Kumbang Tomcat, Ranjau Berkaki Enam yang Menghebohkan Manusia



Kumbang tomcat dari spesies Paederus riparius. (Aleksandrs Balodis / wikimedia.org)

Tomcat adalah istilah dalam bahasa Inggris untuk menyebut kucing jantan. Di ranah militer, nama "tomcat" juga digunakan untuk menyebut pesawat tempur varian F-14. Kalau di ranah entomologi / ilmu serangga, tomcat digunakan untuk menyebut sejenis kumbang yang ukurannya amat kecil, namun kerap menjadi momok bagi manusia.

Kumbang tomcat (tomcat beetle) adalah nama dari serangga tersebut. Kumbang tersebut diberi nama demikian karena bagian ekor / abdomennya berbentuk panjang & mengerucut layaknya moncong pesawat Tomcat. Selain dengan nama "tomcat", hewan yang bersangkutan kadang-kadang juga dikenal dengan nama "semut semai".

Kumbang tomcat memiliki tubuh berwarna loreng-loreng hitam & merah. Mereka juga memiliki 2 pasang sayap untuk membantunya terbang. Sayap depannya berwarna hitam & berbentuk pendek, sementara sayap belakangnya transparan & berbentuk panjang.

Saat sedang tidak digunakan, sayap belakang kumbang tomcat akan dilipat di bawah sayap depannya. Pada malam hari, kumbang tomcat kadang-kadang terlihat beterbangan di sekitar lampu.

Kumbang tomcat yang sedang terbang. (Jiaminglimjm / wikimedia.org)

Kumbang tomcat mendapatkan namanya dari pesawat F-14 Tomcat. (faboperacoesdcs.wordpress.com)

Ada beberapa spesies serangga yang tergolong sebagai kumbang tomcat. Namun pembahasan dalam artikel ini akan difokuskan pada kumbang tomcat dari spesies Paederus riparius. Spesies kumbang tomcat yang persebarannya mencakup seluruh dunia, kecuali di daerah kutub yang bersuhu amat dingin.

Kumbang tomcat tergolong sebagai serangga yang berukuran amat kecil karena panjang maksimumnya hanya mencapai kurang dari 1 cm. Karena ukurannya yang demikian kecil, manusia seringkali tidak menyadari kehadiran kumbang tomcat sebelum kemudian tanpa sengaja menginjak hewan ini.

Berkebalikan dengan ukurannya yang mungil, kumbang tomcat aslinya adalah hewan pemangsa yang ganas. Kumbang tomcat adalah hewan karnivora yang makanannya terdiri dari hewan-hewan kecil, misalnya kutu daun & ulat. Mereka paling menyukai habitat yang lembab & penuh dengan tanaman yang dihuni oleh hewan-hewan mangsanya, misalnya di sawah.

Karena kumbang tomcat pada dasarnya adalah sejenis kumbang, kumbang tomcat pun mengalami metamorfosis sempurna dalam hidupnya. Mereka menjalani 4 fase daam daur hidupnya, yaitu fase telur, larva, kepompong, & kumbang dewasa.


Kumbang tomcat yang sedang memakan serangga. (Nicholas Toh / shutterstock.com)


RACUN YANG BERBAHAYA BAK RANJAU

Sekarang, mari kita bicara soal racun kumbang tomcat. Kumbang tomcat bisa disebut sebagai versi serangga dari ranjau darat. Pasalnya jika kumbang ini sampai dipegang / diinjak, kumbang ini akan mengeluarkan racun yang bisa menimbulkan perih & bengkak pada kulit manusia. Racun tersebut tetap bisa melukai manusia yang mengenakan pakaian karena racunnya bisa merembes melalui kain.

Racun yang dimiliki oleh kumbang tomcat konon sama kuatnya dengan racun ular kobra. Namun karena racun kumbang tomcat biasanya hanya mengenai bagian kulit tanpa memasuki aliran darah, racun kumbang tomcat normalnya tidak sampai menyebabkan kematian.

Fungsi dari racun kumbang tomcat adalah sebagai alat pertahanan diri. Racun tersebut aslinya tidak dihasilkan oleh kumbang, melainkan oleh bakteri Pseudomonas yang hidup dalam tubuh kumbang. 

Dalam dunia kedokteran, peristiwa terpaparnya kulit manusia oleh racun kumbang tomcat dikenal dengan sebutan "paederus dermatitis". Jika seseorang terkena racun kumbang tomcat & kulitnya tidak segera dibersihkan, racun kumbang tomcat akan aktif & orang tersebut bakal merasakan rasa perih seperti terbakar pada kulitnya.

Racun kumbang tomcat bakal tetap terasa perih hingga lebih dari 1 minggu kemudian. Sementara noda bekas luka yang ditimbulkan oleh racun kumbang tomcat bakal tetap terlihat di kulit hingga berbulan-bulan lamanya. Jika kebetulan korban memiliki alergi, racun kumbang tomcat juga bisa menimbulkan demam & mual.

Ruam yang timbul pada kulit akibat racun kumbang tomcat. (ajtmh.org)

Racun kumbang tomcat biasanya baru aktif sekitar 1 - 2 hari setelah mengenai kulit manusia. Namun karena kumbang tomcat ukurannya begitu kecil & nampak tidak ada bedanya dengan semut, manusia seringkali tidak menyadari kalau mereka sudah terkena racun kumbang ini sebelum tiba-tiba merasakan perih pada kulitnya.

Jika seseorang sampai terkena racun kumbang tomcat, maka bagian tubuh yang terkena racun harus segera dibilas memakai air & sabun supaya racunnya segera menghilang. Namun jika racunnya sudah terlanjur aktif, orang yang bersangkutan sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter kulit.

Jika kebetulan ada kumbang tomcat yang hinggap pada kulit, maka kumbang tersebut sebaiknya tidak dipegang, tetapi ditiup / disingkirkan memakai kertas supaya kumbangnya tidak sampai mengeluarkan racun di atas kulit. Kumbang ini sebaiknya juga tidak dibunuh karena racunnya bakal tetap aktif meskipun kumbangnya sudah mati.

Supaya tidak ada kumbang tomcat yang masuk ke dalam rumah, maka celah-celah yang ada pada dinding luar rumah sebaiknya ditutup. Tanaman yang ada di sekitar rumah sebaiknya juga disingkirkan / dijauhkan supaya tanaman tersebut tidak digunakan oleh kumbang tomcat untuk bersembunyi & mencari makan.


Perbandingan ukuran kumbang tomcat dengan uang logam. (phc.amedd.army.mil)


MANFAAT DI BALIK BAHAYA

Populasi kumbang tomcat amat bergantung pada populasi serangga mangsanya. Pada musim hujan saat tanaman sedang melimpah, serangga-serangga pemakan tanaman jumlahnya akan bertambah banyak. Bertambahnya jumlah mereka lantas akan diikuti dengan bertambahnya jumlah kumbang tomcat.

Saat jumlah kumbang tomcat yang ada di suatu lokasi sudah begitu banyak, tidak jarang ada sebagian di antara mereka yang tanpa sengaja masuk ke dalam rumah manusia & menimbulkan kepanikan bagi penduduk setempat. Fenomena tersebut pernah terjadi di Indonesia pada tahun 2012 silam.

Fenomena ledakan populasi kumbang tomcat juga pernah terjadi di luar Indonesia. Pada tahun 1966, sebanyak 2.000 penduduk di Pulau Okinawa, Jepang, dilaporkan menjadi korban racun kumbang tomcat. Kemudian pada dekade 2000-an, giliran penduduk Malaysia, India, & Bangladesh yang menjadi korban fenomena serupa.

Meskipun kumbang tomcat memiliki racun yang berbahaya bagi manusia, kumbang ini bukan hanya membawa dampak negatif semata bagi manusia. Karena kumbang ini memiliki kebiasaan memakan serangga-serangga hama seperti kutu daun & ulat, keberadaan kumbang tomcat aslinya turut membawa manfaat bagi kalangan petani.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Staphylinidae
Genus : Paederus
Spesies : Paederus riparius



REFERENSI

Faizal, E.B.. 2012. "Tomcat swarm will end in April".
(lipi.go.id/berita/single/Tomcat-swarm-will-end-in-April/7560)

Mammino, J.J.. 2011. "Paederus Dermatitis".
(www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3225135/)

Nikbakhtzader, R.M.. 2008. "Medically important beetles (Insecta: Coleoptera) of Iran".
(www.researchgate.net/publication/250043803_Medically_important_beetles_Insecta_Coleoptera_of_Iran)

NSW Health. 2011. "Rove beetles".
(www.health.nsw.gov.au/environment/factsheets/Pages/rove-beetles.aspx)

The Dose. 2019. "Rove Beetles (Aka Tomcats) in Bali".
(www.thedosebali.com/blog/tomcats-in-bali/)

UK Beetles. "Paederus riparius (Linnaeus 1758)".
(www.ukbeetles.co.uk/paederus-riparius)
  






COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.