Perang 1812, Ketika Amerika Serikat Menginvasi Kanada



Lukisan mengenai Perang 1812 yang menampilkan pasukan AS (kanan) melawan pasukan Inggris (kiri). (nps.gov)

Kanada & Amerika Serikat (AS) adalah 2 negara Amerika Utara yang saling bertetangga. Di masa kini, kita melihat Kanada & AS sebagai 2 negara besar dengan hubungan bilateral yang harmonis. Namun jika kita mundur hingga ke masa lebih dari seabad yang lalu, ternyata hubungan antara AS & Kanada tidak benar-benar mulus. Pasalnya di masa lampau, pasukan AS ternyata pernah menginvasi Kanada.

Invasi yang dilakukan AS ke Kanada terjadi dalam Perang 1812 (War of 1812), perang yang berlangsung dari tahun 1812 hingga 1815. Dalam perang ini, pasukan AS terlibat perang melawan pasukan Kanada, Inggris, & suku-suku Indian yang bermusuhan dengan AS. Saat perang ini meletus, Kanada pada waktu itu masih berstatus sebagai daerah koloni Inggris.

Jika dibandingkan dengan perang-perang lain semisal Perang Revolusi Amerika maupun Perang Saudara Amerika, Perang 1812 terbilang sebagai perang yang kurang terkenal. Namun kurang terkenal tidak lantas menjadikan perang ini sebagai peristiwa yang tidak ada dampaknya sama sekali dalam perjalanan sejarah AS.

Sebagai contoh, Perang 1812 merupakan 1 dari sedikit konflik bersenjata di mana ibukota AS, Washington D.C., pernah ditaklukkan oleh pasukan asing. Kemudian dari perang ini pulalah, lagu kebangsaan AS yang berjudul "The Star-Spangled Banner" (Bendera Bintang yang Berkelip) bisa tercipta.



LATAR BELAKANG

1. Faktor Amerika Utara

AS awalnya merupakan koloni / daerah jajahan milik Inggris. Namun menyusulnya timbulnya Perang Revolusi Amerika, AS sejak tahun 1783 berubah menjadi negara merdeka yang tidak lagi berada di bawah kendali Inggris.

Saat baru merdeka, wilayah AS masih belum sebesar sekarang karena pada waktu itu, negara-negara bagian penyusun AS baru mencakup 13 negara bagian di pantai timur Amerika Utara. Kendati Inggris bersedia mengakui kemerdekaan AS pasca berakhirnya Perang Revolusi Amerika, hubungan AS dengan Inggris tetap berada dalam kondisi tegang.

Selain karena faktor dendam, alasan lain kenapa Inggris tetap memiliki hubungan kurang baik dengan AS adalah karena Inggris masih memiliki koloni di sebelah utara AS (wilayah timur Kanada sekarang). Inggris khawatir kalau negara AS yang baru merdeka kelak bakal mencoba memperluas wilayahnya dengan cara mencaplok Kanada.

Peta AS (biru) & Kanada (hijau) pada tahun 1812. (warmuseum.ca)

Untuk menjaga supaya AS tetap lemah & tidak memiliki cukup kekuatan untuk mencaplok Kanada, Inggris pun memberikan bantuan persenjataan kepada suku-suku pribumi Indian yang bermusuhan dengan AS. Tindakan Inggris tersebut jelas tidak disukai oleh AS.

Saat hubungan antara AS dengan Inggris semakin memanas, AS lantas mulai mempertimbangkan opsi untuk sekalian menginvasi Kanada supaya wilayah AS bertambah luas & Inggris tidak bisa lagi menggunakan Kanada untuk mengusik kepentingan AS di Amerika Utara.

AS merasa percaya diri kalau pihaknya bisa menaklukkan Kanada & memenangkan perang. Pasalnya Inggris pada waktu itu masih sibuk berjibaku melawan Perancis dalam Perang Napoleon. Sejumlah anggota parlemen AS juga meyakini kalau rakyat Kanada selama ini menderita di bawah kekuasaan Inggris & mereka bakal menyambut kedatangan pasukan AS dengan tangan terbuka.


2. Faktor Eropa

Sejak tahun 1800-an, wilayah Eropa menjadi arena meletusnya Perang Napoleon antara aliansi pimpinan Inggris melawan aliansi pimpinan Perancis. Sebelum Perang Napoleon meletus, Inggris sebenarnya sudah lama bermusuhan dengan Perancis akibat masalah perebutan wilayah jajahan di benua lain.

Contoh dari permusuhan tersebut dapat dilihat pada masa Perang Revolusi Amerika. Saat perang masih berlangsung, Perancis memberikan bantuan perbekalan & senjata kepada milisi-milisi pejuang kemerdekaaan AS.

Saat Perang Napoleon berlangsung, AS sebenarnya mengambil sikap netral supaya tetap bisa menjalin hubungan dagang dengan Inggris maupun Perancis. Namun situasi tersebut mulai berubah setelah Inggris melakukan blokade laut & melarang semua kapal dagang dari luar Eropa untuk menjalin hubungan dengan Perancis.

Kapal perang Inggris semasa berlangsungnya Perang Napoleon. (Mark Myers / usni.org)

Kegusaran AS kepada Inggris hanya semakin meningkat karena pasukan Inggris kerap melakukan razia & penyerangan ke kapal-kapal AS dengan alasan banyak tentara Inggris yang kabur dari medan perang dengan cara bersembunyi di kapal AS.

Pada tahun 1807 contohnya, sejumlah personil angkatan laut Inggris di Teluk Chesapeake, AS, beramai-ramai membelot ke kapal perang USS Chesapeake milik AS. Saat kapten USS Chesapeake menolak permintaan Inggris untuk menyerahkan para pembelot tadi, Inggris melalui perantaraan kapal perang HMS Leopard langsung menembaki kapal USS Chesapeake & menewaskan 3 orang awaknya.

Insiden tersebut tak pelak memanaskan hubungan antara Inggris & AS, sehingga wacana supaya AS segera menyatakan perang kepada Inggris semakin menguat. Dukungan utamanya datang dari golongan pedagang yang bermitra dengan Perancis karena kebijakan blokade laut Inggris di sekeliling Eropa menyebabkan pendapatan mereka semakin menurun.

Dukungan terhadap wacana perang juga datang dari para politikus di wilayah AS barat & selatan. Jika AS pada akhirnya berhasil mengalahkan Inggris & menaklukkan Kanada, wilayah AS bakal bertambah luas & AS kemudian bisa melakukan perluasan wilayah lebih jauh ke sebelah barat.

Tidak semua rakyat AS mendukung wacana perang melawan Inggris. Golongan pedagang di negara bagian New England, AS utara, menolak wacana perang karena mereka selama ini menggantungkan hidupnya dari aktivitas dagang dengan Inggris. Namun karena jumlah mereka kalah banyak, mereka tidak bisa berbuat apa-apa saat presiden AS, James Madison, secara resmi menyatakan perang kepada Inggris pada tanggal 18 Juni 1812.



1812 : TERJUNGKAL DI DARAT, BERJAYA DI LAUT

Benteng Amherstburg adalah benteng milik Inggris yang terletak di tepi Danau Superior, danau raksasa yang terletak di perbatasan AS & Kanada. Karena letak strategisnya itulah, benteng tersebut menjadi sasaran pertama pasukan AS untuk ditaklukkan.

Sebagai langkah awal untuk menaklukkan Amherstburg, AS mengirimkan kapal pengangkut perbekalan Cuyahoga ke dekat Benteng Amherstburg. Namun sial bagi AS, kapal tersebut justru berhasil disandera oleh pasukan Inggris & prajurit suku Indian. Saat mereka menggeledah kapal tersebut, mereka berhasil menemukan detail informasi mengenai rencana penyerbuan pasukan AS ke Amherstburg.

Tanggal 12 Juli, pasukan AS yang diperkuat oleh 2.500 prajurit & dipimpin oleh Jenderal Wiliam Hull melakukan penyerbuan ke Amherstburg dari kota Detroit, AS utara. Rencananya, pasukan pimpinan Hull tersebut bakal mendapatkan bantuan perbekalan dari pasukan AS yang dipimpin oleh Mayor Thomas Van Horne.

Rencana tersebut pada akhirnya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pada tanggal 5 Agustus, dengan bermodalkan bocoran informasi dari kapal Cuyahoga, pasukan suku Indian melakukan serangan mendadak ke pasukan pimpinan Van Horne di tepi Sungai Brownstown. Karena diserang dalam kondisi tidak siap, pasukan pimpinan Van Horne merasa panik & langsung buru-buru melarikan diri.

Sementara itu di tempat lain, begitu Hull mendengar kabar mengenai musibah yang menimpa Van Horne & anak buahnya, Hull langsung memerintahkan pasukannya untuk mundur kembali ke Benteng Detroit. Pasukan Inggris & Indian kemudian membuntuti pasukan AS tersebut hingga ke Benteng Detroit.

Pasukan Inggris & Indian melakukan pengepungan di sekeliling Detroit sambil menembakkan meriamnya pada tanggal 15 Agustus. Pasukan AS yang sedang berada di Detroit sebenarnya unggul dalam hal jumlah personil. Jika pasukan AS diperkuat oleh lebih dari 2.000 orang prajurit, pasukan gabungan Inggris & Indian hanya berjumlah kurang lebih separuhnya.

Sepasang prajurit Indian yang sedang mengintai Benteng Detroit. (starforts.com)

Namun Hull sudah terlanjur berada dalam kondisi panik. Alih-alih mencoba melawan sekuat tenaga, Hull justru malah memutuskan untuk menyerah keesokan harinya. Hull & para prajurit bawahannya kemudian beramai-ramai ditahan. Sementara stok persenjataan & perbekalan yang ada di Benteng Detroit kini berpindah tangan ke pihak Inggris & Indian.

Jatuhnya Benteng Detroit ke tangan Inggris tidak membuat AS merasa jera. Pada bulan Oktober, AS kembali mengirimkan pasukannya untuk menginvasi Kanada. Kali ini wilayah yang menjadi sasaran invasi adalah Queenston, wilayah di dekat perbatasan Kanada & AS tengah yang berlokasi tidak jauh dari Air Terjun Niagara.

Invasi yang dimaksud terjadi pada tanggal 12 Oktober. Setelah berhasil menyeberangi Sungai Niagara, pasukan AS secara diam-diam kemudian menaiki tebing & berhasil menduduki bukit yang ada di tepi sungai.

Bukit tersebut memiliki peran vital karena di bukit itulah, pasukan Inggris biasa menempatkan meriamnya. Jika bukit tersebut berhasil dikuasai oleh pasukan AS, maka AS sesudah itu bisa mengirimkan bantuan pasukan & perbekalan tanpa khawatir bakal dibombardir oleh meriam pasukan Inggris.

Saat pasukan Indian di lokasi tersebut akhirnya tahu kalau pasukan AS sudah berada di atas bukit, mereka beramai-ramai melakukan penyerbuan ke arah bukit. Saat perhatian pasukan AS tengah tersita, pasukan Inggris yang baru tiba belakangan secara diam-diam memanjat tebing dari sisi sebaliknya. Pasukan AS kini berada dalam posisi terjepit!

Di seberang sungai, sebenarnya masih ada sejumlah besar milisi relawan AS yang sedang bersiaga. Namun karena mereka tidak mau menghadapi pasukan Inggris yang diperkuat oleh meriam, pasukan tersebut menolak untuk ikut berperang. Mereka beralasan kalau pertempuran ini terjadi di luar wilayah AS, sehingga mereka tidak berkewajiban untuk ikut mengangkat senjata.

Kelanjutan dari pertempuran ini sudah bisa ditebak. Berada dalam posisi terkepung melawan pasukan musuh yang lebih unggul dalam hal jumlah, persenjataan, & semangat tempur, Pertempuran Queenston lagi-lagi berakhir dengan kekalahan pasukan AS.

Pasukan AS (baju biru) saat bertempur melawan pasukan Inggris (baju merah) di Queenston. (James Denis / ourontario.ca)

Akibat Pertempuran Queenston, sebanyak 300 orang prajurit AS harus kehilangan nyawa / terluka parah. Sementara sebanyak hampir 1.000 orang lainnya ditahan oleh pihak Inggris. Di pihak musuh, Inggris & Indian hanya menderita korban tewas sebanyak 28 jiwa.

Kelabakan di front darat, AS menunjukkan peruntungan yang jauh lebih baik di front laut. Pada tanggal 19 Agustus, kapal perang USS Constitution milik AS berhasil menenggelamkan kapal perang HMS Guerriere milik Inggris di lepas pantai Halifax, Kanada timur.

Memasuki tanggal 29 Desember, giliran kapal perang HMS Java yang berhasil dikalahkan oleh kapal USS Constitution. Menariknya, pertempuran antara USS Constitution & HMS Java tidak terjadi di perairan AS maupun Kanada, melainkan di lepas pantai Brazil.



1813 : PERANG DANAU & PETAKA DI YORK, KANADA

Kendati pasukan AS berhasil menunjukkan performa positif di front laut, awan mendung masih menaungi pasukan mereka di front darat. Pada tanggal 18 Januari 1813, pasukan AS menduduki kota Frenchtown, AS utara, menyusul beredarnya informasi kalau ada pasukan Inggris yang beristirahat di kota tersebut.

Pasukan Inggris yang tadinya ada di Frenchtown membiarkan kota tersebut diduduki oleh pasukan AS. Namun hanya berselang beberapa hari kemudian, mereka kembali ke Frenchtown dalam jumlah yang lebih besar sambil ditemani oleh 800 prajurit Indian suku Wyandott Iroquois.

Pertempuran hebat pun kemudian meletus di tepi Sungai Raisin pada tanggal 22 Januari. Saat jumlah tentara AS yang bertumbangan semakin banyak, pasukan AS yang masih selamat & belum terluka parah terpaksa melarikan diri meninggalkan Frenchtown. Seusai pertempuran, sebanyak lebih dari 40 tentara AS yang masih tertinggal di Frenchtown kemudian beramai-ramai dibantai oleh para prajurit Indian.

Memasuki bulan April, pasukan AS akhirnya berhasil merasakan nikmatnya kemenangan di front darat. Pada awalnya, pasukan AS berkumpul di tepi Danau Ontario saat musim dingin masih berlangsung.

Saat musim semi akhirnya tiba & lapisan es di Danau Ontario sudah meleleh, pasukan AS kemudian berlayar menyeberangi Danau Ontario ke arah utara dengan maksud menaklukkan Benteng York (sekarang terletak di kota Toronto, Kanada).

Peta lokasi Danau Ontario. (ducksters.com)

Pasukan Indian yang bersiaga di tepi danau langsung menembaki kapal-kapal pasukan AS. Namun karena mereka kalah jumlah, pasukan AS berhasil mendesak balik pasukan Indian tadi & akhirnya tiba di tepi danau pada tanggal 27 April. Dari sana, pasukan AS kemudian melanjutkan perjalanan melalui jalur darat ke Benteng York.

Pasukan AS kemudian melakukan pengepungan di sekeliling York & menembaki benteng tersebut dengan meriam. Setiap kali pasukan Inggris keluar dari benteng untuk mendesak mundur pasukan AS, mereka selalu berhasil dikalahkan oleh pasukan AS.

Pasukan Inggris yang sedang menjaga benteng akhirnya sadar kalau pasukan AS yang sedang mengepung benteng jumlahnya jauh lebih banyak. Jika pasukan Inggris di Benteng York jumlahnya hanya sekitar 700 personil, pasukan AS yang terlibat dalam penyerbuan ini jumlahnya mencapai 2.700 personil.

Pasukan Inggris lantas memutuskan untuk mundur & membiarkan benteng tersebut diduduki oleh pasukan AS. Namun sebelum mereka pergi, pasukan Inggris menyalakan api di dekat gudang mesiu.

Saat api tersebut akhirnya menjalar ke timbunan mesiu, terjadi ledakan hebat yang menewaskan lebih dari 200 prajurit AS. Merasa marah atas tindakan pasukan Inggris tersebut, pasukan AS kemudian membalasnya dengan cara membakar bangunan-bangunan di kota York, lalu pergi meninggalkan kota tersebut dalam kondisi luluh lantak pada tanggal 1 Mei.

Memasuki bulan September, kawasan Danau Besar (Great Lakes) yang terletak di perbatasan AS & Kanada kembali menjadi arena pertempuran sengit. Kali ini, danau yang menjadi lokasi pertempuran tersebut adalah Danau Erie.

Kapal-kapal AS & Inggris saat bertempur di Danau Erie. (R.M. Chauncey / history.navy.mil)

Dalam Pertempuran Danau Erie yang meletus pada tanggal 10 September, armada AS yang diperkuat oleh 9 kapal terlibat bentrokan melawan armada Inggris yang diperkuat oleh 6 kapal perang.

Kelanjutan dari pertempuran ini tentunya sudah bisa ditebak. Karena lebih unggul dalam hal jumlah, armada AS berhasil mengalahkan kapal Inggris. Akibat pertempuran ini pulalah, pasukan Inggris yang sudah menduduki Benteng Detroit di tepi danau sejak permulaan Perang 1812 terpaksa membiarkan benteng tersebut kembali dikuasai oleh pasukan AS.



1814 - 1815 :INVASI INGGRIS KE IBUKOTA AS

Tahun berganti, terjadi peristiwa besar di Eropa yang dampak bakal turut dirasakan hingga ke Benua Amerika. Pada bulan April 1814, pasukan Inggris & sekutunya berhasil menangkap pemimpin Perancis, Napoleon Bonaparte. Napoleon sesudah itu dibuang ke Pulau Elba yang terletak di sebelah barat Semenanjung Italia.

Sukses mengasingkan Napoleon & mengakhiri perang yang terjadi di Benua Eropa, Inggris kini bisa mengkonsentrasikan seluruh kekuatannya untuk menghadapi pasukan AS dalam Perang 1812. Para prajurit Inggris yang tadinya sibuk bertempur di Eropa kini beramai-ramai dikirim ke Amerika Utara.

Tanggal 25 Juli, terjadi Pertempuran Jalan Lundy (Battle of Lundy's Lane), salah satu pertempuran paling berdarah yang pernah terjadi di wilayah Kanada. Pertempuran ini mengambil tempat tidak jauh dari Air Terjun Niagara, Kanada barat. Total, ada 1.731 prajurit yang gugur dalam pertempuran ini dengan rincian 853 prajurit AS & 878 prajurit Inggris.

Sementara itu nun jauh di sebelah timur, pasukan Inggris mendarat di pantai timur Maryland, AS. Tidak lama berselang, pasukan tersebut terlibat pertempuran darat dengan pasukan AS di Bladensburg.

Pasukan AS dalam Pertempuran Bladensburg sebenarnya unggul jauh dalam hal jumlah. Namun karena mereka didominasi oleh milisi & relawan dengan tingkat kedisiplinan rendah, Pertempuran Bladensburg berhasil dimenangkan oleh pasukan Inggris.

Sukses mengalahkan pasukan AS di Bladensburg, pasukan darat Inggris kemudian melanjutkan pergerakannya ke arah selatan - menuju ibukota AS, Washington D.C.. Tepat sehari sebelum pasukan Inggris tiba di Washington D.C., presiden AS & keluarganya secara terburu-buru pergi meninggalkan ibukota

Pasukan Inggris akhirnya tiba di Washington D.C. pada tanggal 24 Agustus. Setibanya mereka di sana, pasukan Inggris langsung membakar bangunan-bangunan penting di kota tersebut (salah satunya Gedung Putih). Peristiwa pembakaran tersebut sekaligus menjadi 1 dari sedikit peristiwa di mana ibukota AS pernah dihancurkan oleh pasukan asing.

Pasukan Inggris saat membakar Gedung Putih. (history.com)

Semakin tidak menguntungkannya situasi di medan perang menyebabkan pemerintah AS mulai menjajaki perundingan damai dengan perwakilan Inggris. Hasilnya, pada tanggal 24 Desember 1814, perwakilan AS & Inggris menandatangani kesepakatan damai di kota Ghent, Belgia. Berdasarkan Traktat Ghent, kedua belah pihak setuju untuk berhenti melanjutkan perang & mengakui batas wilayah 1 sama lain seperti sebelum perang.

Karena metode penyebaran informasi pada masa itu masih belum semaju sekarang, masih banyak tentara Inggris & AS yang belum mengetahui kabar kesepakatan damai tersebut. Dampaknya, konflik bersenjata antara AS & Inggris masih tetap berlangsung hingga bulan Mei 1815.



KONDISI PASCA PERANG

Perang 1812 merupakan perang yang merenggut banyak korban jiwa. Jumlah total korban tewas dalam perang ini mencapai lebih dari 23.000 orang, di mana sebanyak 15.000 di antaranya adalah prajurit AS.

Selain korban jiwa, perang ini juga menimbulkan kerugian material yang tidak sedikit di kedua belah pihak. Pasalnya semasa perang, kedua belah pihak sama-sama melakukan taktik bumi hangus ke kota-kota tertentu.

Sebagai contoh, pada tahun 1813 pasukan AS melakukan pembakaran ke kota York di Kanada. Pasukan Inggris lantas membalasnya dengan cara membakar kota Washington D.C. di AS pada tahun 1814. Akibat pembakaran tersebut, presiden AS sempat tidak bisa lagi menggunakan Gedung Putih sebagai kantornya hingga tahun 1817.

Perang 1812 merupakan perang yang tidak begitu terkenal di AS karena dalam perang ini, AS gagal mewujudkan tujuannya untuk menaklukkan Kanada & menjadikannya sebagai bagian dari wilayah AS yang baru. Ada beberapa alasan kenapa AS gagal memenangkan perang ini.

Pertama, pemerintah AS salah mengira kalau rakyat Kanada bakal mendukung wacana meleburnya Kanada dengan AS. Alih-alih menganggap pasukan AS sebagai pembebas, banyak rakyat Kanada yang kemudian ikut berjuang bersama dengan pasukan Inggris.

Monumen Perang 1812 di Ottawa, Kanada. (Jeangagnon / wikipedia.org)

Kedua, AS mengikuti Perang 1812 dalam kondisi tidak siap & tidak benar-benar kompak. Banyak prajurit AS dalam perang ini yang aslinya tidak berstatus sebagai prajurit profesional, melainkan sebatas milisi / rakyat sipil yang diberi senjata. Kendati milisi bisa menjadi sosok yang tangguh saat berjuang di tanah airnya sendiri, mereka cenderung bertindak setengah hati saat dipaksa bertempur jauh dari tempat tinggalnya.

Alasan ketiga, AS dalam perang ini bukan hanya harus bertempur melawan pasukan Inggris & pasukan milisi Kanada, tetapi juga melawan suku-suku Indian setempat (salah satunya Iroquois). Mereka bersedia bekerja sama dengan Inggris karena khawatir jika AS kelak bakal mencaplok wilayah yang selama ini mereka tinggali.

Alasan terakhir, Inggris selaku lawan utama AS dalam perang ini bukanlah negara sembarangan, melainkan salah satu negara adidaya dunia. Jika Perang Napoleon pada waktu itu sedang tidak berlangsung, bukan tidak mungkin Perang 1812 berakhir lebih cepat dengan kemenangan pihak Inggris.

Meskipun begitu, tidak semua hal seputar Perang 1812 hanya membawa dampak negatif bagi AS. Sebelum timbulnya Perang 1812, Inggris kerap memberikan bantuan persenjataan kepada suku-suku Indian. Namun pasca berakhirnya Perang 1812, Inggris tidak lagi memberikan bantuan kepada mereka, sehingga upaya AS untuk mengambil paksa wilayah-wilayah milik suku Indian menjadi tidak terbendung.

Dampak jangka panjang lain dari Perang 1812 adalah lahirnya "The Star-Spangled Banner" (TSSB) sebagai cikal bakal lagu kebangsaan AS yang baru. TSSB sendiri awalnya merupakan puisi yang ditulis oleh Francis Scott Key pada bulan September 1814 saat ia menyaksikan jalannya pertempuran di benteng McHenry dari kejauhan.

Puisi tersebut kemudian dicetak di surat-surat kabar & akhirnya memiliki versi lagunya sendiri, di mana melodi lagunya dibuat oleh John Stafford Smith. Meskipun lagu TSSB sudah ada sejak tahun 1800-an, baru pada tahun 1931 lagu ini secara resmi ditetapkan sebagai lagu kebangsaan AS.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERANG

Waktu & Lokasi Pertempuran
-  Waktu : 1812 - 1815
-  Lokasi : Kanada, Amerika Serikat, Samudera Atlantik

Pihak yang Bertempur
(Negara)  -  Amerika Serikat
        melawan
(Negara)  -  Inggris
(Daerah)  -  Kanada
(Grup)  - suku Indian anti-AS

Hasil Akhir
Perang berakhir tanpa pemenang yang jelas

Korban Jiwa
-  Amerika Serikat : 15.000 jiwa
-  Inggris & Kanada : 8.600 jiwa



REFERENSI

American Battlefield Trust. "River Raisin".
(www.battlefields.org/learn/war-1812/battles/river-raisin)

American Battlefield Trust. "War of 1812 Facts".
(www.battlefields.org/learn/articles/war-of-1812-faqs)

American Battlefield Trust. "War of 1812 Timeline".
(www.battlefields.org/learn/articles/war-1812-timeline)

American Battlefield Trust. "York".
(www.battlefields.org/learn/war-1812/battles/york)

Brennan, J.. "Battle of Brownstown".
(www.michmarkers.com/startup.asp?startpage=S0100.htm)

J.H. Marsh & P. Berton. 2012. "War of 1812".
(www.thecanadianencyclopedia.ca/en/article/war-of-1812)

History.com. 2009. "British troops set fire to the White House".
(www.history.com/this-day-in-history/british-troops-set-fire-to-the-white-house)

History.com. 2009. "Francis Scott Key pens “The Star-Spangled Banner”.
(www.history.com/this-day-in-history/key-pens-star-spangled-banner)

History.com. 2010. "The Battle of Lake Erie".
(www.history.com/this-day-in-history/the-battle-of-lake-erie)

Marsh, J.H.. 2011. "Capture of Detroit, War of 1812".
(www.thecanadianencyclopedia.ca/en/article/capture-of-detroit-war-of-1812)

NHHC. "USS Constitution vs HMS Guerriere".
(www.history.navy.mil/our-collections/art/exhibits/conflicts-and-operations/the-war-of-1812/uss-constitution-vs-hms-guerriere.html)

Ridler, J.. 2011. "Fort Amherstburg and the War of 1812".
(thecanadianencyclopedia.ca/en/article/fort-amherstburg-and-the-war-of-1812)

Ridler, J.. 2013. "Battle of Queenston Heights".
(www.thecanadianencyclopedia.ca/en/article/battle-of-queenston-heights)

U.S. Senate. " The Senate Convenes in Emergency Quarters".
(www.senate.gov/artandhistory/history/minute/Senate_Convenes_in_Emergency_Quarters.htm)

USS Constitution. "The HMS Java Battle".
(ussconstitutionmuseum.org/major-events/the-hms-java-battle/)
  






COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



4 komentar:

  1. Baru tau saya kalo ada perang antara inggris vs AS setelah revolusi Amerika. Mau nanya nih : kenapa Inggris pada saat kesepakatan damai tidak mencaplok wilayah amerika ? Padahal Inggris sudah sukses merebut Washington DC. Itu tandanya Inggris berhak atur syarat perjanjian damai dengan AS. Dan biasanya gitu klo yg namanya negara pemenang perang.


    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena Inggris pada waktu itu ingin fokus memulihkan diri & menstabilkan Eropa sesudah habis-habisan di Perang Napoleon. Buat Inggris, asal AS setuju untuk tidak lagi mengganggu Kanada, itu sudah cukup bagi Inggris.

      Kalau Inggris ngotot ingin mencaplok wilayah AS sesudah membakar Washington D.C., perangnya pasti bakal berlanjut ke fase gerilya (terutama di wilayah AS yang harus diserahkan ke Inggris). Soalnya masih banyak rakyat AS yang memendam sentimen negatif ke Inggris akibat bayang-bayang era penjajahan. Dan AS pada masa itu termasuk jago dalam taktik gerilya karena penduduknya banyak yang paham cara memakai senjata api & mereka bertempur di wilayahnya sendiri.

      Jadi daripada Inggris harus kembali mengeluarkan waktu & biaya yang tidak sedikit untuk melanjutkan perang, lebih baik Inggris berdamai dengan AS selama AS tidak mengganggu Inggris & koloninya.

      Hapus
  2. yang bikin saya bingung kok sekarang inggris sama amerika kok bisa temenan ya bang? padahal di masa lalu mereka benci satu sama lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena kebetulan sejak abad ke-20, AS & Inggris memiliki banyak kesamaan kepentingan.

      Waktu Perang Dunia I, AS sebenarnya bersikap netral. Tapi karena banyak kapal penumpang AS yang ditenggelamkan oleh negara musuh Inggris (Jerman), AS akhirnya ikut melibatkan diri dalam perang dengan memihak Inggris.

      Kemudian waktu Perang Dingin, AS & Inggris kembali jadi sekutu karena masing-masing negara memiliki banyak konglomerat & pengusaha di wilayahnya. Sementara paham komunis yang diusung oleh Uni Soviet menentang keberadaan golongan kaya.

      Tapi biarpun AS & Inggris bersekutu, bukan berarti mereka bakal selalu sejalan dalam masalah hubungan luar negeri. Waktu pasukan Inggris menduduki Terusan Suez di Mesir semasa Krisis Suez misalnya, AS memaksa militer Inggris mundur dari Suez. Soalnya AS menganggap tindakan Inggris bakal membuat Mesir makin dekat dengan Uni Soviet.

      Kemudian waktu AS menginvasi Grenada di tahun 1983, Inggris sebenarnya menentang karena Grenada waktu itu berstatus sebagai Persemakmuran Inggris. Tapi Inggris nggak sampai mengirim pasukan karena Inggris masih bisa memahami alasan AS melakukan invasi (AS waktu itu curiga kalau Grenada sudah disusupi oleh golongan komunis).

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.