Invasi Pasukan Inggris & Uni Soviet ke Iran (1941)



Pasukan Inggris & Uni Soviet di Iran. (Serdechny / wikipedia.org)

Iran adalah nama dari sebuah negara besar yang terletak di Asia Barat. Akibat tanahnya yang kaya akan sumber daya alam & letak geografisnya yang strategis, negara yang dulunya bernama "Persia" ini pun rentan menjadi arena konflik & perebutan pengaruh oleh pihak-pihak asing. Invasi yang terjadi pada tahun 1941 adalah contoh dari bagaimana Iran menjadi sasaran perebutan oleh pihak-pihak asing.

Invasi di tahun 1941 dilakukan oleh pasukan negara-negara Sekutu dalam Perang Dunia II, tepatnya oleh pasukan Inggris & Uni Soviet. Invasi itu sendiri terjadi karena pihak Sekutu ingin memanfaatkan wilayah Iran sebagai jalur untuk menyalurkan logistik & persenjataan dari Samudera Hindia ke wilayah Uni Soviet. Seusai invasi, pasukan Inggris & Uni Soviet tetap ditempatkan di Iran hingga beberapa tahun kemudian.



LATAR BELAKANG

Tahun 1939, pasukan Jerman & Uni Soviet menginvasi Polandia sehingga pecahlah Perang Dunia II (PDII). Pasca invasi, wilayah Polandia kemudian dibagi di antara Jerman & Uni Soviet. Inggris yang tidak setuju dengan invasi tersebut lantas menyatakan perang kepada Jerman sehingga selama PDII berlangsung, Inggris & Jerman berada di kubu yang berseberangan. Jika Jerman tergabung dalam Blok Poros, maka Inggris tergabung dalam Blok Sekutu.

Hanya berselang 2 tahun pasca invasi ke Polandia, hubungan Jerman & Uni Soviet yang pada awalnya akur secara tiba-tiba berubah 180 derajat. Pada tahun 1941, Jerman yang dibantu oleh negara-negara sekutunya melakukan invasi ke Uni Soviet di bawah kode sandi "Operasi Barbarossa". Karena Uni Soviet diserang saat sedang berada dalam kondisi tidak siap, Jerman dalam waktu singkat berhasil menerobos jauh ke dalam wilayah Uni Soviet.

Karena baik Inggris maupun Uni Soviet sekarang sama-sama bermusuhan dengan Jerman, Inggris pun mencoba membantu Soviet dengan segala cara. Namun Inggris merasa kesulitan untuk mengirimkan bantuan logistik & persenjataan kepada Uni Soviet karena wilayah Eropa Tengah & Timur pada waktu itu sedang dikuasai oleh Jerman. Mengirimkan bantuan lewat Laut Mediterania & lautan di sebelah utara Eropa juga terlalu beresiko karena ada kapal-kapal Blok Poros yang berkeliaran di sana.

Menggandeng Iran sebagai sekutu dalam PDII lantas dipandang sebagai solusinya. Pasalnya wilayah Iran berbatasan langsung dengan Uni Soviet di sebelah utara & wilayah Iran juga kaya akan minyak. Kebetulan sejak tahun 1908, Inggris melalui perantaraan Anglo-Persian Oil Company (APOC; Perusahaan Minyak Inggris-Persia) sudah lama melakukan penambangan minyak di Iran.

Peta lokasi Iran & Uni Soviet (USSR). (militaryhistorynow.com)

Upaya untuk menjadikan Iran sebagai sekutu dalam PDII sendiri ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya saat PDII meletus, pemerintah Iran menyatakan kalau negaranya mengambil sikap netral. Kemudian meskipun Inggris & Iran menjalin kerja sama di sektor minyak, hubungan antara kedua negara saat itu sebenarnya sedang memburuk karena Iran ingin mendapatkan jatah persentase keuntungan yang lebih besar dari aktivitas penambangan minyak di wilayahnya.

Iran di lain pihak memiliki hubungan ekonomi yang cukup dekat dengan Jerman. Pada tahun 1940 - 1941, sebanyak hampir separuh impor Iran berasal dari Jerman, sementara sebanyak 42 persen ekspor Iran ditujukan ke Jerman. Inggris lantas meminta kepada Iran supaya pemerintah Iran mengusir semua warga negara Jerman di wilayahnya. Saat permintaan tersebut ditolak, Inggris & Uni Soviet pun menyiapkan pasukannya untuk menginvasi Iran.



BERJALANNYA PERANG

Sebelum invasi ke Iran benar-benar dilangsungkan, Inggris sudah lebih dulu menginvasi Irak pada bulan Mei 1941. Invasi itu sendiri terjadi sebagai respon atas kudeta yang dilakukan oleh para petinggi militer & politikus Irak yang ingin menghilangkan pengaruh Inggris di negaranya. Seperti halnya Iran, Inggris juga memiliki hak menambang minyak di wilayah Irak & bahkan memiliki pangkalan militer di sana.

Invasi tersebut berakhir dengan kemenangan Inggris. Pasca invasi, masih banyak pasukan Inggris yang ditempatkan di Irak sehingga mereka bisa diberdayakan untuk sekalian menginvasi Iran. Pada bulan Agustus, pasukan Inggris & Uni Soviet akhirnya benar-benar menginvasi Iran. Jika Inggris menginvasi dari arah barat (Irak) & selatan (Teluk Persia), maka Uni Soviet menginvasi dari arah utara (Kaukasus).

Invasi Inggris ke Iran bermula ketika pada tanggal 25 Agustus dini hari, kapal perang HMS Shoreham milik Inggris berlayar menuju pelabuhan Abadan di Iran selatan melalui Shatt Al-Arab, sungai yang muaranya ada di wilayah Iran, namun bagian hulunya berada di wilayah Irak. Dengan memanfaatkan gelapnya malam, HMS Shoreham berhasil menenggelamkan 2 kapal Iran & merusak sejumlah kapal lainnya.

Peta invasi pasukan Inggris & Uni Soviet di wilayah Iran. (omniatlas.com)

Di sebelah timur Baghdad (Irak), pasukan Inggris menerobos masuk ke wilayah tengah Iran. Ada 30.000 tentara Iran yang bersiaga di wilayah tersebut. Namun karena mereka tidak dilengkapi dengan kendaraan lapis baja, mereka tidak bisa menghentikan laju pasukan Inggris. Iran sebenarnya sempat mengerahkan 6 pesawat tempurnya, namun semua pesawat tersebut berhasil ditembak jatuh oleh pasukan Inggris.

Di sebelah utara, pasukan udara Soviet melakukan pengeboman ke basis-basis pertahanan Iran yang berada di dekat Laut (Danau) Kaspia. Sesudah itu, pasukan darat Uni Soviet yang diperkuat oleh 1.000 tank menyerbu masuk ke wilayah Iran dari arah Kaukasus. Selain mengerahkan pasukan darat & udaranya, Soviet juga menerjunkan kapal-kapal perangnya di Laut Kaspia untuk menggempur Gilan, Iran barat laut, supaya laju pasukan darat Soviet ke arah selatan menjadi lebih terbuka.

Pasukan Iran mencoba melawan dengan gigih. Namun karena mereka harus berhadapan dengan 2 raksasa militer sekaligus, hanya masalah waktu bagi pasukan Iran sebelum menderita kekalahan demi kekalahan. Pada awal bulan September atau hanya seminggu setelah invasi dimulai, pasukan Inggris & Soviet sudah bertemu di Hamadan, Iran barat. Pasukan kedua negara kemudian fokus membangun jalur penghubung dari Teluk Persia di sebelah selatan ke Kaukasus di sebelah utara.

Untuk memaksa Iran menyerah sesegera mungkin, pesawat Inggris & Soviet beberapa kali melakukan pemboman ke ibukota Tehran di Iran tengah. Sadar kalau negaranya sudah tidak memiliki peluang untuk menang, Reza Shah selaku raja merangkap kepala negara Iran meminta supaya militernya berhenti mengangkat senjata. Shah juga mengangkat rival politiknya yang bernama Muhammad Ali Foroughi sebagai perdana menteri Iran yang baru karena menurutnya, perdana menteri Iran yang lama tidak bisa mengangkat moral militer Iran.



KONDISI PASCA PERANG

Shah kemudian mengirim Foroughi untuk berunding dengan Inggris & Uni Soviet. Namun bak peribahasa menggunting dalam lipatan, Foroughi malah berkata kepada perwakilan Inggris & Uni Soviet kalau rakyat Iran sedang ditindas oleh Shah & kedua negara tadi harus segera melengserkan Shah. Mendengar hal tersebut, kedua negara tadi lantas meminta kepada Reza Shah supaya ia segera turun dari tahtanya.

Berada dalam kondisi terpojok, pada tanggal 16 September Shah mengumumkan kalau ia secara resmi melepas tahtanya. Putranya yang bernama Muhammad Reza Shah Pahlevi kemudian naik menjadi raja Iran yang baru. Setelah turun dari tahtanya, Reza Shah yang ditemani oleh sejumlah anggota keluarganya kemudian diasingkan oleh Inggris ke Pulau Mauritius, pulau kecil yang terletak di tengah-tengah Samudera Hindia.

Pasukan artileri Soviet saat berparade di kota Tabriz, Iran barat laut. (Serdechny / wikimedia.org)

Perang antara Iran melawan Inggris & Uni Soviet berlangsung hanya dalam rentang waktu seminggu. Meskipun hanya berlangsung relatif sebentar, perang ini menimbulkan kerugian besar di pihak Iran. Akibat perang ini, sebanyak lebih dari 800 tentara & 200 warga sipil menjadi korban tewas. Iran juga harus kehilangan 6 pesawat militer & 2 kapal perangnya. Di lain pihak, jumlah korban tewas di pihak Inggris & Uni Soviet secara berturut-turut hanya 22 orang & 40 orang.

Bulan Januari 1942, Iran menandatangani kesepakatan dengan Inggris & Uni Soviet. Berdasarkan kesepakatan baru ini, negara-negara Sekutu diperbolehkan menggunakan wilayah Iran untuk menyalurkan logistik & berjanji bakal ikut menjaga keamanan Iran. Iran juga diharuskan memutuskan hubungan diplomatik dengan negara-negara anggota Blok Poros & mengusir semua warga negara anggota Blok Poros (khususnya Jerman).

Dalam kesepakatan yang sama, Inggris & Uni Soviet juga berjanji akan menarik mundur pasukannya keluar Iran dalam jangka waktu maksimal 6 bulan setelah PDII berakhir. Kesepakatan ini secara otomatis menjadikan Iran sebagai anggota terbaru Blok Sekutu kendati militernya tidak pernah terlibat pertempuran melawan Blok Poros hingga PDII berakhir. Tanggal 9 September 1943, Iran secara resmi menyatakan perang kepada Jerman.

Selama PDII berlangsung, sebanyak 5 juta ton amunisi & perbekalan dikirim ke Uni Soviet melalui wilayah Iran. Inggris & Uni Soviet juga melakukan pembagian tugas mengenai pengelolaan wilayah Iran. Jika wilayah Iran utara berada di bawah pengawasan Uni Soviet, maka wilayah selatan berada di bawah pengawasan Inggris. Raja & perdana menteri Iran memang masih diperbolehkan menjabat, namun kebijakan-kebijakan mereka disetir sepenuhnya oleh Inggris & Uni Soviet.

Untuk memberikan kesan kepada rakyat Iran kalau Inggris & Uni Soviet adalah pembebas alih-alih penjajah asing, pemerintah Iran atas tekanan Blok Sekutu mengeluarkan sejumlah kebijakan baru. Praktik sensor media dilonggarkan. Para tahanan politik yang ditangkap di era Reza Shah beramai-ramai dibebaskan. Partai-partai politik yang awalnya dilarang kembali aktif. Karya-karya hiburan yang mempropagandakan keburukan Nazi Jerman & kebaikan Blok Sekutu ditayangkan di radio & bioskop.

Pandangan rakyat Iran terhadap Inggris & Uni Soviet nyatanya tidak bisa dibilang positif karena kedua negara tadi mengambil gandum & minyak bumi di wilayah Iran secara sepihak untuk digunakan oleh pasukan Sekutu di medan perang. Akibatnya, timbullah kelangkaan bahan pokok di seantero Iran. Sejumlah oknum pedagang di Iran lantas memanfaatkan momen tersebut untuk menimbun bahan pangan supaya bisa dijual kembali dengan harga jauh lebih tinggi.

Pasukan Iran. (kavehfarrokh.com)

Tahun 1945, PDII berakhir dengan kemenangan Blok Sekutu. Inggris & Uni Soviet lantas menarik mundur pasukannya dari Iran pada tahun 1946. Namun sebelum pergi, Uni Soviet sempat mensponsori pendirian negara boneka Mahabad & Azerbaijan (tidak sama dengan negara Azerbaijan di wilayah Uni Soviet) di wilayah Iran utara. Jika Mahabad dihuni oleh etnis minoritas Kurdi, maka Azerbaijan dihuni oleh etnis Azeri.

Uni Soviet pada awalnya ingin memanfaatkan kedua negara boneka tadi sebagai pion supaya bisa memiliki alasan untuk tetap menempatkan pasukannya di Iran dengan dalih melindungi etnis minoritas. Namun akibat tekanan dari negara-negara Sekutu yang lain, Soviet terpaksa membatalkan rencananya & keluar dari Iran sesuai dengan kesepakatan di tahun 1942. Pasca mundurnya Uni Soviet, pasukan Iran dikirim ke wilayah utara negaranya untuk membubarkan negara Mahabad & Azerbaijan.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERANG

Waktu & Lokasi Pertempuran
-  Waktu : Agustus - September 1941
-  Lokasi : Iran

Pihak yang Bertempur
(Negara)  -  Inggris, Uni Soviet
     melawan
(Negara)  -  Iran

Hasil Akhir
-  Kemenangan Inggris & Uni Soviet
-  Pasukan Inggris & Uni Soviet menduduki Iran hingga tahun 1946

Korban Jiwa
-  Inggris : 22 orang
-  Uni Soviet : 40 orang
-  Iran : > 1.000 orang



REFERENSI

Erkan, S.. 2010. "The Invasion of Iran by the Allies during World War II".
(www.researchgate.net/publication/49596277_The_Invasion_of_Iran_by_the_Allies_during_World_War_II/fulltext/0e5f6e7cf0c4c08778fba181/The-Invasion-of-Iran-by-the-Allies-during-World-War-II.pdf)

Metz, H.C.. 1987. "World War II and the Azerbaijan Crisis".
(countrystudies.us/iran/16.htm)

MidEastWeb. 2005. "The Iraq Coup Attempt of 1941, the Mufti, and the Farhud".
(www.mideastweb.org/iraqaxiscoup.htm)

MilitaryHistoryNow.com. 2017. "Gulf War 1941 — The Forgotten Allied Invasion of Iran".
(militaryhistorynow.com/2017/11/02/iran-vs-the-allies-the-persian-gulf-war-of-1941/)

Razak, R.. 2018. " Iran: Cold War Crucible".
(www.historytoday.com/archive/feature/iran-cold-war-crucible)

United States Holocaust Memorial Museum. "Iran During World War II".
(encyclopedia.ushmm.org/content/en/article/iran-during-world-war-ii)

Wikipedia. "Anglo-Soviet invasion of Iran".
(en.wikipedia.org/w/index.php?title=Anglo-Soviet_invasion_of_Iran&oldid=978492519)
  






COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



3 komentar:

  1. MANTAP GAN, ane salut kok ilmu sejarah kayak gini sepi peminat ya, ngomong ngomong mimin punya akun ig, atau fb nggak untuk diskusi bareng mohon di jawab

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya nggak punya IG. Kalau FB, lihat saja di bagian "Contact" atau di bagian bawah situs.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.