Tawon Zamrud, Sang Penyengat dengan Kemampuan Hipnotis



Tawon zamrud dengan bongkahan kerikil di rahangnya. (animalworld.tumblr.com)

Tawon zamrud (emerald wasp; Ampulex compressa) adalah nama dari sejenis tawon yang diberi nama demikian berkat penampilannya yang terkesan cantik. Bagaimana tidak, tawon ini memiliki kulit berwarna-warni & nampak berkilauan layaknya batu mulia. Karena alasan itu pulalah, tawon ini juga dikenal dengan sebutan "tawon permata" (jewel wasp).

Tawon zamrud adalah tawon soliter yang berarti hewan ini memiliki pola hidup soliter alias menyendiri. Mereka memiliki persebaran yang cukup luas karena dapat ditemukan di Afrika Timur, Asia Selatan, Asia Tenggara, Australia, serta Amerika Utara & Tengah. Belakangan, akibat campur tangan manusia, tawon ini juga dapat ditemukan di Kepulauan Hawaii.

Tawon zamrud tergolong sebagai tawon yang berukuran amat kecil. Pasalnya tawon ini panjangnya hanya sekitar 2 cm. Karena ukurannya yang kecil & pola hidupnya sebagai tawon yang hidup menyendiri, tawon ini bukanlah tawon yang agresif & normalnya tidak akan menyerang manusia. Jika berpapasan dengan manusia, tawon ini lebih memilih untuk menghindar.

Dari segi perilaku, tawon zamrud tergolong sebagai tawon parasit. Pasalnya tawon ini memiliki kebiasaan memburu & melumpuhkan hewan lain supaya larva tawon bisa memakan tubuh hewan tersebut dari dalam. Kalau untuk kasus tawon zamrud, hewan yang menjadi makanan untuk larva tawon adalah kecoa.

Kebiasaan tawon zamrud memburu kecoa menyebabkan tawon ini juga dikenal dengan nama "tawon kecoa zamrud" (emerald cockroach wasp). Selain larva, tawon zamrud dewasa juga mau memakan kecoa. Tawon dewasa memakan kecoa dengan cara menggigit antena & menghisap cairan tubuh yang keluar dari bekas gigitan tersebut.

Karena tawon zamrud menjadikan kecoa sebagai korban utamanya, tawon zamrud banyak ditemukan di tempat-tempat yang dihuni oleh kecoa. Tawon zamrud memiliki sayap & bisa terbang. Namun karena kecoa yang menjadi korbannya menghabiskan hampir seluruh waktunya di atas tanah, tawon zamrud pun lebih banyak menghabiskan waktunya berjalan-jalan di atas tanah atau pohon.



KECIL-KECIL CABE RAWIT

Dibandingkan dengan kecoa, tawon zamrud sebenarnya berukuran jauh lebih kecil. Kecoa yang menjadi korban tawon zamrud ukurannya bisa 6 kali lebih besar dibandingkan tawon. Namun karena tawon zamrud dilengkapi dengan sengat & memiliki gerakan yang amat lincah, tawon zamrud pun bisa menaklukkan kecoa.

Saat menyerang kecoa mangsanya, tawon zamrud akan memberikan sengatan ke 2 titik berbeda. Sengatan pertama dilancarkan oleh tawon zamrud di bagian dada atas kecoa. Tujuan dari sengatan tersebut adalah untuk melumpuhkan saraf yang terhubung dengan kedua kaki depan kecoa.

Sengatan pertama tadi hanya bersifat sementara. Setelah beberapa menit, efek sengatannya akan menghilang & kecoa bisa kembali menggerakkan kaki depannya. Oleh karena itulah, sebelum kecoa korbannya bisa kembali menggerakkan kaki depannya secara normal, tawon zamrud harus kembali menyengat korbannya pada bagian tubuh yang berbeda.

Tawon zamrud yang sedang menyengat kepala kecoa. (Emanuele Biggi / anura.it)

Sengatan kedua dilancarkan oleh tawon zamrud pada bagian kepala kecoa. Karena kecoa disengat saat kaki depannya sedang lumpuh, kecoa tidak bisa menggunakan kaki depannya untuk melindungi kepalanya saat diserang oleh tawon zamrud.

Tujuan dari sengatan kedua tawon zamrud adalah untuk melumpuhkan jaringan tertentu pada otak kecoa. Sebagai akibatnya, kecoa yang sudah disengat di bagian kepalanya akan tetap hidup & tetap bisa bergerak, namun kecoa tersebut tidak bisa lagi berpikir & bertindak secara mandiri.

Tawon zamrud harus menyuntikan racun dari sengatanya dalam dosis yang tepat. Jika racun yang keluar dari sengatnya terlalu banyak, maka kecoa korbannya bisa mati. Namun jika dosis racunnya terlalu sedikit, kecoa tersebut bisa tersadar kembali sebelum tawon sempat menaruh telurnya pada tubuh kecoa.



TERHIPNOTIS BAK ZOMBIE

Jika tawon zamrud berhasil menyuntikkan dosis racun dalam jumlah yang tepat melalui sengatnya, kecoa korbannya akan mengalami hipokinesia (suatu kondisi di mana kecoa tersebut tetap hidup, namun tidak bisa lagi bertindak secara mandiri).

Dalam kondisi demikian, tawon zamrud akan menggigit antena kecoa & menghisap sebagian cairan tubuhnya untuk memulihkan diri. Sesudah itu, tawon zamrud akan berjalan sambil menarik antena kecoa supaya kecoa tadi berjalan mengikuti tawon. Layaknya orang yang dihipnotis & dipaksa mengikuti perintah orang yang menghipnotisnya.

Tawon zamrud yang sedang menyeret kecoa. (Alexis Greenwood / indiabiodiversity.org)

Tawon zamrud akan membawa kecoa memasuki ruangan bawah tanah yang sudah dibuat oleh tawon. Saat kecoa sudah masuk ke dalam ruangan, tawon zamrud akan menaruh sebutir telur pada tubuh kecoa. Sesudah itu, tawon zamrud akan menutup pintu masuk ruang bawah tanah dari luar supaya ruangan tersebut tidak bisa dimasuki oleh hewan lain.

Kecoa akan tetap berada dalam fase hipokinesia dalam rentang waktu 1 hingga 4 minggu. Saat telur tawon akhirnya menetas, larva tawon akan membuat lubang pada tubuh kecoa & masuk ke dalamnya. Sesudah itu, larva akan memakan organ-organ tubuh kecoa.

Jika larva sudah mencapat fase akhir pertumbuhannya, larva akan berubah menjadi kepompong. Kepompong tersebut pada gilirannya akan berkembang menjadi tawon dewasa. Waktu yang dijalani oleh tawon zamrud dari fase telur hingga fase dewasa bisa mencapai 6 minggu.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Ampulicidae
Genus : Ampulex
Spesies : Ampulex compressa



REFERENSI

Fox, E.G.P.. 2009. "Notes on the Biology and Behaviour of the Jewel Wasp, Ampulex compressa (Fabricius, 1781) (Hymenoptera; Ampulicidae), in the Laboratory, Including First Record of Gregarious Reproduction".
(www.researchgate.net/publication/280987220_Notes_on_the_Biology_and_Behaviour_of_the_Jewel_Wasp_Ampulex_compressa_Fabricius_1781_Hymenoptera_Ampulicidae_in_the_Laboratory_Including_First_Record_of_Gregarious_Reproduction)

Kubisch, A.. 2012. "Classification".
(bioweb.uwlax.edu/bio203/f2012/kubisch_andr/classification.htm)

Kubisch, A.. 2012. "Habitat and Distribution".
(bioweb.uwlax.edu/bio203/f2012/kubisch_andr/habitat.htm)

Kubisch, A.. 2012. "Interactions".
(bioweb.uwlax.edu/bio203/f2012/kubisch_andr/interactions.htm)

Kubisch, A.. 2012. "Nutrition".
(bioweb.uwlax.edu/bio203/f2012/kubisch_andr/nutrition.htm)

Kubisch, A.. 2012. "Reproduction".
(bioweb.uwlax.edu/bio203/f2012/kubisch_andr/reproduction.htm)

Libersat, F.. 2003. "Wasp uses venom cocktail to manipulate the behavior of its cockroach prey".
(www.bgu.ac.il/life/Faculty/Libersat/pdf/JCP.2003.pdf)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



2 komentar:

  1. karna kecoa tidak punya darah jadi larva nya bisa hidup? atau kecoa tidak punya antigen? hahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kecoa tidak punya darah, tapi punya cairan bernama haemolymph yang fungsinya serupa dengan darah. Kalau maksud anda kenapa larva tawon tidak mati akibat bakteri atau sel-sel kekebalan tubuh kecoa, itu karena larva tawon mengeluarkan zat yang mengandung senyawa mellein & micromolide dari mulutnya. Kedua senyawa tersebut memiliki sifat menghambat perkembangan mikroorganisme.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.