Sejarah Runtuhnya Ottoman & Berdirinya Republik Turki



Spanduk raksasa yang menampilkan bendera Republik Turki & sosok Ataturk. (timesunion.com)

Ottoman / Usmani adalah nama yang pastinya tidak asing bagi anda yang pernah membaca sejarah dinasti-dinasti Islam. Benar, itu adalah nama dari sebuah negara kekaisaran yang terkenal karena berhasil menaklukkan Konstantinopel & mengakhiri riwayat Kekaisaran Romawi Timur / Byzantium.

Ottoman juga terkenal karena dari negara ini pulalah, terdapat pasukan Janissary yang terkenal sebagai salah satu pasukan terkuat di Abad Pertengahan. Namun, kita tidak bisa lagi melihat Ottoman di masa kini karena negara monarki tersebut kini sudah runtuh & digantikan oleh Republik Turki.

Bergantinya Kesultanan Ottoman menjadi Republik Turki merupakan efek dari semakin merosotnya kekuatan Ottoman selama berabad-abad. Diawali dengan terhentinya ekspansi wilayah Ottoman yang kemudian diikuti dengan lepasnya wilayah-wilayah Ottoman, kerajaan berbendera bulan sabit tersebut mencapai titik terendahnya setelah menjadi pesakitan dalam Perang Dunia I.

Rentetan peristiwa tersebut lantas mendorong kelompok nasionalis sekuler di Ottoman untuk mengangkat senjata & memerangi pasukan dari negara-negara yang menduduki wilayah Ottoman. Hasilnya, mereka berhasil mengalahkan negara-negara tadi, sekaligus mengubah Turki dari yang awalnya berbentuk kesultanan menjadi republik.

Oleh masyarakat di luar Turki, peristiwa runtuhnya Ottoman & berdirinya Republik Turki mengundang simpati sekaligus kecaman. Kecaman khususnya datang dari golongan Muslim konservatif karena akibat peristiwa tersebut, Turki tidak lagi menjadi negara Islam.

Kecaman juga datang dari orang-orang di luar etnis Turki karena pemerintah Turki cenderung mengucilkan hak-hak dari etnis minoritas Turki, misalnya etnis Kurdi. Namun, simpati juga datang dari golongan liberal & sekuler yang beranggapan kalau kelompok nasionalis Turki sukses membangkitkan Turki dari yang awalnya merupakan negara terbelakang di Eropa menjadi salah satu kekuatan regional seperti sekarang.



LATAR BELAKANG

Ottoman di masa jayanya merupakan salah satu negara terbesar di dunia. Wilayah kekuasannya membentang di atas Benua Eropa, Asia, & Afrika. Namun secara berangsur-angsur, kedigdayaan Ottoman mulai terkikis akibat beragam faktor.

Sektor industri & militernya terlambat mengalami modernisasi. Wilayah-wilayahnya dicaplok atau melepaskan diri 1 per 1. Sementara wilayah Ottoman yang masih tersisa dilanda sentimen nasionalisme & separatisme. Semakin merosotnya kekuatan Ottoman lantas membuat negara kesultanan tersebut mendapat julukan "Sick Man of Europe" (Orang Sakit Eropa).

Bulan Juli 1914, putra mahkota Austria-Hongaria tewas ditembak oleh Gavrilo Princip, anggota dari kelompok ekstrimis Serbia yang bernama Crna Ruka. Merasa geram dengan peristiwa tersebut, Austria-Hongaria lalu menyatakan perang kepada Serbia. Rusia selaku sekutu Serbia kemudian ganti menyatakan perang kepada Austria-Hongaria.

Wilayah Ottoman di tahun 1914. (history-of-israel.org)

Bagaikan barisan domino yang tumbang secara beruntun, negara-negara Eropa lain turut melibatkan diri dalam perang sehingga pecahlah Perang Dunia I. Ottoman saat itu memiliki perjanjian militer rahasia dengan Jerman, namun Ottoman masih enggan melibatkan diri dalam perang karena merasa dalam kondisi tidak siap untuk mengikuti perang skala besar.

3 bulan berlalu, negara-negara musuh Jerman akhirnya turut menyatakan perang kepada Ottoman karena Ottoman bersedia menampung kapal perang Jerman di perairannya. Awalnya Ottoman masih sanggup menyulitkan negara-negara Sekutu yang terdiri dari Inggris, Perancis, & Rusia.

Namun seiring berjalannya waktu, Ottoman akhirnya mulai kepayahan, terlebih setelah orang-orang Arab di wilayahnya melakukan pemberontakan. Merasa tidak sanggup lagi kalau harus melanjutkan perang, Ottoman terpaksa mengibarkan bendera putih pada tahun 1918.

Tahun 1920, perundingan damai dilakukan di Sevres, Swiss. Berdasarkan hasil perundingan tersebut, Ottoman harus kehilangan sebagian besar wilayahnya ke negara-negara pemenang perang. Inggris memperoleh Afrika Utara, Transjordan, & pesisir selatan Jazirah Arab. Perancis mendapat daerah Syam / Levant.

Armenia memperoleh Anatolia timur laut. Yunani diperbolehkan menempatkan pasukannya di Thracia timur & Anatolia barat. Sementara sisa-sisa wilayah Asia Barat dibiarkan menjadi negara-negara baru. Perjanjian Sevres juga memberikan izin kepada negara-negara Sekutu untuk menempatkan pasukannya di Konstantinopel (sekarang Istanbul).

Oleh golongan nasionalis Turki, Perjanjian Sevres dianggap sebagai perjanjian yang menginjak-injak harga diri Bangsa Turki. Mereka juga mengkritik Sultan Ottoman karena bersedia membiarkan negara-negara Sekutu (Entente) menempatkan pasukannya di wilayah Ottoman.

Ketika gerak-gerik mereka dianggap membahayakan kepentingan Sekutu, Inggris yang dibantu oleh aparat Ottoman lantas membubarkan parlemen & melakukan razia besar-besaran. Buntutnya, golongan nasionalis Turki lantas berkesimpulan kalau mereka harus menempuh metode perjuangan bersenjata kalau ingin mengakhiri kekuasaan negara-negara Sekutu di tanah Turki.


Peta wilayah baru Ottoman berdasarkan Traktat Sevres. Sisa-sisa wilayah Ottoman ditunjukkan dengan warna kuning muda. (Str1977 / wikipedia.org)


TERJADINYA PERANG KEMERDEKAAN TURKI

Bulan Maret 1920, sebagai bentuk penolakan atas Traktat Sevres & terlalu patuhnya rezim Ottoman kepada negara-negara Sekutu, kelompok nasionalis Turki mendirikan pemerintahan tandingan di Ankara, Anatolia tengah, dengan Mustafa Kemal Pasha sebagai pemimpinnya.

Dengan memanfaatkan sisa-sisa stok persenjataan militer Ottoman & pengalaman para milisi nasionalis semasa masih menjadi tentara Ottoman, pasukan nasionalis memulai Perang Kemerdekaan Turki. Secara garis besar, perang ini bisa dibagi ke dalam 3 front : front barat (Turki versus Yunani), front selatan (versus Perancis), & front timur (versus Armenia).

Bulan Januari 1920, pasukan nasionalis Turki menyerbu kota Marash, Anatolia selatan, yang sedang dikuasai oleh pasukan Perancis. Sebulan kemudian, pasukan nasionalis Turki akhirnya berhasil merebut Marash di mana pertempuran tersebut juga diwarnai dengan aksi-aksi pembunuhan terhadap penduduk etnis Armenia setempat atas tuduhan bekerja sama dengan pasukan Perancis.

Bulan Oktober 1920, giliran kota Kars di Turki timur laut yang berhasil direbut pasukan Turki dari tangan Armenia. Khawatir kalau pasukan Turki akan mencaplok seluruh wilayah Armenia dalam waktu dekat, Armenia terpaksa menyerahkan wilayah Anatolia timur laut ke tangan kelompok nasionalis Turki pada akhir tahun 1920.

Sukses menjinakkan wilayah Anatolia timur & selatan, kelompok nasionalis Turki kini mengalihkan fokusnya ke Anatolia barat yang sedang dikuasai Yunani. Bulan Januari & Maret 1921, pasukan nasionalis Turki berhasil mengalahkan pasukan Yunani di Inonu 2 kali. Berkat kemenangan tersebut, ambisi pasukan Yunani untuk menerobos ke wilayah Anatolia tengah berhasil dihambat.

Namun pada bulan Juli 1921, melalui sebuah serangan besar-besaran, pasukan Yunani berhasil memukul mundur pasukan Turki ke sisi timur Sungai Sakarya. Pada periode ini, Turki juga berhasil mendapatkan bantuan emas & persenjataan dari kelompok komunis Rusia, sebagai imbalan karena kelompok nasionalis Turki bersedia mengakui kekuasaan Rusia atas Kaukasus (daerah yang di era Ottoman kerap menjadi sumber sengketa dengan Rusia).

Pasukan Yunani di Anatolia pada bulan Agustus 1921. (Xristar / wikipedia.org)

Bulan September 1921, sebagai akibat dari terbatasnya logistik yang dimiliki oleh Yunani, Yunani memutuskan untuk berhenti melanjutkan kampanye militernya & fokus mempertahankan wilayah Anatolia yang masih mereka kuasai. Sesudah itu, Anatolia barat sempat memasuki periode damai untuk sementara.

Periode damai tersebut lalu dimanfaatkan oleh kelompok nasionalis Turki untuk memperkuat diri. Tepat setahun kemudian alias pada bulan Agustus 1922, perang kembali meletus setelah pasukan Turki melakukan serangan ke wilayah Anatolia barat. Sebulan kemudian, sebagian besar wilayah Anatolia barat sudah jatuh ke tangan nasionalis Turki & mereka kini bersiap untuk menyerbu Konstantinopel.

Invasi pasukan nasionalis Turki ke Konstantinopel tidak pernah terjadi karena mereka menerima tawaran gencatan senjata & perundingan damai dari perwakilan negara-negara Sekutu. Setahun kemudian atau tepatnya pada bulan Juli 1923, dicapailah perjanjian damai permanen yang dikenal sebagai "Traktat Lausanne" (Lausanne adalah nama dari sebuah kota di Swiss). Berdasarkan traktat tersebut, negara-negara Sekutu mengakui wilayah Anatolia & Thracia timur (termasuk Konstantinopel) sebagai wilayah berdaulat negara Turki bentukan kelompok nasionalis setempat.



DARI KESULTANAN MENJADI REPUBLIK

Tanggal 1 November 1922 alias beberapa bulan sebelum dicapainya Traktat Lausanne, parlemen nasionalis Turki di Ankara mengumumkan pembubaran Kesultanan Ottoman sambil menyatakan kalau mereka adalah pemerintahan berdaulat Ottoman / Turki.

Keluarnya pengumuman tersebut sekaligus menjadi akhir dari riwayat Kesultanan merangkap Kekhalifahan Ottoman yang sudah berdiri selama beberapa abad. Sebagai respon atas keluarnya keputusan tersebut, pada tanggal 17 November Sultan Mehmed VI menumpang kapal perang Inggris untuk tinggal di luar Turki hingga akhir hayatnya.

Tanggal 29 Oktober 1923, parlemen nasionalis Turki mendeklarasikan berdirinya "Republik Turki" (Turkiye Cumhuriyeti) sebagai negara penerus resmi Kesultanan Ottoman. Pendirian republik juga diikuti dengan reformasi di banyak bidang. Turki ditetapkan sebagai negara dengan konstitusi & sistem hukum sekuler.

Bahasa & aksara Turki ditetapkan sebagai bahasa resmi negara menggantikan aksara Arab. Mustafa Kemal ditetapkan sebagai bapak bangsa dengan gelar "Ataturk". Penduduk Turki dianjurkan mengenakan pakaian yang mirip dengan model pakaian masyarakat Barat. Bahkan hingga tahun 1950, adzan di masjid-masjid juga sempat diwajibkan memakai bahasa Turki.

Pasukan Turki ketika memasuki kota Izmir, Anatolia barat. (Monox / wikipedia.org)

Tidak semua penduduk Turki bersedia menerima kebijakan sekulerisasi yang dilakukan oleh Kemal. Bulan Maret 1925, timbul pemberontakan yang dipimpin oleh Syeikh Said, namun pemberontakan tersebut berhasil ditumpas dengan cepat. Setahun kemudian, aparat Turki melakukan penangkapan & eksekusi massal menyusul beredarnya kabar mengenai rencana pembunuhan terhadap Kemal.

Selain masalah sekulerisasi, Kemal juga dikritik karena dia menjadikan Turki layaknya negara kediktatoran. Sebagai contoh, hingga tahun 1945 Turki merupakan negara dengan sistem politik 1 partai, dengan Cumhuriyet Halk Partisi (CHP; Partai Rakyat Republikan) sebagai partai yang memonopoli pemerintahan.

Karena di masa perang dulu kelompok komunis Bolshevik sempat memberikan bantuan kepada kelompok nasionalis Turki, Republik Turki & Uni Soviet awalnya memiliki hubungan yang dekat. Namun hubungan baik tersebut meregang seiring berjalannya waktu karena Uni Soviet ingin menjadikan Selat Bosporus & Dardanella yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Mediterania berada di bawah pengaruhnya.

Ketika politik luar negeri Soviet semakin lama semakin agresif, Turki pun mendekatkan diri kepada negara-negara Barat supaya bisa mendapatkan sekutu untuk membantu mempertahankan kedaulatannya. Itulah sebabnya Turki bergabung dengan organisasi militer NATO pada tahun 1952.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



RINGKASAN PERANG

Waktu & Lokasi Pertempuran
- Waktu : 1920 - 1923
- Lokasi : Anatolia

Pihak yang Bertempur
(Grup)  -  milisi nasionalis Turki
       melawan
(Negara)  -  Yunani, Perancis, Armenia

Hasil Akhir
-  Kemenangan pihak nasionalis Turki
-  Traktat Sevres dibatalkan & diganti dengan Traktat Lausanne
-  Pembubaran Kesultanan Ottoman pada tahun 1922
-  Berdirinya Republik Turki pada tahun 1923

Korban Jiwa
Tidak jelas (lebih dari 60.000 jiwa)



REFERENSI

Bruinessen, M. v.. "Popular Islam, Kurdish nationalism and rural revolt".
(www.hum.uu.nl/medewerkers/m.vanbruinessen/publications/Bruinessen_Shaikh_Said_rebellion.pdf)

Headsman. 2010. "1926: Ziya Hursit and others for a plot against Ataturk".
(www.executedtoday.com/2010/07/14/1926-ziya-hursit-mustafa-kemal-ataturk/)

Kurkjian, V.M.. 1958. "Chapter XLVIII - The Armenian Republic - May 28, 1918 to November 29, 1920".
(penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Gazetteer/Places/Asia/Armenia/_Texts/KURARM/48*.html)

Metz, H.C.. 1995. "Atatürk and the Turkish Nation".
(countrystudies.us/turkey/13.htm)

Metz, H.C.. 1995. "Chronology of Major Kemalist Reforms".
(countrystudies.us/turkey/14.htm)

Metz, H.C.. 1995. "World War I".
(countrystudies.us/turkey/12.htm)

Sansal, B.. "Treaties of Sevres and Lausanne".
(www.allaboutturkey.com/treaty.html)

Trueman, C.. 2015. "The Treaty of Sevres".
(www.historylearningsite.co.uk/modern-world-history-1918-to-1980/the-treaty-of-sevres/)

Wikipedia. "Battle of Marash".
(en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Marash)

Wikipedia. "Greco-Turkish War (1919–22)".
(en.wikipedia.org/wiki/Greco-Turkish_War_%281919%E2%80%9322%29)

Yapp, M.E.. 2008. "Turkey". Encyclopaedia Britannica, Chicago.

Zijlstra, M.. 2009. "The Muslim call to prayer, in Turkish".
(www.abc.net.au/radionational/programs/archived/linguafranca/the-muslim-call-to-prayer-in-turkish/3060298#transcript)
   





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



44 komentar:

  1. Singkat tp panjang untuk d pahami,

    BalasHapus
  2. mirip kisah raja raja/kerajaan di sini...

    BalasHapus
  3. Good news.... satu lagi donk siapa saja yg menjabat sebagai kaisar otoman sampai akhirnya jadi revublik turki

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang tertarik dengan sejarah Islam, kronologis lengkap sejarah Turki beserta foto2 Sultan Turki yg 36 orang bisa dilihat di Istana Topkapi yg dulunya sebagai istana Kaisar Romawi, jg ada peninggalan Rosul Muhammad SAW.

      Hapus
  4. Sayang sekali ceritanya tak d dibarengi photo peninggalan jaman tersebut

    BalasHapus
  5. Bagus. Aku sering lihat sejarahnya di youtube. Tapi sayang bahasa inggrisku ga bagus, itu sebabnya aku mampir di sini. Ternyata sama.

    BalasHapus
  6. Siapa sultan otoman setelah selim yg mengantikan sulaiman selain itu siapa2 lg sultan yg berkuasa sampai runtuh nya kerajaan otoman

    BalasHapus
  7. Sadarlah umat islam.itu adalah perang agama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya akibat rongrongan arab akhirnya kalifah Turki runtuh,baca sejarah mereka kerjasama dgn inggris

      Hapus
  8. Mustafa kemal itu yahudi

    BalasHapus
  9. Good untuk reference 😊👍

    BalasHapus
  10. mantap .... !!! sejarah kekaisaran islam yg runtuh akibat rongrongan musuh2 islam .

    bagus sekali .

    BalasHapus
  11. Bagus sekali. Terima Kasih :)
    Izin Copy paste

    BalasHapus
  12. Modernisasi,welcome to akhir jaman

    BalasHapus
  13. recep tayyip erdogan pembela islam turki dan umat islam dunia amnya. takbir! allahuakbar!...

    BalasHapus
  14. Artikel yang bagus, menambah wawasan dunia Islam

    BalasHapus
  15. Mantap luar biasa. Artikel yg cukup menambah wawasan. Terima ksh admin

    BalasHapus
  16. mantap min..makasih buat nambah referensi sejarah islam

    BalasHapus
  17. Artikelnya bagus jelas dan runtut, bahasanya baik dan benar, terima kasih atas infonya😃😃😃

    BalasHapus
  18. Mustofa Kemal Attaturk jasadnya tidak mau dikebumikn, bumi menolaknya, dia telah membantai umat muslim dan mengubah kekhalifaan mejadi republik sekuler

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lalu bagaimana dgn ISIS yg jg membantai umat Islam?
      Bagaimana jg dgn Raja Salman yg membantai Muslim di Yaman?
      Bagaimana jg dgn Suharto yg membantai banyak Muslim sepanjang pemerintahannya?
      Bagaimana dgn Saddam Husein yg jg membunuhi rakyat Kuwait dan Irak sendiri?

      Hapus
  19. Jasad muastofa kemal tidak mau diterima bumi

    BalasHapus
  20. Terimakasih atas artikel nya

    BalasHapus
  21. ISLAM AKAN KEMBALI BERJAYA DIBAWAH PIMPINAN YANG MULIA KHALIFAH IMAM MAHDI RAHIMAHULLAH...ALLAHU AKBAR

    BalasHapus
  22. Artikel yang bagus. Cocok untuk bacaan kaum islam yang ingkn tau tentang akhir kesultanan ottoman

    BalasHapus
  23. Request dong, tolong dibahas tentang peperangan antara Turki & bangsa Kurdi. Mengingat bahwa sekarang Turki sedang melakukan operasi militer ke Suriah & Irak untuk memerangi bangsa Kurdi.

    BalasHapus
  24. Bagus bgt artikelnya, nambah wawasan

    BalasHapus
  25. Motif duniawi para penguasa selalu berakhir dengan keruntuhan.....

    BalasHapus
  26. Orang liberal bilang turki paling terbelakang d eropa sblm jdi republik, mgkin dlm bbrp wktu stlh dikudetanya abdul hamid turki jd lemah karena khilafah sdh jd boneka mereka ttpi ketika msh mnjd ngra khilafah turki sangat kuat dan disegani, bahkan orang liberal dan eropa mlkkn berbagai upaya keji termasuk politik adu domba untuk mengkudeta sultan abdul hamid, salah satu upaya mrka adalah dengan adanya Gerakan Nasional Turki (sekuler) hingga abdul hamid 2 bisa dikudeta, stlh itu khilafah tinggal nama dan boneka mereka, khilafah bisa dengan mudah diruntuhkan. Selama kepemimpinan ataturk malah turki sbnrnya terbelakang selain azan dilarang mggnkn bhsa arab dan anti islam juga banyak masalah sosial, korupsi yg dsbbkn paham sekularisme. Jika kita lihat kemajuan Turki sekarang kbnyakan trjadi setelah terpilihnya Erdogan mnjd presiden. Tetapi, kebanyakan masyarakat Turki mencintai Attaturk dan tidak tahu sejarah kelam mereka, maka benarlah pemenang yg bisa menuliskan sejarah

    BalasHapus
  27. seandainya semua sultan Ottoman memiliki pola pikir yang sama dengan kaisar Meiji dari Jepang, saya yakin kesultanan Ottoman pasti bisa mempertahankan pengaruhnya di wilayah Palestina, Lebanon,Basra(sekarang Irak dan Kuwait),Suriah,Yaman,dll dari pengaruh negara Barat pemenang perang dunia pertama.

    BalasHapus
  28. perang yom kippur turki kemana? gak bantuin kah? berarti beneran boneka?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena Turki menganggap masalah Israel-Palestina sebagai urusan negara-negara lain, bukan urusan Turki. Yang berkuasa di Turki pada waktu itu adalah partai CHP yang haluan politiknya nasionalis & sekuler. Lagipula pada waktu itu, fokus kebijakan Turki di luar negeri adalah menyelesaikan konflik antara etnis Turki & Yunani di Siprus.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.