Perang Utara Raya, Tukar Nasib Swedia & Rusia



Lukisan yang menampilkan pasukan Swedia & Rusia. (Sumber)

Swedia adalah nama dari negara yang terletak di Skandinavia, sebuah semenanjung besar di Eropa Utara. Selain Swedia, negara lain yang juga menempati Skandinavia adalah Norwegia & Finlandia. Di masa kini, Swedia lebih dikenal sebagai negara makmur yang lebih banyak mengambil sikap pasif dalam politik dunia internasional.

Namun lain halnya jika kita mundur menuju beberapa abad sebelumnya. Di abad ke-17, Swedia memiliki politik luar negeri yang agresif dengan wilayah kekuasaan yang mencakup sebagian besar Skandinavia & pesisir Laut Baltik. Namun pasca terjadinya Perang Utara Raya di awal abad ke-18, Swedia mengalami kemerosotan kekuatan hingga akhirnya menjadi seperti sekarang

Perang Utara Raya (Great Northern War; Stora Nordiska Kriget) adalah sebutan untuk perang yang mengambil tempat di Eropa bagian utara pada tahun 1700 hingga 1721. Dalam perang ini, Swedia terlibat pergumulan dengan koalisi negara-negara yang terdiri dari Rusia, Denmark-Norwegia, Polandia-Lithuania, serta negara-negara lain yang baru melibatkan diri belakangan seperti Inggris, Hanover, & Prusia.

Selain dengan nama "Perang Utara Raya", perang yang sama juga dikenal dengan nama Perang Utara ke-2 untuk membedakannya dari perang antara Swedia & Polandia di pertengahan abad ke-17 yang juga mengambil tempat di Eropa bagian utara.



LATAR BELAKANG

Swedia di abad ke-17 merupakan salah satu negara adidaya Eropa. Wilayah kekuasaanya mencakup sebagian besar Skandinavia & sebagian pesisir utara Jerman. Namun, kekuatan Swedia tidak cuma terbatas di Eropa Utara. Untuk memperluas pengaruhnya, Swedia juga sempat mengirimkan pasukannya untuk terlibat dalam perang-perang yang terjadi di luar Eropa Utara.

Sebagai contoh, pada abad ke-16 Swedia mengirimkan pasukannya untuk terlibat dalam Perang 80 Tahun. Lalu ketika terjadi periode kekacauan politik di Rusia, Swedia juga mengirimkan pasukannya untuk mengalahkan faksi politik Rusia yang didukung oleh Polandia.

Kekuatan yang dimiliki oleh Swedia pada gilirannya memancing rasa tidak suka dari negara-negara tetangga Swedia. Rusia contohnya. Negara kerajaan yang terletak di sebelah tenggara Swedia tersebut ingin mencaplok wilayah Swedia bagian timur supaya bisa memiliki wilayah di tepi Laut Baltik, sehingga jalur akses Rusia menuju Laut Utara & Samudera Atlantik menjadi terbuka.

Sementara di sebelah selatan, ada Persemakmuran Polandia-Lithuania yang berambisi memperkuat kedudukannya di Eropa Timur. Di Eropa Utara sendiri, Swedia juga memiliki hubungan kurang baik dengan Kerajaan Denmark-Norwegia karena keduanya sama-sama berambisi menjadi penguasa regional setempat.

Peta Swedia di tahun 1658 (biru tua).

Tahun 1697, Charles XII yang baru berumur 15 tahun diangkat menjadi raja baru Swedia. Negara-negara rival Swedia lantas merasa kalau inilah saat yang paling tepat untuk menghajar Swedia karena mereka merasa raja baru Swedia masih terlalu muda & tidak memiliki cukup pengalaman sebagai pemimpin.

Sebagai tindak lanjut, mereka pun sepakat untuk menjalin aliansi supaya bisa memerangi Swedia bersama-sama dengan harapan jika Swedia berhasil dikalahkan, maka mereka bisa mencaplok sebagian wilayah Swedia. Dibentuknya persekutuan tersebut sekaligus menjadi pintu gerbang menuju pecahnya Perang Utara Raya.



BERJALANNYA PERANG

Bulan Maret 1700, pasukan Denmark menginvasi wilayah Holstein (sekarang terletak di Jerman utara), sekaligus menjadi awal dimulainya Perang Utara Raya. Tidak lama berselang, Saxony selaku salah satu negara bagian penyusun Polandia-Lithuania juga melakukan invasi ke wilayah Livonia (sekarang termasuk wilayah Lithuania).

Rusia juga tidak mau ketinggalan & wilayah yang menjadi sasaran penyerbuan Rusia adalah Narvia & Ingria (keduanya terletak di tepi Laut Baltik). Swedia jelas terkejut, namun hebatnya mereka masih sanggup menunjukkan perlawanan balik kendati dikeroyok secara mendadak.

Musuh pertama yang menjadi sasaran Swedia untuk dilumpuhkan adalah Denmark. Setelah berhasil membendung invasi Denmark, angkatan laut Swedia lalu berbalik menyerbu wilayah Denmark & sukses mendaratkan pasukannya di dekat Kopenhagen, ibukota Denmark. Khawatir kalau pasukan Swedia benar-benar akan menyerang ibukota, Denmark pun terpaksa mengibarkan bendera putih.

Bulan November 1700, giliran Rusia yang berhasil dikalahkan oleh pasukan Swedia di Narva. Setahun kemudian, Swedia kembali menorehkan tinta emas dengan mengalahkan pasukan gabungan Polandia & Rusia di Riga (sekarang termasuk wilayah Estonia), sekaligus menghentikan pengepungan kedua negara tadi atas Livonia.

Lukisan mengenai Pertempuran Narva. (Sumber)

Tahun demi tahun berlalu & perang terus berlangsung. Setelah berjibaku melawan pasukan Polandia & Rusia, Swedia akhirnya berhasil mengalahkan Polandia sekaligus memaksa raja Polandia, Augustus II, turun tahta di tahun 1706. Dua tahun kemudian, Swedia mengirimkan pasukan berjumlah lebih dari 40.000 personil untuk menginvasi Rusia dari arah Polandia.

Awalnya pasukan Swedia berhasil merengsek jauh ke dalam wilayah Rusia. Namun kombinasi dari faktor keterbatasan logistik, datangnya musim dingin, & serangan demi serangan pasukan Rusia membuat pasukan Swedia berhasil dipukul mundur pada bulan Juni 1709 di Poltava. Charles XII selaku pemimpin pasukan Swedia di Rusia sendiri sukses melarikan diri & mengungsi ke wilayah Kesultanan Ottoman di sebelah barat daya Rusia

Kekalahan Swedia di Poltava lalu dimanfaatkan oleh negara-negara rival Rusia untuk memperkuat diri & mencaploki wilayah mereka yang awalnya dikuasai oleh Swedia. Sementara itu di Ottoman, Charles membujuk Sultan Ahmed III agar ikut membantu Swedia memerangi Rusia & sekutunya. Ottoman menyanggupi permintaan tersebut & kemudian mengirimkan 200.000 tentaranya ke perbatasan Moldavia pada tahun 1710.

Perang singkat pun pecah antara Rusia dengan Ottoman di mana perang tersebut berakhir di tahun 1711 tanpa pemenang yang jelas. Charles kembali membujuk Sultan agar bersedia melanjutkan perang melawan Rusia, namun kali ini permintaannya ditolak. Frustrasi dengan Sultan, Charles memutuskan untuk kembali ke Swedia pada tahun 1714.

Tahun 1715, jumlah negara yang harus diperangi Swedia bertambah setelah Prusia & Hanover (keduanya terletak di wilayah modern Jerman) sama-sama menyatakan perang kepada Swedia. Setahun kemudian, giliran Inggris yang ikut menyatakan perang pada Swedia. Akibatnya sudah bisa ditebak. Swedia semakin kepayahan di mana mereka harus rela mengalami kekalahan dalam pertempuran di Stralsund pada akhir tahun 1715.

Kapal perang Swedia (tengah) saat melawan kapal perang Rusia. (Sumber)

Setahun kemudian, giliran Wismar yang berhasil ditaklukkan oleh koalisi negara-negara musuh Swedia sehingga Swedia pun kehilangan seluruh wilayahnya di Eropa Tengah & Timur. Namun Swedia masih bisa sedikit tersenyum karena di tahun 1716, mereka sukses menguasai Kristiania (sekarang menjadi ibukota Norwegia dengan nama Oslo).

Sukses menguasai Kristiania, Swedia menggencarkan kampanye militernya di Skandinavia barat (Norwegia) di mana Charles sendiri yang memimpin pasukan Swedia. Namun naas, ketika pasukannya sedang melakukan pengepungan ke benteng di Fredrikshald pada tanggal 11 Desember 1718, Charles tewas di medan perang karena terkena tembakan dari prajurit yang sedang melindungi benteng.

Pasca tewasnya Charles, pasukan Swedia di Norwegia lalu ditarik mundur secara bertahap. Banyak tentara Swedia yang tewas dalam perjalanan akibat terkena badai salju. Tewasnya Charles juga diikuti dengan perundingan damai secara terpisah dengan negara-negara anggota koalisi. Perang baru benar-benar berakhir pada tahun 1721 pasca diresmikannya perjanjian damai antara Rusia dengan Swedia di tahun yang sama.



KONDISI PASCA PERANG

Perang Utara Raya membawa dampak negatif yang sangat besar bagi Swedia. Selain harus menanggung korban jiwa yang jelas tidak sedikit, perang ini juga membuat Swedia kehilangan sebagian wilayahnya. Pasca perang, Swedia harus kehilangan wilayah pesisir Laut Baltik & sebelah selatan Skandinavia.

Bukan hanya itu, Swedia juga harus menanggung kerugian material yang sangat besar karena selain harus membiayai pasukan selama perang, Swedia juga harus membayar uang ganti rugi kepada negara-negara lawan sebagai bagian dari perjanjian damai. Akibatnya, Swedia yang sebelum Perang Utara Raya merupakan salah satu negara kuat Eropa pasca perang berubah menjadi bak macan ompong & tidak pernah bisa bangkit lagi hingga sekarang.

Nasib sebaliknya dialami oleh Rusia. Pasca perang, Rusia mendapatkan wilayah di pesisir Laut Baltik sehingga Rusia kini memiliki jalur akses langsung menuju Samudera Atlantik. Melemahnya kekuatan Swedia juga membuat negara-negara Eropa Timur & Tengah memperoleh kelonggaran yang mereka butuhkan untuk memperkuat diri.

Adalah Rusia yang pada akhirnya berhasil memanfaatkan peluang tersebut di mana dalam perkembangannya, Rusia tumbuh menjadi salah satu negara adidaya Eropa Timur. Wilayah Rusia kelak bakal mencakup Eropa & Asia, sekaligus mengakhiri mitos kalau bangsa Rusia adalah bangsa yang lemah & terbelakang.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERANG

Waktu & Lokasi Pertempuran
- Waktu : 1700 - 1721
- Lokasi : Eropa Utara, Tengah, & Timur

Pihak yang Bertempur
(Negara)  -  Swedia, Ottoman (1711)
(Grup)  -  milisi pro-Swedia di Polandia
       melawan
(Negara)  -  Denmark-Norwegia, Rusia, Polandia-Lithuania, Inggris, Prusia, Hanover

Hasil Akhir
- Kemenangan Rusia & sekutunya
- Swedia kehilangan seluruh wilayahnya di Eropa Tengah & Timur

Korban Jiwa
Tidak jelas (lebih dari 400.000 jiwa)



REFERENSI

History of War - Great Northern War (1700-1721)
NTLWorld - The Great Northern War 1700 - 1721
Wikipedia - Great Northern War
 - . 2008. "Northern War, First". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



5 komentar:

  1. Thanks knowledge nya bro jd tau tentang swedia n nambah wawasan

    BalasHapus
  2. Mungkin ada yg tau kenapa di perang dunia 2 nazi tidak menginvasi swedia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya, NAZI Jerman tak menyerang Swedia karena negara tersebut negara yang netral. Namun, secara tidak langsung Swedia memihak NAZI Jerman dengan mengirimkan nikel sebagai bahan baku untuk alutsista Jerman NAZI serta banyak warga negaranya yang menjadi sukarelawan atau prajurit NAZI Jerman. Posisi Swedia memang dilematis, karena negerinya berada dalam ancaman serangan negara musuh. Denmark dan Norwegia dijajah oleh Jerman NAZI. Firlandia ditaklukkan Uni Soviet. Swedia tak ingin dikuasai oleh kedua negara tersebut. Oleh karena itu, Swedia memilih netral. Dan dalam Pakta Non Agresi Ribbentrop (Jerman NAZI) - Molotov (Uni Soviet), netralitas Swedia dilindungi kedua belah pihak.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.