Siput Pisang, Hewan dengan Lendir Serba Guna



Siput pisang. (Sogod3 / wikimedia.org)

Siput pisang / slug pisang (banana slug) adalah nama dari sejenis siput darat tak bercangkang (slug) yang memperoleh nama demikian sebagai akibat dari penampilannya yang unik. Tubuhnya yang berbentuk panjang & berwarna kuning menyebabkan siput ini nampak seperti buah pisang.

Warna kuning sendiri bukanlah satu-satunya warna yang dimiliki oleh siput ini. Siput pisang dengan warna cokelat, hijau, putih, & hitam juga sudah pernah ditemukan. Warna dari siput pisang ditentukan oleh jenis makanan & kelembaban habitatnya.

Ada 3 spesies hewan yang dikategorikan sebagai siput pisang & semuanya digolongkan dalam genus Ariolimax. Ketiga spesies tersebut adalah Ariolimax californicus, A. columbianus, & A. dolicophallus. Semua spesies siput pisang hanya dapat ditemukan di Amerika Utara. Siput pisang tergolong sebagai slug yang berukuran besar karena mereka diketahui bisa tumbuh hingga sepanjang 25 cm.

Secara garis besar, siput pisang memiliki ciri-ciri fisik yang tidak berbeda jauh dibandingkan slug darat lainnya. Mereka memiliki tubuh yang panjang & agak pipih dengan bagian punggung depan yang terlihat lebih menonjol. Di bagian kepalanya, terdapat 2 tentakel panjang & 2 tentakel pendek.

Tentakel yang panjang dilengkapi dengan mata di bagian ujungnya & berfungsi sebagai indra penglihatan. Tentakel yang pendek di lain pihak berfungsi sebagai organ penciuman. Tentakel tersebut bisa mengerut menjadi lebih pendek saat disentuh. Jika tentakelnya rusak / terputus, tentakelnya dapat tumbuh kembali.

Lubang pneumostom siput pisang. (Jacopo Werther / wikipedia.org)

Bagian punggung depan siput pisang yang menonjol dikenal dengan nama "mantel" (mantle). Di sisi kanan mantelnya tersebut, terdapat lubang bernama "pneumostom" (pneumostome). Fungsi pneumostom adalah untuk bernafas karena lubang ini terhubung langsung dengan organ paru-paru siput. Siput pisang juga bisa menutup pneumostomnya supaya benda asing tidak masuk. Dan layaknya hewan amfibi, selain memakai paru-parunya, siput pisang juga bernafas memakai kulitnya yang lembab & lunak.

Siput pisang tidak memiliki kaki, namun ia bisa berjalan dengan cara menggetarkan tubuh bagian bawahnya. Di belakang mantelnya, terdapat tonjolan panjang menyerupai sirip yang membentang hingga ujung ekornya. Karena tonjolan mirip sirip tersebut nampak seperti lunas / penstabil kapal, tonjolan tersebut lantas dikenal dengan istilah "carina" (bahasa Latin untuk "lunas kapal").

Seperti halnya siput lain, siput pisang juga senantiasa menghasilkan lendir / mukus dari kulitnya. Lendir tersebut memiliki banyak manfaat bagi siput pisang. Sebagai contoh, ketika ingin memanjat tembok atau pohon yang tinggi, siput pisang akan menggunakan lendirnya untuk menempel pada permukaan benda tadi sambil berjalan ke atas. Kemudian jika ingin turun dari ketinggian, siput pisang juga bisa menggunakan lendirnya untuk bergelantungan ke bawah layaknya tali.

Siput pisang amat mudah mengalami dehidrasi. Untuk mengakalinya, siput pisang pun umumnya baru aktif pada malam hari. Sementara pada siang hari, siput ini bersembunyi di tempat yang teduh. Jika kondisi lingkungan sekitarnya mendadak berubah menjadi terlalu panas atau terlalu kering, siput pisang akan menyelimuti tubuhnya dengan lendir & memasuki fase tidur (estivasi) hingga kondisi lingkungannya membaik.

Seekor siput pisang di atas tangan manusia. (RedwoodNPS / youtube.com)

Dengan melihat kecenderungan makannya, siput pisang bisa dikategorikan sebagai hewan herbivora alias pemakan tumbuhan. Pasalnya hewan ini gemar memakan jamur, daun kering, lumut, & sisa-sisa tumbuhan. Adapun selain tumbuhan, siput pisang juga mau memakan tinja / kotoran hewan.

Siput pisang tidak memiliki gigi, namun memiliki organ bernama radula yang fungsinya terlihat seperti campuran antara lidah & gigi. Radula memiliki permukaan yang kasar & penuh dengan duri kecil, sehingga siput pisang bisa menggunakannya untuk menghaluskan makanan sebelum ditelan.

Siput pisang memiliki hubungan simbiosis mutualisme dengan pohon kayu merah / redwood (Sequoia sempervirens). Pohon raksasa tersebut menyediakan habitat & tempat teduh yang bisa digunakan oleh siput untuk bernaung. Sebagai gantinya, siput pisang tidak akan memakan biji ataupun tunas pohon redwood.

Ketika siput pisang memakan benih & tunas dari pohon selain redwood, siput pisang secara tidak langsung juga turut membantu pohon redwood. Karena hilangnya tanaman-tanaman tadi menyebabkan pohon redwood kini bisa tumbuh tanpa adanya tanaman pesaing di sekitarnya.


Hutan pohon redwood. (drnormanherr / sites.google.com)


PERKAWINAN YANG MENYAKITKAN

Siput pisang adalah hewan hermafrodit yang berarti siput pisang memiliki organ kelamin jantan sekaligus betina. Secara teoritis, siput pisang bisa melakukan pembuahan seorang diri. Namun demi mendapatkan keturunan dengan sifat-sifat terbaik, siput pisang akan tetap melakukan perkawinan. Saat ingin kawin, lendir milik siput pisang sekali lagi menunjukkan kegunaannya. Berkat bau yang ia tinggalkan pada jejak lendirnya, siput pisang bisa menemukan pasangan kawinnya.

Saat melakukan perkawinan, siput pisang akan mengambil posisi layaknya angka 6 & 9 sambil menyentuhkan kepalanya satu sama lain. Sesudah itu, masing-masing siput akan mengeluarkan lendir yang kemudian akan dimakan oleh siput pasangannya. Masing-masing siput selanjutnya akan menancapkan penisnya pada tubuh siput pasangannya & menyalurkan spermanya. Perkawinan antar siput pisang bisa berlangsung hingga berjam-jam lamanya.

Hal yang unik sekaligus membuat ngeri adalah siput pisang kadang-kadang tidak bisa mencabut penisnya dari tubuh pasangannya. Jika sudah begitu, satu-satunya cara bagi siput pisang supaya bisa lepas adalah membiarkan penisnya dimakan oleh pasangan kawinnya!

Dalam ilmu biologi, fenomena memakan penis ini dikenal dengan istilah "apophallation". Siput pisang yang kehilangan penisnya sendiri tetap bisa melakukan perkawinan dengan siput lain di lain waktu. Namun karena ia tidak lagi memiliki penis, ia kini hanya bisa menjadi penerima sperma.

Sepasang siput pisang yang sedang melakukan perkawinan. (Oleg Zabluda / youtube.com)

Kadang-kadang siput pisang melakukan perkawinan saat telur-telur yang dikandung dalam tubuhnya belum sepenuhnya matang. Jika hal itu yang terjadi, siput pisang hanya akan sekedar menyimpan spermanya terlebih dahulu selama beberapa bulan hingga telur-telurnya matang & siap untuk dibuahi. Jika siput pisang sudah membuahi telurnya, siput pisang akan mengeluarkan telur-telurnya yang jumlahnya bisa mencapai 30 butir.

Supaya telurnya aman dari pemangsa & cuaca panas, siput pisang akan menaruh telur-telurnya di bawah kayu atau dedaunan mati. Telur-telur siput pisang memerlukan waktu kurang lebih 1 bulan untuk menetas. Bayi siput pisang yang baru keluar dari telurnya sudah harus mencari makan sendiri. Tidak diketahui usia kematangan seksual dari siput pisang, namun mereka diketahui bisa hidup hingga usia 7 tahun.

Karena siput pisang tidak memiliki cangkang yang keras layaknya bekicot, siput pisang sepintas nampak seperti hewan yang tidak berdaya. Namun benarkah demikian? Kenyataannya justru sebaliknya.

Berkat lendir yang dimilikinya, siput pisang bisa melindungi dirinya sendiri saat berhadapan dengan pemangsa. Pasalnya selain lengket, lendir siput pisang juga bisa memberikan rasa ngilu pada mulut pemangsanya. Siput pisang juga bisa membengkakkan dirinya sendiri hingga menyerupai bola supaya ukurannya jadi terlalu besar untuk ditelan.

Siput pisang yang meninggalkan jejak lendir. (calumdunsmuir / pinterest.com)

Meskipun siput pisang bisa melindungi diri dengan memakai lendir, hal tersebut tidak lantas membuat siput pisang tidak memiliki musuh sama sekali. Hewan-hewan tertentu semisal rakun & rubah akan mengaduk-aduk siput pisang pada tanah terlebih dahulu supaya lendir yang dihasilkan oleh siput pisang terserap oleh serpihan tanah.

Dengan cara ini, mereka bisa memakan siput lendir tanpa khawatir akan efek yang ditimbulkan oleh lendirnya. Hewan-hewan lain seperti ular, landak, gagak, & kelabang juga diketahui mau memakan siput pisang.

Walaupun penampilannya mungkin terkesan menjijikan bagi sebagian orang, siput pisang ternyata tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi manusia. Universitas Santa Cruz yang terletak di negara bagian California, AS, menjadikan siput pisang sebagai maskot tim olah raganya.

Alasan kenapa siput pisang yang dipilih sebagai maskot adalah karena hewan ini memang banyak ditemukan di lingkungan hutan kampus. Pola hidup siput pisang yang terkesan santai & lambat juga dianggap cocok bagi kultur mahasiswa setempat yang bergabung ke dalam tim olah raga supaya bisa bergembira bersama, bukan semata-mata untuk mencari kemenangan.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Famili : Ariolimacidae
Genus : Ariolimax



REFERENSI

Banana Slug Genomics. "About the Slug".
(banana-slug.soe.ucsc.edu/about_the_slug:about_the_slug)

Strange, C.J.. "Banana Slug".
(friendsofedgewood.org/banana-slug)

Thomas, K.. 2000. "Ariolimax columbianus".
(animaldiversity.org/accounts/Ariolimax_columbianus/)

UC Santa Cruz. "Banana Slug Mascot".
(www.ucsc.edu/about/mascot.html)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



2 komentar:

  1. apakah telur dalam tubuh siput mati bisa ditetaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya kurang paham soal telur siput. Tapi kalau menurut spekulasi saya, telur siput yang masih ada dalam tubuh induknya tidak bisa ditetaskan. Sebab kalau telurnya masih berada dalam tubuh induk, itu berarti telurnya masih belum berada dalam kondisi siap & telurnya mungkin tidak memiliki cukup nutrisi untuk menunjang perkembangan embrio di dalam telurnya.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.