veronica / Ronnie adalah nama dari seorang wartawati yang bekerja untuk sebuah majalah iptek. Suatu hari, saat ia sedang menghadiri sebuah acara pesta yang dihadiri oleh para ilmuwan & pebisnis, ia berpapasan dengan seorang ilmuwan yang bernama Seth Brundle.

Seth berkata kepada Veronica kalau ia sedang mengembangkan telepod, sepasang alat berbentuk bilik kecil yang bisa digunakan untuk memindahkan benda dari 1 bilik ke bilik lainnya melalui mekanisme teleportasi. Veronica yang merasa penasaran kemudian pergi menemani Seth menuju laboratoriumnya.

Telepod buatan Seth pada awalnya bekerja sesuai keinginannya. Saat Seth memasukkan stoking / kaos kaki panjang milik Veronica ke salah 1 bilik, stoking tersebut secara ajaib muncul kembali di bilik lain. Namun saat Seth mencoba melakukan percobaan serupa pada kera babun, babun tersebut muncul di bilik lain dalam kondisi mati tercabik-cabik.

Lepas dari masalah terkait babun tersebut, Veronica tetap merasa kagum & berniat menulis artikel mengenai telepod buatan Seth ini. Namun Seth meminta supaya Veronica mengurungkan niatnya tersebut karena Seth ingin menyempurnakan telepodnya hingga bisa digunakan untuk memindahkan manusia dengan selamat.

Veronica menyanggupi permintaan Seth. Namun tidak demikian halnya dengan rekan kerja Veronica yang bernama Stathis Borans. Borans ingin supaya majalah tempat mereka bekerja segera merilis artikel mengenai telepod buatan Seth. Setelah keduanya berdebat, Borans akhirnya mengalah & bersedia menunda perilisan artikel mengenai telepod Seth.

Sementara itu di tempat lain, Seth mengira kalau Veronica sedang bermesaraan dengan Borans & berniat menerbitkan artikel mengenai telepod Seth tanpa seizin dirinya. Dalam kondisi marah & setengah mabuk, Seth kemudian nekat melakukan percobaan memakai telepod pada dirinya sendiri.

Seth yang sedang berada dalam bilik telepod.

Tanpa disadari oleh Seth, bilik telepod yang ditempatinya ternyata juga dimasuki oleh seekor lalat. Saat telepodnya yang sudah menyala, Seth muncul kembali di bilik telepod yang 1 dengan selamat, sementara lalat tadi menghilang.

Tidak lama kemudian, Veronica muncul kembali di laboratorium Seth & menceritakan apa penyebab ia melakukan pertemuan dengan Borans. Sadar kalau dirinya sudah salah sangka kepada Veronica, Seth kemudian mengajak Veronica untuk menginap bersama dengan dirinya. Ajakan tersebut diterima oleh Veronica & keduanya kemudian berhubungan badan sebelum kemudian tidur bersama.

Keesokan harinya, Seth merasa kalau dirinya menjadi lebih kuat & lebih lincah dibandingkan sebelumnya. Seth kemudian meminta supaya Veronica juga masuk ke dalam telepod, namun Veronica menolak. Seth yang merasa marah kemudian pergi meninggalkan Veronica sambil mencelanya.

Waktu berlalu, hal-hal aneh mulai terjadi pada diri Seth. Sekujur badannya mulai ditumbuhi oleh rambut yang keras & bisul-bisul misterius. Kuku & giginya terlepas sendiri tanpa sebab.

Sadar kalau ada yang tidak beres pada dirinya, Seth kemudian melakukan pengecekan pada rekaman komputer telepod. Saat itulah, ia baru mengetahui kalau saat dirinya melakukan teleportasi memakai telepod, ada lalat yang hinggap di dalam bilik telepod tersebut.
 
Ketika telepodnya aktif, telepod tersebut bukan hanya memindahkan Seth & lalat, tetapi juga menyatukan keduanya. Sebagai akibatnya, sel-sel tubuh lalat tersebut kini tertanam dalam tubuh Seth & ia kini sedang dalam proses untuk berubah menjadi monster hasil kombinasi manusia & lalat.

Veronica (kanan) saat berbicara dengan Seth yang sudah berubah wujud hingga menyerupai monster.

Beberapa minggu berlalu, Seth menelepon Veronica & memintanya datang ke laboratoriumnya. Saat Veronica sudah tiba di kediaman Seth, ia merasa kaget saat melihat kalau sekujur tubuh Seth kini dipenuhi oleh gumpalan daging misterius.

Setelah mendengar penjelasan Seth, Veronica kemudian meminta bantuan kepada Borans, namun Borans justru malah meminta Veronica untuk menjauhi Seth supaya Veronica tidak tertular. Saat Veronica tengah bingung menentukan tindakan selanjutnya, ia mendapat kabar kalau dirinya positif hamil. Dan janin tersebut kemungkinan besar berasal dari sperma Seth!

Khawatir kalau bayi yang dikandungnya bakal berubah menjadi seperti Seth, Veronica berniat melakukan aborsi pada janinnya. Namun saat Veronica tengah bersiap menjalani aborsi, Seth mendadak muncul & kemudian menculik Veronica. Seth berniat menggabungkan dirinya sendiri dengan Veronica & janinnya via telepod supaya Seth bisa muncul kembali sebagai manusia normal.

Begitu mengetahui kalau Veronica diculik oleh Seth, Borans kemudian pergi ke laboratorium Seth sambil membawa senjata api. Namun sesampainya di sana, Borans langsung disergap & dilumpuhkan oleh Seth.

Seth yang sudah berubah wujud sepenuhnya menjadi monster serangga.

Tepat sebelum Seth hendak memakan Borans hidup-hidup, Veronica menampakkan diri & meminta Seth menghentikan perbuatannya. Seth kemudian langsung memasukkan Veronica ke dalam telepod secara paksa & menyalakan komputer telepod. Sesudah itu, Seth masuk ke dalam bilik telepod lainnya supaya Seth, Veronica, & janinnya bisa menjalani teleportasi secara bersama-sama.

Borans sendiri ternyata masih hidup kendati mengalami cedera parah pada tangan & kakinya. Dengan sisa-sisa tenaganya, Borans menembak kabel telepod yang dihuni oleh Veronica. Seth yang melihat hal tersebut langsung mendobrak pintu bilik telepodnya. Namun sebelum Seth sudah benar-benar keluar dari bilik, telepod yang ditempatinya keburu aktif.

Karena bilik telepod tempat Veronica disekap sudah tidak aktif, kini yang diteleportasi oleh telepod adalah Seth & serpihan pintu bilik telepodnya. Saat Seth sudah muncul kembali di bilik telepod yang 1, Seth kini tidak bisa lagi berjalan normal karena kakinya sudah menyatu menjadi gumpalan daging & kabel logam.

Seth kemudian merangkak mendekati Veronica & meminta supaya Veronica segera menembak mati dirinya. Veronica pada awalnya menolak. Namun begitu Seth menunduk sambil memasang tatapan memelas, Veronica akhirnya berubah pikiran & kemudian menembak kepala Seth hingga hancur. Saat tubuh Seth sudah terkulai tidak bernyawa, Veronica menjatuhkan senapannya & kemudian menangis tersedu-sedu.


Seth ketika memohon kepada Veronica supaya dirinya segera ditembak mati.


ELEMEN-ELEMEN DALAM FILM "THE FLY"

Telepod

Telepod adalah mesin ciptaan Seth Brundle dengan kemampuan teleportasi. Telepod terdiri dari 2 buah bilik yang terhubung dengan komputer. Jika suatu benda / makhluk hidup ditempatkan dalam salah satu bilik, maka benda / makhluk tersebut akan muncul kembali di bilik yang satunya lagi.

Bilik telepod berbentuk tinggi, lonjong, & berwarna gelap. Jika disimak, bagian luar bilik telepod bentuknya terlihat seperti kepompong lalat rumah. Telepod juga dilengkapi dengan pintu berjendela besar supaya orang-orang bisa melihat isi bilik telepod tanpa harus membuka pintunya.

Telepod (kiri) & perbandingannya dengan kepompong lalat rumah (kanan).

Saat proses teleportasi hendak dilakukan, mula-mula benda yang hendak dipindahkan harus ditempatkan di dalam salah satu bilik telepod. Sesudah itu, pintu telepod akan terkunci dari luar. Komputer kemudian melakukan pemindaian & kalkulasi supaya benda yang hendak diteleportasi bisa dimunculkan kembali dalam kondisi utuh.

Jika semuanya berjalan lancar, bagian dalam telepod akan memancarkan cahaya terang. Sesudah itu, benda yang tadinya berada di dalam bilik telepod akan menghilang. Namun beberapa detik kemudian, benda yang sama akan muncul kembali di bilik telepod yang satu.

Meskipun nampak menjanjikan, telepod juga memiliki kelemahan. Telepod hanya bisa memindahkan 1 macam benda. Jika benda yang hendak diteleportasi ada lebih dari 1, sistem komputer telepod akan kesulitan membedakan keduanya & kemudian menyatukan kedua benda tadi secara tidak sengaja.

Sebagai contoh, jika ada steak & piring yang dipindahkan memakai telepod, maka steak yang baru saja diteleportasi akan terasa keras akibat tercampur dengan bahan penyusun piring. Oleh karena itulah, jika seseorang hendak melakukan teleportasi memakai telepod, orang tersebut harus berada dalam kondisi telanjang bulat supaya tubuhnya kelak tidak menyatu dengan pakaian & aksesorisnya sendiri.

Telepod pada awalnya tidak bisa digunakan untuk memindahkan makhluk hidup dalam kondisi hidup-hidup. Namun setelah Seth Brundle melakukan modifikasi pada program komputer telepod, kini telepod juga bisa digunakan untuk memindahkan makhluk hidup dengan selamat.

Seperti halnya benda mati, telepod hanya bisa memindahkan 1 makhluk hidup. Jika ada 2 makhluk hidup yang dipindahkan sekaligus memakai telepod, maka kedua makhluk tersebut akan melebur menjadi makhluk baru setibanya di bilik telepod yang satu. Sebagai contoh, jika seorang manusia & lalat melakukan teleportasi memakai telepod, keduanya akan menyatu menjadi makhluk setengah manusia & setengah lalat.


Telepod yang sedang menyala & melakukan proses teleportasi.


Seth Brundle / Brundlefly

Seth Brundle adalah seorang ilmuwan dengan spesialisasi di bidang komputer & fisika. Berkat kecerdasan yang dimilikinya, Seth bisa menciptakan telepod, mesin dengan kemampuan teleportasi yang belum pernah ada sebelumnya.

Seth merasa terdorong untuk menciptakan telepod karena ia amat mudah mengalami mabuk saat menaiki kendaraan. Jadi supaya ia bisa pergi ke tempat yang jauh tanpa harus menaiki kendaraan, Seth pun menciptakan telepod dengan harapan alat tersebut kelak bisa membantunya pergi ke tempat manapun yang ia mau.

Meskipun Seth sudah terbiasa berpikir rumit saat melakukan penelitian, Seth memiliki cara pandang yang amat sederhana dalam menjalani kesehariannya. Di hampir setiap kesempatan, ia selalu mengenakan setelan jas berwarna abu-abu dengan kemeja berwarna putih. Menurut pengakuan Seth, jika ia mengenakan setelan pakaian yang sama setiap harinya, ia tidak perlu berpikir keras saat memilih pakaian & bisa fokus mencurahkan pikirannya untuk melakukan penelitian.

Seth bekerja untuk sebuah perusahaan teknologi yang bernama Bartok. Ia memiliki kebiasaan untuk melakukan semua pekerjaannya seorang diri di sebuah bangunan yang nampak seperti bekas pabrik. Bangunan tersebut juga berperan sebagai rumah & laboratorium pribadi Seth.

Bangunan tempat Seth tinggal & melakukan risetnya.

Supaya Seth tidak menghabiskan terlalu banyak waktu & tenaga untuk menciptakan setiap komponen telepod, Seth mempercayakan orang lain untuk membuat komponen-komponen yang dimaksud. Jika semua komponennya sudah selesai dirakit, Seth akan merangkaikan semua komponen tadi hingga menjadi satu kesatuan mesin yang baru.

Lepas dari kecerdasan tinggi yang dimilikinya, Seth juga memiliki sisi negatif. Ia memiliki sifat mudah marah & mudah tersinggung. Jika Seth merasa kesal, Seth akan mencoba membuang kekesalannya tersebut dengan cara mabuk-mabukan & berbicara sendiri. Seth juga cenderung bertindak sembrono saat sedang merasa kesal.

Sifat sembrono Seth pulalah yang membuat dirinya tanpa sengaja berubah menjadi Brundlefly, makhluk setengah manusia & setengah lalat. Brundlefly tercipta ketika Seth menggunakan telepod untuk menteleportasi dirinya sendiri tanpa mensterilkan bilik telepodnya terlebih dahulu.

Proses berubahnya Seth menjadi Brundlefly terjadi secara perlahan & memakan waktu berminggu-minggu. Awalnya Seth masih memiliki penampilan luar layaknya manusia normal, namun dengan kekuatan & kelincahan super layaknya lalat.

Lama kelamaan, bagian-bagian tubuh seperti kuku, gigi, rambut, & bahkan alat kelamin mulai terlepas dari tubuh Seth tanpa rasa sakit. Sekujur kulit Seth juga mulai ditumbuhi dengan rambut hitam & kaku yang aslinya adalah rambut serangga (setae). Sesudah itu, gumpalan daging akan mulai menutupi kulit Seth.

Selain mengalami perubahan fisik, tingkah laku Seth juga turut mengalami perubahan. Ia kini menjadi tergila-gila akan makanan & minuman yang rasanya amat manis. Kemudian setiap kali Seth bicara, Seth akan menggoyang-goyangkan kepalanya sendiri. Seth kini juga memiliki kemampuan untuk memanjat dinding & langit-langit.

Seth yang sedang merangkak di langit-langit bangunan.

Karena sistem pencernaan Seth / Brundlefly kini tidak bisa lagi mencerna makanan padat, Seth akan memuntahkan cairan putih ke atas makanannya setiap kali hendak makan. Cairan tersebut aslinya adalah enzim dengan sifat korosif / melelehkan. Selain untuk makan, Seth juga menggunakan cairan enzim tersebut untuk bertarung & melelehkan anggota tubuh lawannya.

Jika proses berubahnya Seth menjadi Brundlely sudah mencapai tahap akhir, tubuh Seth akan terbelah layaknya kepompong. Kemudian dari dalamnya, akan muncul sosok monster yang badannya menyerupai manusia, namun kepalanya menyerupai lalat bermata sempit. Brundlefly yang sudah memasuki tahap ini akan kehilangan kemampuan untuk berbicara & hanya bisa mengeluarkan suara mengerang.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



REFERENSI

GradeSaver. "The Fly (1986 Film) Symbols, Allegory and Motifs".
(www.gradesaver.com/the-fly-1986-film/study-guide/symbols-allegory-motifs)

Wikipedia. "The Fly (1986 film)".
(en.wikipedia.org/wiki/The_Fly_(1986_film))

Wikipedia. "The Fly (Langelaan)".
(en.wikipedia.org/wiki/The_Fly_(Langelaan))

(Film) Blomkamp, N.. 2009. "District 9".

(Film) Cronenberg, D.. 1986. "The Fly".

(Film) Neumann, K.. 1958. "The Fly".
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.