Sejarah Rumania di Era Republik Komunis



Bendera Rumania di tahun 1965 hingga 1989. (FDRMRZUSA / wikipedia.org)

Rumania / Romania adalah nama dari sebuah negara yang terletak di Eropa Timur. Negara ini berbatasan dengan Ukraina di sebelah utara, Moldova & Laut Hitam di sebelah timur, Bulgaria di sebelah selatan, serta Serbia & Hongaria di sebelah barat.

Seperti negara-negara Eropa Timur lainnya, Rumania di masa Perang Dingin juga diperintah oleh rezim komunis. Namun tidak seperti negara komunis Eropa Timur pada umumnya, Rumania di era komunis memiliki perjalanan sejarah yang cukup unik karena mereka sempat menolak berada di bawah bayang-bayang Uni Soviet.

Sebelum kita membahas sejarah Rumania di era komunis, maka kita harus mundur dulu ke masa sesudah Perang Dunia I. Di masa itu, Rumania merupakan negara kerajaan yang wilayahnya mencakup wilayah Rumania sekarang & Bessarabia (wilayah yang sekarang termasuk dalam wilayah negara Moldova & Ukraina selatan).

Rumania awalnya mengizinkan partai-partai politik beroperasi. Namun menyusul semakin merosotnya kepercayaan publik kepada parlemen akibat kegagalan mereka mengatasi krisis ekonomi, raja Carol II memerintahkan pembubaran partai-partai politik sehingga Rumania sejak itu berubah menjadi monarki absolut.

Sementara itu di luar Rumania, perwakilan Jerman & Uni Soviet menandatangani Traktat Molotov-Ribbentrop pada tanggal 23 Agustus 1939. Berdasarkan perjanjian rahasia tersebut, wilayah Baltik, Finlandia, Polandia timur, & Bessarabia diakui sebagai wilayah Soviet. Sebagai gantinya, Soviet mengakui klaim Jerman atas wilayah Polandia bagian barat.

Hanya berselang seminggu pasca dicapainya traktat tersebut, Jerman melakukan invasi mendadak ke wilayah Polandia sehingga pecahlah Perang Dunia II. Beberapa bulan kemudian, giliran Uni Soviet yang melakukan invasi ke wilayah Baltik & Finlandia.

Peta Rumania sesudah Perang Dunia I & sesudah perang Dunia II.

Invasi yang dilakukan oleh Uni Soviet tersebut tak pelak membuat Rumania merasa khawatir akan keutuhan wilayahnya. Kecemasan Rumania akhirnya benar-benar menjadi kenyataan setelah pada tanggal 26 Juni 1940, Uni Soviet memaksa Rumania menyerahkan wilayah Bessarabia kepada Soviet.

Merasa tidak punya pilihan lain, Rumania pun terpaksa menuruti keinginan Soviet. Namun lepasnya Bessarabia ternyata baru permulaannya saja. Bulan Agustus 1940, Rumania terpaksa menyerahkan wilayah tenggara (Dobruja) kepada Bulgaria & wilayah barat (Transylvania) kepada Hongaria karena kedua negara tadi sama-sama berstatus sebagai sekutu Jerman.

Hilangnya wilayah-wilayah Rumania dengan begitu mudahnya pada gilirannya membuat pamor raja Carol II merosot. Sebagai akibatnya, pada tanggal 6 September 1940 Carol II dipaksa turun dari singgasananya menyusul timbulnya kudeta yang dipimpin oleh jenderal Ion Antonescu. Putra Carol II yang bernama Michael kemudian naik menjadi raja baru Rumania.

Namun posisi raja Rumania sejak periode ini tidak lebih sebagai simbol karena dalam realitanya, yang memegang tongkat pemerintahan Rumania adalah Antonescu. Di bawah kepemimpinan Antonescu, Rumania menjadi negara sekutu baru Jerman.

Tanggal 22 Juni 1941, Jerman yang dibantu oleh negara-negara sekutunya (termasuk Rumania) melakukan invasi mendadak ke wilayah Uni Soviet. Rumania berharap mereka bisa memanfaatkan invasi ini untuk mendapatkan kembali wilayah Bessarabia. Pada awalnya, Jerman & sekutunya berhasil menerobos jauh ke dalam wilayah Uni Soviet.

Namun menyusul kekalahan mereka dalam Pertempuran Stalingrad di tahun 1943, arah perang berubah & pasukan Soviet sejak itu berbalik menjadi pihak penyerbu. Secara perlahan tapi pasti, pasukan Soviet terus melaju ke arah barat sehingga kini wilayah Rumania terancam diserbu oleh pasukan Soviet.

Perubahan situasi di medan perang tersebut tak pelak membuat mereka yang tinggal di Rumania merasa panik. Maka, pada tanggal 23 Agustus 1944 Antonescu dikudeta & kemudian dijebloskan ke dalam penjara. Lengsernya Antonescu kemudian diikuti dengan keluarnya pernyataan gencatan senjata dari raja Rumania.

Seminggu kemudian, pasukan Uni Soviet akhirnya tiba di ibukota Bukares. Supaya Soviet bersedia mengampuni Rumania, Rumania terpaksa mengakui klaim Soviet atas Bessarabia, melarang keberadaan kelompok-kelompok berhaluan fasis di wilayah Rumania, & membayar ganti rugi perang senilai 300 juta dollar AS kepada Uni Soviet.


Tank Uni Soviet di ibukota Bukares. (romaniadacia.wordpress.com)


BERDIRINYA REPUBLIK KOMUNIS RUMANIA

Meskipun Rumania sudah mengaku kalah, Uni Soviet ternyata belum rela melepaskan cengkeramannya dari Rumania begitu saja. Kini Soviet berupaya menjadikan Rumania berada di bawah pengaruhnya. Pada bulan Februari 1945, atas tekanan dari militer Uni Soviet yang mengepung istana kediamannya, Raja Michael terpaksa mengangkat Petru Groza yang berhaluan komunis sebagai perdana menteri baru Rumania. Kemudian pada bulan Mei, Rumania setuju untuk membiarkan Soviet mengeksploitasi pusat-pusat pertambangan Rumania.

Begitu mulai menjabat, Groza menunjuk tokoh-tokoh komunis untuk menempati posisi-posisi penting di lembaga pemerintahan.  Aksi-aksi penyerangan & propaganda negatif yang ditujukan kepada tokoh-tokoh non-komunis juga semakin sering terjadi. Dampaknya, ketika Rumania menyelenggarakan pemilu pada bulan November 1946, faksi komunis berhasil keluar sebagai pemenang.

Setahun kemudian atau tepatnya pada bulan Desember 1947, Michael terpaksa turun dari tahtanya menyusul keluarnya ancaman dari rezim Groza. Lengsernya Michael sekaligus menandai lahirnya Rumania sebagai republik komunis dengan nama resmi "Republik Rakyat Rumania" (Republica Populara Romina).

Sejak mulai menjadi perdana menteri, Groza banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berbau sosialis. Sejak tahun 1945 contohnya, Groza secara perlahan melakukan nasionalisasi lahan pertanian secara massal.

Jumlah lahan yang boleh dimiliki oleh individu dibatasi menjadi hanya 50 hektar per orang. Jika ada petani yang menolak membiarkan lahannya diambil alih oleh pemerintah, petani tersebut bakal ditangkap & dijebloskan ke dalam penjara. Diperkirakan ada sekitar 80.000 petani yang ditangkap karena menolak kebijakan pemerintah tersebut.

Memasuki bulan Juni 1948, giliran perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan & jasa yang menjadi sasaran nasionalisasi massal. Sementara di sektor pendidikan, pemerintah Rumania mewajibkan rakyatnya mengirimkan anak-anaknya ke sekolah demi memangkas angka buta huruf & menanamkan nilai-nilai sosialisme sejak dini.

Supaya rakyat Rumania menumbuhkan rasa simpati kepada Soviet, lembaga pendidikan bahasa Rusia didirikan & pendidikan sejarah Rumania dimodifikasi sedemikian rupa untuk mengesankan kalau bangsa Rusia memiliki peran positif yang besar bagi bangsa Rumania. Dan untuk membungkam pihak-pihak yang berseberangan, pemerintah Rumania menerapkan sensor media yang ketat & mendirikan departemen polisi rahasia (Securitate).

Gheorghe Gheorghiu-Dej (tengah).

Tahun 1949 hingga 1952 menjadi tahun-tahun yang penuh intrik karena pada periode tersebut, banyak anggota partai komunis Rumania yang dikeluarkan dari posisinya akibat masalah perebutan kekuasaan dalam tubuh pemerintahan. Diperkirakan ada lebih dari 190.000 anggota partai yang ditangkap pada tahun 1949.

Saat tokoh-tokoh yang berseberangan dengannya berhasil disingkirkan, Gheorghe Gheorghiu-Dej kemudian berhasil naik menjadi perdana menteri baru Rumania pada tahun 1952. Walaupun Gheorghiu-Dej hanya menempati posisi tersebut selama 3 tahun, ia tetap bertindak sebagai pemimpin de facto Rumania berkat posisinya sebagai pemimpin partai komunis.

Tidak seperti Groza yang haluan politiknya condong ke Soviet, Gheorghiu-Dej berupaya menjadikan Rumania sebagai negara komunis yang lebih mandiri & tidak lagi bergantung pada Uni Soviet. Sebagai langkah awal untuk menaikkan pamornya di dalam negeri, Gheorghiu-Dej menaikkan gaji pegawai, menutup sejumlah kamp kerja paksa Rumania, & memperlambat laju industrialisasi supaya sumber dayanya bisa dialihkan untuk memproduksi kebutuhan-kebutuhan pokok dalam jumlah yang lebih banyak.

Tahun 1958, pasukan Uni Soviet yang sudah ditempatkan di Rumania sejak akhir Perang Dunia II ditarik mundur. Perginya militer Soviet dari Rumania membuat Gheorghiu-Dej menjadi semakin leluasa dalam bermanuver. Rezimnya mulai mencari bantuan dana ke negara-negara Barat untuk membantu memodernisasi Rumania.

Tahun 1964, rezim Gheorghiu-Dej bahkan mengumumkan kalau negaranya tidak mau lagi berada di bawah kendali Uni Soviet. Pasca keluarnya deklarasi tersebut, hubungan antara Rumania dengan Uni Soviet meregang. Namun di lain pihak, hubungan Rumania dengan Cina, Yugoslavia, & negara-negara di luar Eropa Timur mengalami peningkatan.

Keluarnya pernyataan tadi juga diikuti dengan semakin seringnya Rumania mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berbau nasionalis. Lembaga pendidikan bahasa Rusia yang ada di Rumania diubah fungsinya menjadi lembaga pendidikan bahasa asing.

Sejarah resmi Rumania juga kembali direvisi untuk menunjukkan dampak negatif yang dibawa oleh bangsa Rusia terhadap bangsa Rumania. Tokoh-tokoh sejarah asli Rumania ditonjolkan sebagai sosok pembela tanah air. Kebijakan pemblokiran terhadap siaran radio luar negeri tidak lagi dilanjutkan.


Nicolae Ceausescu & istrinya, Elena. (kanald.ro)


MELAWAN ARUS DI TENGAH HIMPITAN BLOK TIMUR

Tahun 1965, Gheorghiu-Dej meninggal dunia. Nicolae Ceausescu kemudian naik menjadi pemimpin baru partai komunis Rumania. Seperti pendahulunya, Ceausescu juga berkomitmen untuk menjadikan Rumania sebagai negara komunis yang mandiri & netral dalam pergaulan internasional. Pada tahun 1967 misalnya, Rumania membuka hubungan diplomatik dengan Jerman Barat & Israel.

Saat Uni Soviet & negara-negara sekutunya menginvasi Cekoslovakia di tahun 1968, Rumania justru memberikan dukungannya kepada Cekoslovakia. Sebagai antisipasi kalau-kalau negaranya kelak bakal turut diinvasi juga oleh Soviet, Rumania kemudian mendirikan organisasi paramiliter Garzile Patriotice (Garda Patriot) yang anggotanya diambil dari warga sipil Rumania.

Tahun-tahun awal kepemimpinan Ceausescu ditandai dengan membaiknya taraf hidup rakyat Rumania & dibebaskannya para seniman serta tokoh terpelajar yang sebelum ini ditahan akibat masalah perbedaan ideologi.

Namun setelah Ceausescu melakukan kunjungan kenegaraan ke Cina pada tahun 1971, kebijakan-kebijakannya berubah menjadi terkesan paranoid. Ia memecat ribuan pegawai negeri & anggota kementerian. Sistem rotasi di tubuh pemerintahan dijalankan sejak tahun 1972 untuk memastikan kalau mereka tidak akan cukup solid untuk mengancam kepemimpinannya.

Tahun 1973, istri Ceausescu yang bernama Elena ditempatkan menjadi petinggi Politburo (semacam dewan tertinggi dalam partai komunis). Setahun kemudian, Ceausescu menunjuk para anggota keluarganya untuk menempati posisi-posisi penting di lembaga pemerintahan.

Sukses memperkuat kedudukannya di pemerintahan, Ceausescu kemudian mensposori proyek-proyek ambisius seperti pembangunan pabrik pengolahan baja & kanal yang menghubungkan Laut Hitam dengan Sungai Danube.

Kanal penghubung Sungai Danube & Laut Hitam. (romania.directbooking.ro)

Kanal itu sendiri mulai beroperasi pada tahun 1984. Supaya memiliki cukup sumber daya untuk menyokong proyek-proyek tadi, Rumania bergabung ke dalam organisasi GATT pada tahun 1971 & IMF pada tahun 1972. Di dalam negeri, Rumania memindahkan para buruh tani untuk bekerja di sektor industri berat. Namun sesudah beberapa tahun, kebijakan pengalihan buruh tersebut malah menjadi senjata makan tuan.

Terlalu fokusnya Rumania mengembangkan sektor industri berat menyebabkan timbulnya kelangkaan bahan-bahan pokok. Dampaknya, semangat kerja para buruh menurun & sektor industri Rumania mengalami penurunan produktivitas. Sudah jatuh tertimpa tangga, sejak akhir dekade 1970-an negara-negara Barat tidak mau lagi memberikan dana pinjaman kepada Rumania karena rezim Ceausescu tidak mau melonggarkan gaya pemerintahannya yang otoriter.

Memasuki dekade 1980-an, kehidupan sehari-hari rakyat Rumania semakin suram. Kelangkaan makanan timbul di mana-mana. Peristiwa pemadaman listrik menjadi hal yang kian sering terjadi setiap harinya. Warga Rumania yang mencoba bermigrasi keluar negeri dicekal oleh petugas imigrasi.

Akibat kombinasi dari hal-hal tadi, pamor Ceausescu semakin memudar & aksi mogok kerja serta demonstrasi menjadi semakin sering terjadi. Namun bukannya mencoba memperbaiki taraf hidup rakyat Rumania, rezim Ceausescu justru lebih memilih untuk menggunakan kas negara yang tersisa untuk membayar hutang luar negeri.

Petaka bagi rezim Ceausescu akhirnya tiba di tahun 1989. Semuanya bermula ketika pada bulan Desember, aparat Rumania di kota Timisoara menangkap Laszlo Tokes karena pastor berdarah Hongaria tersebut kerap mengkritik pemerintah Rumania dalam khotbah-khotbahnya.

Begitu mendengar kabar penangkapan Tokes, ratusan penduduk Timisoara kemudian berhamburan ke jalanan sehingga pecahlah kerusuhan antara aparat dengan warga lokal. Ketika Ceausescu mendengar kabar mengenai kerusuhan di Timisoara, ia kemudian memerintahkan aparat untuk menembaki demonstran dengan peluru tajam sebelum kemudian bertolak ke Iran pada tanggal 17 Desember.

Kota Bukares saat dilanda kerusuhan pada tahun 1989. (rarehistoricalphotos.com)

Tiga hari berselang, Ceausescu akhirnya tiba kembali di Rumania setelah selesai melakukan kunjungan kenegaraan di Iran. Tanpa ia duga, kondisi domestik di Rumania ternyata sudah jauh memburuk. Karena merasa marah & bersimpati atas banyaknya korban tewas di Timisoara, penduduk di ibukota Bukares beramai-ramai menggelar aksi demonstrasi menuntut lengsernya Ceausescu.

Ceausescu awalnya mencoba meredam situasi dengan cara menggelar pidato, namun usahanya sia-sia. Saat Ceausescu tengah berpidato, sejumlah mahasiswa Rumania nekat membentangkan spanduk anti-Ceausescu di hadapan dirinya.

Waktu berlalu, kondisi Bukares semakin kacau balau. Militer Rumania yang awalnya diharapkan bisa menjadi barikade terakhir justru lebih memilih untuk berpihak pada demonstran. Sadar kalau kelangsungan rezimnya sudah tidak mungkin lagi untuk dipertahankan, Ceausescu & istrinya secara diam-diam melarikan diri keluar Bukares dengan memakai helikopter pada tanggal 22 Desember.

Namun sebelum berhasil menyelinap keluar Rumania, Ceausescu & istrinya keburu ditangkap di Cimpulung, Rumania timur, pada hari yang sama. Tanggal 25 Desember, Ceausescu & istrinya ditembak mati oleh militer Rumania atas tuduhan pembunuhan massal. Tewasnya Ceausescu sekaligus menandai berakhirnya riwayat republik komunis Rumania yang sudah berdiri selama hampir setengah abad.

Diperkirakan sebanyak lebih dari 1.000 orang kehilangan nyawanya dalam rentetan peristiwa yang juga dikenal sebagai "Revolusi Rumania" ini. Pasca tewasnya Ceausescu, Rumania yang awalnya memiliki gaya pemerintahan amat tertutup berubah menjadi lebih terbuka & demokratis. Kondisi perekonomian Rumania secara perlahan-lahan juga mengalami perbaikan sehingga negara tersebut berhasil diterima menjadi anggota baru Uni Eropa pada tahun 2007.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



BIODATA

Nama resmi : Republik Rakyat Rumania (1948 - 65), Republik Sosialis Rumania (1965 - 89)
Tahun aktif : 1948 - 1989
Ibukota : Bukares
Bentuk pemerintahan : republik
Luas wilayah : 238.391 km persegi
Mata uang : leu
Bahasa nasional : Rumania



REFERENSI

Chapple, A.. 2018. "Romania’s Revolution, Then And Now".
(www.rferl.org/a/romania-revolution-then-and-now/29660285.html)

E.K. Keefe & R.D. Bachman. 1991. "Romania : A Country Study".
(www.loc.gov/collections/country-studies/?fa=subject:romania%7Clanguage:english%7Ccontributor:bachman,+ronald+d.%7Ccontributor:keefe,+eugene+k.)

Kitchins, K.A.. 2008. "Romania". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Royde-Smith, J.G.. 2008. "World War II". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



5 komentar:

  1. kenapa setiap pemerintahan yang otoriter selalu diisi orang yang suka kkn dan paranoid?

    BalasHapus
  2. Iya betul... knp ya pemerintahan komunis, otoriter, dll suka KKN.. padahal kalo dilihat dari semangat untuk membangun negara sangat bagus sekali.. RE-tawon saya mau tanya negara komunis apa saja yg sampai hari ini bisa dibilang negaranya makmur?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena negara yang menerapkan gaya pemerintahan otoriter memiliki kontrol ketat atas media & punya kecenderungan untuk menutup-nutupi aib di pemerintahan untuk menjaga wibawanya di mata rakyat. Sehingga ketika ada kasus-kasus semisal KKN, kecenderungan main mata antara pejabat & penegak hukumnya jadi lebih tinggi.

      Soal pertanyaan anda mengenai negara komunis, kalau di masa sekarang sih negara yang masih bisa dianggap sebagai negara komunis paling tinggal Korea Utara. Dan Korea Utara sendiri tidak bisa dibilang makmur karena mereka masih bergantung pada bantuan negara-negara luar untuk mencukupi kebutuhan vitalnya (misalnya beras & minyak mentah).

      Cina hingga sekarang memang masih dikuasai oleh Partai Komunis. Tapi dari aspek ekonomi, Cina tidak bisa lagi dipandang sebagai negara komunis karena sejak tahun 1980-an, Cina sistem ekonominya sudah berubah menjadi jauh lebih liberal. Kuba juga masih dikuasai oleh Partai Komunis, tapi pemerintahnya sekarang sudah bersikap jauh lebih toleran terhadap golongan wiraswasta.

      Hapus
  3. Ideologi komunisme di dunia sekarang sudah mulai ditinggalkan. Kecuali di Korea Utara. Tiongkok, Vietnam, Laos, dan Kuba meskipun masih diperintah oleh partai komunis tapi ekonomi di negara tersebut sudah liberal. Di beberapa negara kelompok yang mengusung ideologi komunisme masih berjaya dan bertahan melakukan perlawanan seperti NPA di Filiphina, FARC di Kolombia, PKK di Turki, RUF di Pantai Gading dan sebagainya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Koreksi bung, RUF itu bukan di Pantai Gading, melainkan di Sierra Leone

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.