Sejarah Perang Dunia II di Front Pasifik



Pearl Harbor ketika diserang pasukan Jepang. (Sumber)

Perang Dunia II adalah nama dari konflik yang pastinya familiar bagi kita semua. Ya, itu adalah nama dari konflik berskala global yang berlangsung pada tahun 1939 hingga 1945. Dalam perang ini, negara-negara anggota Blok Sekutu terlibat konflik dengan negara-negara Blok Poros (Axis) yang terdiri dari Jerman, Italia, & Jepang. Sebagai akibat dari ruang lingkup perangnya yang mencakup seluruh dunia, perang ini pun memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan sejarah dunia ke depannya.

Perang Dunia II bisa dibagi ke dalam beberapa front dengan merujuk pada lokasi terjadinya. Salah satu front tersebut adalah Front Pasifik, topik pembahasan dalam artikel kali ini. Perang yang bersangkutan dikenal dengan nama Front Pasifik / Perang Pasifik karena perangnya mengambil tempat di Samudera Pasifik, tepatnya di wilayah Asia bagian timur & Oseania.

Jika Perang Dunia II diawali dengan invasi Jerman ke Polandia pada tahun 1939, maka perang di Front Pasifik baru dimulai pada tahun 1941 ketika pasukan Jepang melakukan serangan mendadak ke pangkalan militer Pearl Harbor milik Amerika Serikat (AS).



LATAR BELAKANG

Pasca terjadinya Restorasi Meiji di tahun 1868, Jepang yang awalnya merupakan negara kolot & terbelakang bertransformasi menjadi salah satu negara Asia yang paling maju industrinya. Kemajuan tersebut lantas diikuti pula dengan bertambahnya populasi penduduk Jepang & meningkatnya kebutuhan Jepang akan bahan mentah industri.

Untuk mengatasinya, Jepang pun berencana menjadikan daratan Asia Timur sebagai wilayah barunya agar Jepang bisa memanfaatkan wilayah setempat untuk dijadikan lahan pemukiman baru & dieksploitasi SDA-nya.

Rencana Jepang tersebut sebenarnya berbenturan dengan ambisi Kekaisaran Rusia yang ingin menjadikan Asia Timur sebagai tempat mendirikan pelabuhan laut yang airnya tidak pernah membeku sepanjang tahun. Benturan kepentingan antara kedua negara tadi lantas berujung pada pecahnya Perang Rusia-Jepang di tahun 1904 - 1905 yang berakhir dengan kemenangan Jepang.

Seusai perang, Jepang semakin leluasa menancapkan pengaruhnya di daratan Asia Timur. Sebagai gambaran singkat, pada tahun 1931 wilayah kekuasaan Jepang sudah mencakup Semenanjung Korea & Cina timur laut (Manchuria). 6 tahun berselang, Jepang melancarkan invasinya ke wilayah Cina yang terletak di sebelah selatan Manchuria, sekaligus memantik pecahnya Perang Sino-Jepang ke-2.

Peta wilayah  Kekaisaran Jepang di tahun 1940 (merah) & tahun 1943 (abu-abu).

Invasi Jepang ke wilayah Cina lantas menuai banjir kritikan dari negara-negara Barat, namun Jepang tidak bergeming & tetap kukuh dengan rencana awalnya untuk menguasai daratan Asia Timur. Maka, negara-negara Barat pun menjatuhkan embargo ekspor bahan mentah ke Jepang untuk melumpuhkan industri Jepang & memaksa Jepang menghentikan agresi militernya. Alih-alih menurut keinginan pihak pengembargo, Jepang justru menganggap tindakan negara-negara tadi sebagai upaya untuk melemahkan & menguasai Jepang secara perlahan.

Sebagai solusi agar Jepang bisa tetap mendapatkan pasokan bahan mentah tanpa harus menuruti keinginan negara-negara Barat yang mengembargonya, Jepang pun mengambil opsi nekat untuk menginvasi Asia Tenggara & menguasai daerah-daerah kaya SDA yang ada di sana.

Kebetulan, Asia Tenggara pada waktu itu sedang dikuasai oleh negara-negara Barat yang mengembargo Jepang. Filipina sedang dikuasai oleh AS. Indocina sedang dikuasai oleh Perancis. Hong Kong, Malaysia, & Burma sedang dikuasai oleh Inggris. Sementara Kepulauan Hindia Timur (Indonesia) sedang dikuasai oleh Belanda.

Jepang merasa percaya diri kalau mereka bisa menguasai Asia Tenggara karena negara-negara Eropa pada waktu itu sedang sibuk berperang melawan Jerman, sementara AS masih harus bergelut dengan krisis ekonomi "Depresi Besar" (Great Depression). Ditambah lagi, Jepang pada waktu itu merupakan salah satu negara dengan angkatan laut terkuat di dunia.

Jepang juga mencitrakan dirinya sebagai negara yang ingin membantu memerdekakan saudara-saudaranya sesama Bangsa Asia untuk menarik simpati penduduk pribumi di wilayah-wilayah yang hendak ditaklukannya. Merasa persiapan yang diperlukannya sudah lengkap, Jepang menjadikan pangkalan militer Pearl Harbor milik AS di Kepulauan Hawaii sebagai sasaran pertamanya agar pergerakan pasukan Jepang ke Asia Tenggara tidak terganggu.


Tentara Jepang ketika mengeksekusi tahanan perang di Singapura. (Sumber)


BERJALANNYA PERANG

Serangan Kilat yang Membuat Sekutu Kewalahan

Tanggal 7 Desember 1941, Jepang melakukan serangan mendadak ke Pearl Harbor, sekaligus menandai dimulainya Perang Dunia II di Front Pasifik secara resmi. Ada pendapat yang menyatakan kalau AS sebenarnya sudah tahu kalau Jepang berencana menginvasi wilayah AS di Pasifik.

Namun AS salah mengira kalau wilayah yang akan diserbu Jepang lebih dulu adalah Filipina, bukan Pearl Harbor. Karena militer negara-negara Sekutu di Asia Tenggara sedang berada dalam kondisi tidak siap, tidak butuh waktu lama bagi Jepang untuk menguasai wilayah-wilayah tersebut.

Memasuki pertengahan bulan Maret 1942, seluruh wilayah di Asia Tenggara sudah jatuh tangan Jepang. Untuk memudahkan Jepang mengelola daerah kekuasaan barunya, Jepang lalu mendirikan pemerintahan boneka di masing-masing wilayah & memaksa penduduk setempat menjadi pekerja paksa serta budak seks.

Di pihak yang berseberangan, kekalahan yang diderita negara-negara Sekutu di Asia Tenggara memaksa mereka untuk melakukan evaluasi sambil merancang siasat baru. Sebagai langkah awal, mereka pun mengangkat Douglas MacArthur & Chester Nimitz untuk memimpin semua pasukan Sekutu yang ditempatkan di Front Pasifik.

Sementara itu di Asia Tenggara, Jepang berencana melanjutkan invasinya ke wilayah Australia supaya tidak ada lagi wilayah di sekitar Asia Tenggara yang bisa digunakan oleh Blok Sekutu untuk mengusik Jepang.

Maka, pasukan Jepang yang ada di Rabaul, sebelah utara Pulau New Guinea, lalu diperintahkan untuk menguasai kota Port Moresby yang terletak di Pulau New Guinea bagian selatan supaya kota tersebut nantinya bisa dijadikan pangkalan militer baru untuk menggempur Australia.

Rencana tersebut gagal terwujud karena pasukan Jepang keburu dicegat & dipukul mundur oleh pasukan AS yang ditempatkan di Laut Koral, sebelah timur Australia, pada awal Mei 1942.Gagal menguasai Port Moresby, Jepang mengalihkan fokusnya untuk menguasai Pulau Midway yang terletak di Samudera Pasifik tengah.

Namun sial bagi Jepang, pihak Sekutu berhasil menyadap percakapan militer Jepang & mengetahui rencana Jepang untuk menginvasi Midway, sehingga AS bisa menyiapkan pasukannya untuk mencegat pasukan Jepang yang sedang menuju Pulau Midway.

Suasana dalam Pertempuran Midway. (Sumber)

Pertempuran antara kedua akhirnya pecah pada tanggal 3 Juni 1942 di mana kedua belah pihak menjadikan pesawat-pesawat dari kapal induk sebagai senjata utamanya dalam pertempuran. 3 hari berlalu, Pertempuran Midway berakhir dengan kemenangan pasukan AS di mana mereka berhasil menenggelamkan 3 kapal induk milik Jepang.

Pertempuran Midway kerap disebut-sebut sebagai titik balik dalam Front Pasifik karena akibat pertempuran ini, Jepang kehilangan kapal-kapal induk beserta sebagian besar pilot terbaiknya. Jepang juga merasa kesulitan untuk memulihkan kembali kekuatan armada lautnya sesegera mungkin akibat terbatasnya SDA & kompleks industri yang mereka miliki, mengingat mereka masih harus mempertahankan wilayah taklukannya.

Sebagai akibatnya, Jepang pun terpaksa membatalkan rencananya untuk menginvasi pulau-pulau di Oseania timur. Di pihak lawan, pasca keberhasilan memenangkan Pertempuran Midway, pasukan Sekutu kini merasa semakin percaya diri untuk merebut Pulau Guadalkanal (Solomon) & New Guinea dari tangan Jepang.



Lepasnya Wilayah-Wilayah Taklukan Jepang

Pertempuran di Guadalkanal akhirnya pecah pada bulan Agustus 1942. Awalnya pasukan AS berhasil merebut pangkalan udara milik Jepang di pulau tersebut melalui sebuah serangan kilat. Jepang lantas mengirimkan bala bantuan untuk merebut kembali pangkalan udaranya, namun gagal karena pasukan AS di Guadalkanal & sekitarnya juga menerima bala bantuan.

Memasuki bulan Februari 1943, Jepang terpaksa menarik mundur sisa-sisa pasukannya di Guadalkanal akibat semakin menipisnya persediaan logistik yang mereka miliki. Sebulan sebelumnya, pasukan Sekutu juga sudah berhasil menguasai Pulau New Guinea sehingga jalur yang diperlukan pasukan Sekutu untuk menyerbu Asia Tenggara kini terbuka lebar.

Pasukan AS di Guadalkanal. (Sumber)

Bulan Juni 1944, pasukan Sekutu menginvasi Pulau Saipan yang terletak di sebelah timur Filipina dengan tujuan menjadikan pulau tersebut sebagai batu loncatan untuk menyerang Filipina secara langsung. Pertempuran dahsyat pun pecah di Laut Filipina yang berlokasi di sebelah barat Saipan. Pasca pertempuran yang berakhir dengan kemenangan pihak Sekutu tersebut, Jepang kehilangan 3 kapal induk & ratusan pesawat militernya.

Bulan Oktober 1944, giliran Teluk Leyte di Filipina yang menjadi arena pertempuran sengit yang lagi-lagi berakhir dengan kemenangan armada Sekutu. Tidak lama berselang, pasukan Sekutu sukses menginjakkan kakinya di Kepulauan Filipina & langsung terlibat pertempuran darat dengan pasukan Jepang.

Bulan Februari 1945, Pulau Iwo Jima menjadi saksi bisu terjadinya salah satu pertempuran paling berdarah dalam Perang Pasifik. Pada bulan tersebut, pasukan Sekutu menyerbu Iwo Jima karena pulau tersebut berjarak tidak jauh dari Jepang & bisa digunakan untuk menyerbu Jepang secara langsung.

Awalnya pasukan Sekutu tidak mengalami kesulitan berarti untuk mencapai pulau tersebut. Namun begitu menapakkan kakinya di pulau, pasukan Sekutu langsung dihujani tembakan oleh pasukan Jepang yang bersembunyi di seantero pulau. Namun sesudah bersusah payah, pulau tersebut akhirnya berhasil direbut seutuhnya oleh pasukan Sekutu di bulan yang sama. Jumlah korban tewas dalam pertempuran ini mencapai hampir 30.000 jiwa di mana dua per tiganya adalah prajurit Jepang.

Peta lokasi Okinawa. (Sumber)

Sukses menguasai Iwo Jima, pasukan Sekutu lalu menyerbu Pulau Okinawa yang berada tepat di sebelah selatan Jepang. Di sana, mereka langsung "disambut" oleh ribuan pesawat Jepang yang melakukan taktik bunuh diri (kamikaze) dengan cara menabrakkan pesawatnya sendiri ke kapal-kapal AS.

Sesudah berhasil menguasai Okinawa, pasukan AS semakin sering melakukan serangan udara ke kota-kota penting Jepang. Puncaknya adalah ketika pada tanggal 6 & 9 Agustus 1945, pesawat AS menjatuhkan bom atom ke kota Hiroshima & Nagasaki. Sementara itu di Asia Timur, Uni Soviet juga memulai invasinya ke wilayah Manchuria. Merasa terjepit & tidak punya pilihan lain, pemerintah Jepang pun menyerah pada tanggal 14 Agustus, sekaligus menandai berakhirnya Perang Dunia II.



KONDISI PASCA PERANG

Menyerahnya Jepang lalu diikuti dengan masuknya pasukan AS ke wilayah negara kepulauan tersebut sehingga kini pihak Sekutu memiliki kebebasanan mutlak untuk mengendalikan urusan domestik Jepang. Konstitusi Jepang dimodifikasi untuk mengikis peran kaisar & memperluas penerapkan nilai-nilai demokrasi.

Bantuan uang & material juga dikucurkan untuk membangun kembali infrastruktur Jepang yang luluh lantak akibat perang. Tahun 1952, pasukan Sekutu meninggalkan Jepang & negara tersebut kini bisa mengelola urusan pemerintahannya secara mandiri. Namun AS tetap menempatkan pasukannya di Okinawa hingga sekarang.

Seperti halnya Perang Dunia II di front lainnya, Perang Dunia II di Front Pasifik juga memakan korban jiwa yang sangat banyak. Jumlah korban tewas dalam perang tersebut diperkirakan mencapai 25 juta jiwa.

Tingginya korban tewas dalam perang di Front Pasifik bukan cuma akibat terbunuh dalam pertempuran, tapi juga akibat kelaparan, wabah penyakit, & pembantaian yang dilakukan oleh militer Jepang. Ketika perang berakhir, tokoh-tokoh militer Jepang diadili atas tuduhan kejahatan perang. Salah satu tokoh tersebut adalah Hideki Tojo, perdana menteri Jepang yang dijatuhi hukuman gantung pada tahun 1948.

Tentara Jietai / JSDF. (Sumber)

Pasca Perang Dunia II, Jepang sempat dilarang memiliki militernya sendiri. Namun menyusul pecahnya Perang Korea & semakin besarnya ancaman negara-negara komunis di Asia Timur, pada tahun 1952 Jepang diperbolehkan kembali memiliki angkatan bersenjata dengan nama "Jietai" (Self-Defense Forces; Pasukan Bela Diri).

Dibandingkan dengan militer Jepang di era Perang Dunia II (Imperial), Jietai memiliki sejumlah batasan untuk mencegahnya tumbuh terlampau kuat. Beberapa contoh dari batasan tersebut adalah Jepang tidak boleh ikut terlibat dalam konflik bersenjata di luar Jepang, tidak boleh menerapkan wajib militer, & tidak boleh mengekspor alutsista.

Daerah-daerah bekas taklukan Jepang di Asia Pasifik memiliki nasib yang beragam seusai perang. Sebagian kembali menjadi daerah bawahan negara-negara Barat pemilik awalnya (contohnya Semenanjung Malaka & Filipina).

Sebagian lagi terlibat konflik dengan negara Barat kolonialis lamanya sebelum bisa memerdekakan diri (contohnya Indonesia & Kamboja). Sementara sebagian lainnya menjadi arena perang saudara akibat perebutan pengaruh antara pihak-pihak luar yang mengusung ideologi berbeda (contohnya Semenanjung Korea).

Di AS, Perang Dunia II menjadi berkah terselubung bagi "Negeri Paman Sam". Sebabnya adalah karena sebelum perang, AS sedang mengalami kelesuan ekonomi akibat krisis sejak tahun 1929.

Namun meletusnya Perang Dunia II membuat kebutuhan akan produk industri meningkat tajam, sehingga pemuda-pemudi AS yang awalnya berstatus sebagai pengangguran kini bisa diberdayakan untuk menjadi pekerja. Pasca Perang Dunia II, AS menjadi salah satu negara dengan militer & ekonomi terkuat di dunia, sekaligus merintis status AS sebagai negara adidaya baru bersama-sama dengan Uni Soviet.

Monumen Kubah Bom Atom di Hiroshima, Jepang. (Sumber)

Di Jepang sendiri, pengalaman buruk semasa Perang Dunia II membuat rakyat Jepang terpecah ke dalam 2 kubu. Kedua kubu tersebut adalah kubu pasifis & kubu reformis. Kubu pasifis ingin supaya militer Jepang tetap lemah, sementara kubu reformis ingin merombak konstitusi yang berhubungan dengan hankam supaya militer Jepang bisa menjadi lebih kuat.

Kubu reformis beralasan, jika Jepang memiliki militer yang kuat, maka negara-negara rival Jepang di Asia Timur seperti Cina akan menjadi lebih gentar jika ingin mencari masalah dengan Jepang. Kebetulan, hubungan Cina & Jepang belakangan ini sedang memanas karena keduanya terlibat sengketa Kepulauan Diaoyu / Senkaku.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERANG

Waktu & Lokasi Pertempuran
-  Waktu : 1941 - 1945
-  Lokasi : Asia Timur, Asia Tenggara, Oseania

Pihak yang Bertempur
(Negara)  -  Jepang, Jerman
(Grup)  -  milisi pro Jepang
           melawan
(Negara)  -  Amerika Serikat, Inggris & Persemakmuran, Cina, Belanda
(Grup)  -  milisi anti Jepang

Hasil Akhir
-  Kemenangan Blok Sekutu (Amerika Serikat & sekutunya)
-  Kepulauan Jepang diduduki oleh negara-negara Sekutu
-  Wilayah yang diinvasi Jepang kembali ke penguasa lamanya atau memerdekakan diri

Korban Jiwa
Sekitar 25 juta jiwa



REFERENSI

ABC News - Japan's defence plans focus on China and....
About.com - World War II Pacific : Moving Towards War
Daniel J. Meissner - Russo-Japanese War
GlobalSecurity.org - World War II
The War Times Journal - Pacific War Timeline
The War Times Journal - The Pacific War (page 3)
Wikipedia - Attack on Pearl Harbor - Military Planning
 - . 2008. "Japan". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.
 - . 2008. "Midway, Battle of". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.
 - . 2008. "Guadalcanal, Battle of". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.
 - . 2008. "World War II". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



9 komentar:

  1. Apa Italia, Jerman Nazi, atau negara lain yang tergabung dalam blok Poros/Axis tidak membantu Jepang di front Pasifik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada bantuan kapal selam dari Jerman, tapi pengaruhnya tidak begitu signifikan karena kapal selam yang dikirim jumlahnya tidak banyak. Salah satu bangkai kapal selamnya tahun kemarin ditemukan di Laut Jawa.

      Hapus
    2. alasan lainnya, jerman sendiri kepayahan di eropa.

      Hapus
    3. boro2 bantu lhawong Itali, Jerman juga kepayahan hadapi sekutu,

      Hapus
  2. kenapa gak bisa diprin ya.....gak seru

    BalasHapus
  3. Min request donk coba bikin artikel sendiri2 kan banyak tuh pertempuran di front pasifik..
    Seperti pertempuran di biak atau serangan sekutu di pangkalan jepang truk. Karena jarang dibahas.. tq

    BalasHapus
  4. Serangan jepang ke kawasan asia pasifik akhirnya tertahan padukan front abcd di

    BalasHapus
  5. Kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya karena negeri Sakura tersebut gagal memenangkan pertempuran Laut Koral dan pertempuran Midway. Kedua pertempuran tersebut mengakhiri invasi Jepang. Penyebabnya, karena saluran radio yang mudah disadap oleh Sekutu sehingga rencana agresi Jepang diketahui oleh musuh. Kedigdayaan negeri Matahari Terbit tersebut berakhir dengan kehancuran kota Hiroshima dan Nagasaki oleh bim atom sekutu serta dianeksasinya Manchuria, semenanjung korea, Kep. Kuriil dan Pulau Sakhalin oleh Uni Soviet.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.