Revolusi Thomas Sankara & Lahirnya Negara Burkina Faso



Lukisan dinding yang menampilkan sosok Thomas Sankara di Ouagadougou, Burkina Faso. (Ahmed Ouoba / panafricanvisions.com)

Burkina Faso adalah nama dari negara yang terletak di Afrika Barat. Negara ini merupakan negara yang relatif sepi dari pemberitaan karena lokasinya yang relatif terisolasi & jarangnya negara ini terlibat dalam konflik berskala besar. Namun selama beberapa hari terakhir, Burkina Faso mulai banyak diliput oleh media-media internasinal akibat peristiwa kudeta yang menimpa negara tersebut.

Kudeta militer yang menimpa Burkina Faso sendiri bukanlah peristiwa kudeta pertama yang terjadi di negara tersebut. Pada dekade 1980-an, negara tersebut sempat beberapa kali dilanda kudeta militer. Dalam salah satu kudeta tersebut, tersembullah nama Thomas Sankara. Tokoh yang kerap disebut-sebut sebagai "Che Guevaranya Afrika" (Africa's Che Guevara).

Thomas Sankara adalah tokoh yang pernah menjabat sebagai presiden Burkina Faso pada tahun 1983 hingga 1987. Di masa pemerintahannya pulalah, nama "Burkina Faso" untuk pertama kalinya digunakan sebagai nama resmi negara tersebut. Sebelum menggunakan nama Burkina Faso, negara yang bersangkutan dikenal dengan nama "Volta Hulu".

Selain berjasa dalam mencetuskan nama Burkina Faso, Sankara juga dikenang berkat kebijakan-kebijakannya yang terbilang revolusioner pada masanya. Saat masih menjadi presiden, Sankara mengeluarkan aneka macam program seperti penanaman 10 juta pohon, vaksinasi 2,5 juta penduduk, pembangunan fasilitas umum modern secara massal, & perbaikan hak-hak perempuan serta golongan bawah.

Sankara juga dikenang karena ia secara terang-terangan menentang campur tangan bangsa asing dalam perekonomian Afrika. Ia bahkan mengajak negara-negara Afrika lainnya untuk berhenti mengandalkan bantuan dana dari organisasi asing. Namun layaknya Che Guevara yang meninggal saat belum genap berusia 40 tahun, Sankara sendiri akhirnya meninggal dalam usia 37 tahun akibat menjadi korban kudeta.



VOLTA HULU SEBELUM ERA SANKARA

Merintis Karir Sebagai Tentara

Negara yang sekarang kita kenal dengan nama Burkina Faso awalnya menyandang nama Volta Hulu (Upper Volta; Haute Volta). Awalnya merupakan daerah jajahan Perancis, wilayah Volta Hulu menjadi negara merdeka sejak tahun 1960.

Volta Hulu merdeka sebagai negara miskin yang mayoritas penduduknya bergantung pada sektor pertanian & peternakan tradisional. Karena wilayah Volta Hulu memiliki iklim yang kering & lokasinya jauh dari laut, wilayah Volta Hulu amat mudah mengalami krisis pangan setiap kali terjadi bencana kekeringan atau gagal panen.

Peta lokasi Volta Hulu / Burkina Faso. (britannica.com)

Negara Volta Hulu berdiri di saat Perang Dingin antara Blok Barat & Blok Timur tengah panas-panasnya berlangsung. Dalam situasi macam itu, bukan hal yang aneh jika kemudian ada penduduk Volta Hulu yang terpapar oleh ideologi komunisme Blok Timur.

Thomas Sankara adalah salah satu orang tersebut. Lahir pada tahun 1949, Sankara kemudian melanjutkan pendidikannya ke sekolah militer selepas lulus SMA. Pada tahun 1970, Sankara yang masih berstatus sebagai tentara junior dikirim ke Madagaskar untuk menjalani latihan militer.

Saat sedang berada di Madagaskar, Sankara menyaksikan aksi protes besar-besaran yang berujung pada tergulingnya Philibert Tsiranana, presiden Madagaskar pada waktu itu. Menurut klaim para penentang Tsiranana, Tsiranana digulingkan karena ia terlalu dekat dengan Perancis selaku negara bekas penjajah Madagaskar.

Peristiwa tersebut meninggalkan kesan yang begitu mendalam pada Sankara. Sejak itulah, ia mulai menunjukkan ketertarikan akan ideologi kiri & gerakan perlawanan yang pernah berlangsung di Afrika. Saat ia menempuh pendidikan militer lebih jauh di Perancis, ketertarikannya hanya semakin menguat.

Tahun 1973, Volta Hulu terlibat perang perbatasan singkat dengan Mali. Berkat sepak terjangnya yang heroik dalam perang tersebut, semakin banyak rakyat Volta Hulu yang merasa kagum & tertarik akan sosok Sankara.


Sankara di Tengah Gelombang Kudeta

Tahun 1980, Volta Hulu diguncang oleh gelombang aksi protes & aksi mogok yang dilakukan oleh golongan pegawai negeri serta guru. Dengan memanfaatkan anjloknya pamor pemerintahan berkuasa Volta Hulu pada waktu itu, sejumlah tentara Volta Hulu yang dipimpin oleh Saye Gerbo melakukan kudeta pada tahun yang sama.

Pasca kudeta, Sankara kemudian ditunjuk menjadi Sekretaris Informasi Negara pada tahun 1981. Alih-alih merasa puas, Sankara justru malah kerap berkonflik dengan tokoh-tokoh pemerintahan yang lebih senior. Sebagai akibatnya, Sankara kemudian dijebloskan ke dalam penjara selama 6 bulan.

Seolah mendapat karma, pada tahun 1982 rezim Gerbo ganti dikudeta oleh sejumlah tentara Volta Hulu yang dipimpin Jean-Baptiste Ouedraogo. Setahun pasca kudeta, Sankara diangkat menjadi Perdana Menteri Volta Hulu. Namun seperti di era Gerbo, Sankara lagi-lagi bergesekan dengan para seniornya.

Bulan Mei 1982, Sankara dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan pembangkangan. Kali ini para pendukung Sankara tidak tinggal diam. Selama 2 bulan sejak Sankara mendekam di balik jeruji besi, para tentara junior & sejumlah warga sipil yang bersimpati padanya beramai-ramai menggelar aksi protes. Untuk meredakan aksi protes tersebut, pemerintah Volta Hulu terpaksa mengalah & melepaskan Sankara dari penjara.

Tidak lama sesuai menghirup udara bebas, Sankara & para tentara sekutunya memutuskan kalau sudah waktunya mereka melawan balik. Maka, pada tanggal 4 Agustus 1983 Sankara beserta sejumlah tentara Burkina Faso melakukan kudeta untuk mengakhiri rezim Ouedraogo.


Para tentara Burkina Faso yang memimpin kudeta di tahun 1983. (onlyafricafacts / twitter.com)


VOLTA HULU / BURKINA FASO DI ERA SANKARA

Revolusi yang Melahirkan Burkina Faso

Pasca kudeta, Sankara naik menjadi presiden baru Volta Hulu. Untuk menghindari kesan kalau kudeta yang terjadi di tahun 1983 terjadi semata-mata untuk memuaskan ambisi pribadi Sankara, Sankara menyebut peristiwa kudeta tersebut sebagai "Revolusi Demokratik & Populer".

Penduduk Volta Hulu banyak yang menganut agama Islam, namun Sankara sendiri merupakan penganut agama Katolik. Maka, untuk menarik simpati mereka & menunjukkan kalau dirinya siap merangkul rakyat Volta Hulu dari segala lapisan, Sankara menyebut kalau Yesus, Nabi Muhammad, & Vladimir Lenin adalah tokoh revolusi di eranya masing-masing.

Tahun 1984, Sankara mengubah nama negaranya menjadi "Burkina Faso". Kata "Burkina" berasal dari bahasa lokal More yang berarti "orang-orang yang terhormat". Sementara kata "Faso" berasal dari bahasa lokal Dioula / Dyula yang berarti "rumah". Jadi, kata "Burkina Faso" secara harfiah bisa diartikan sebagai "rumahnya orang-orang yang terhormat".

Sankara sengaja mengadopsi nama baru negaranya dari 2 bahasa lokal yang berbeda untuk menunjukkan kalau Burkina Faso adalah negara dengan komposisi penduduk yang beragam, namun rakyatnya bisa hidup rukun. Penggantian nama itu juga dimaksudkan untuk merefleksikan ambisi Sankara dalam mengubah negaranya menjadi lebih maju.

Sankara berkomitmen mengubah Burkina Faso menjadi negara mendiri yang bisa mensejahterakan rakyatnya sendiri & tidak bergantung pada tekanan bangsa asing. Untuk mendukung komitmen tersebut, rezim Sankara pun mengeluarkan aneka macam program ambisius.

Generasi muda menjadi salah satu fokus utama Sankara karena merekalah kelak yang bakal menjadi penerus pembangunan di Burkina Faso. Untuk tujuan tersebut, Sankara pun meluncurkan program vaksinasi besar-besaran. Hanya dalam rentang waktu kurang dari sebulan, sebanyak 2,5 juta anak-anak Volta Hulu menerima vaksin meningitis, demam kuning, & campak.

Thomas Sankara saat berpidato di markas PBB pada tahun 1984. (africandocs.com)

Terobosan Sankara di bidang kesehatan belum berhenti sampai di sana. Ia menaikkan anggaran kesehatan sebesar 27 persen. Sebanyak lebih dari 7.400 puskesmas baru juga dibangun di masa pemerintahan Sankara. Ia juga memerintahkan pembangunan rumah & jalanan raya secara besar-besaran.

Di bidang pendidikan, Sankara mendorong penduduk Burkina Faso untuk menempuh pendidikan di sekolah supaya makin banyak penduduk Burkina Faso yang bisa membaca & menulis. Hasilnya, jika pada tahun 1983 tingkat melek huruf di Burkina Faso hanya 13 persen, pada tahun 1987 jumlahnya melonjak menjadi 73 persen.


Sosok Sederhana yang Merevolusi Lingkungan

Wilayah Burkina Faso hanya memiliki lahan subur dalam jumlah terbatas karena wilayah Burkina Faso dipenuhi oleh lahan kering. Namun lahan subur tersebut diyakini bakal semakin menyempit akibat semakin banyaknya penduduk Burkina Faso yang menggunakannya untuk aktivitas pertanian & peternakan tradisional.

Hal tersebut jelas tidak diinginkan oleh Sankara yang berambisi mengubah Burkina Faso menjadi negara yang mandiri dalam hal pangan. Maka, Sankara pun memerintahkan penanaman lebih dari 10 juta pohon di wilayah Burkina Faso. Hebatnya lagi, kebijakan penanaman pohon sebanyak itu dilakukan hanya dalam kurun waktu setahun.

Di bidang pertanian, rezim Sankara mengambil lahan luas milik para tuan tanah & membagi-bagikannya kepada para petani kecil setempat. Sankara kemudian menganjurkan para petani tersebut untuk menanam tanaman penyedia kebutuhan pokok seperti gandum & kapas. Hasilnya, dalam rentang waktu 3 tahun, angka produksi gandum di Burkina Faso naik menjadi lebih dari 2 kali lipat per hektarnya.

Ilustrasi petani kapas di Burkina Faso. (Issouf Sanogo / yahoo.com)

Di bidang birokasi, Sankara memangkas jumlah pegawai negeri untuk mengurangi beban pengeluaran negara. Ia juga melarang para tokoh adat menarik pungutan kepada penduduk setempat. Kemudian untuk membatasi pengaruh tokoh adat di wilayah kekuasaannya masing-masing, Sankara membagi wilayah Burkina Faso ke dalam daerah-daerah administratif baru.

Untuk menciptakan hubungan saling menguntungkan dengan golongan petani & produsen sandang, Sankara mewajibkan para pegawai negeri untuk mengenakan pakaian tradisional yang terbuat dari kapas asli Burkina Faso. Lalu untuk membasmi praktik KKN di lingkungan pemerintahan, Sankara mendirikan lembaga khusus yang melakukan pemeriksaan rutin kepada kekayaan pribadi para pejabat.

Bicara soal kekayaan, Sankara mencitrakan dirinya sendiri sebagai sosok yang sederhana & merakyat supaya para bawahannya tidak terjerumus dalam kehidupan serba mewah. Gaji Sankara saat menjadi presiden tidak lebih tinggi dibandingkan gajinya saat masih menjadi tentara. Saat tampil di hadapan publik, ia lebih suka mengenakan seragam militer & topi baret merah.

Dalam hal kekayaan pribadi, Sankara disebut-sebut sebagai salah satu presiden termiskin di dunia pada masanya. Pasalnya kekayaan pribadinya hanya terdiri dari 4 unit sepeda, 3 alat musik gitar, 1 mobil Renault, 1 lemari es, & uang simpanan senilai 560 dollar di rekening banknya.

Saat Sankara & rombongannya pergi ke kantor pusat PBB pada tahun 1984, ia memerintahkan para anggota rombongannya untuk tidur di lantai gedung alih-alih menginap di hotel mewah. Menurut Sankara, uang untuk menyewa kamar hotel lebih baik dimanfaatkan untuk membangun sumur air bersih atau gedung sekolah baru.

Sankara menjunjung tinggi prinsip kesetaraan gender & berpandangan kalau perempuan idealnya memiliki hak yang setara dengan laki-laki. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan pandangannya tersebut, Sankara merombak konstitusi Burkina Faso supaya setidaknya ada 5 jabatan dalam kabinet pemerintahan yang ditempati oleh perempuan.

Di lingkungan akar rumput, Sankara melarang praktik poligami & pernikahan paksa. Sankara juga menganjurkan kaum perempuan untuk bersekolah & mencari nafkah. Ia bahkan memperbolehkan kaum wanita untuk tetap masuk sekolah meskipun wanita tersebut berada dalam kondisi hamil.


Thomas Sankara & keluarganya. (thismachinekillsfascists / pinterest.com)


Berdiri Menentang Hegemoni Asing

Sankara bukan hanya dikenang dengan kebijakan-kebijakannya di dalam negeri. Ia juga dikenang berkat keberaniannya dalam menentang negara-negara Barat, khususnya Perancis. Ia mengajak negara-negara Afrika untuk menolak membayar hutang luar negerinya karena menurutnya, hutang tersebut merupakan cara bagi pihak asing supaya bisa tetap mendominasi negara-negara Afrika.

Untuk menunjukkan keseriusannya dalam menolak pengaruh asing, Sankara menasionalisasi sektor-sektor vital seperti pertambangan. Kemauan Sankara dalam menentang hegemoni negara-negara Barat lantas membuatnya memiliki hubungan dekat dengan pemimpin Libya, Muammar Qaddafi.

Aneka macam kebijakan revolusioner Sankara menyebabkan ia dijuluki sebagai "Che Guevaranya Afrika". Sankara sendiri diketahui memang menaruh kekaguman terhadap Che Guevara, tokoh pejuang Revolusi Kuba. Dalam salah satu pidatonya, Sankara mengutip salah satu kalimat yang pernah dilontarkan oleh Che Guevara dengan berkata, "tokoh revolusi memang bisa dibunuh, tapi ide-idenya tidak akan bisa dibunuh".

Proyek-proyek ambisius yang sudah diluncurkan oleh Sankara menyebabkan ia populer di mata rakyat kecil. Namun tidak demikian halnya dengan golongan menengah ke atas di Burkina Faso yang merasa kalau posisi nyaman mereka diusik oleh Sankara. Para tokoh adat Burkina Faso juga tidak menyukai Sankara karena Sankara mencoba merombak tatanan sosial Burkina Faso & melarang mereka menarik pungutan.

Di luar negeri, kemauan Sankara untuk menentang pengaruh negara-negara Barat menyebabkan ia tidak disukai oleh Perancis, negara yang di masa lampau pernah memiliki banyak wilayah jajahan di Afrika, termasuk Burkina Faso. Pada tahun 1985, Burkina Faso bahkan pernah terlibat perang singkat dengan Mali, negara tetangga Burkina Faso yang kebetulan memiliki hubungan dekat dengan Perancis.

Thomas Sankara (paling kiri) saat menyapa para pendukungnya. (uncensoredopinion.co.za)

Di dalam negeri, posisi Sankara juga mulai goyah akibat krisis ekonomi, timbulnya bencana kekeringan, & anjloknya harga sejumlah komoditas mentah, khususnya kapas & emas. Saat makin banyak pihak-pihak di dalam negeri yang menentang pemerintahannya, Sankara pun terpaksa mulai beralih ke jalur otoriter.

Setiap kali Sankara menerima kritik, Sankara melalui perantaraan lembaga pengadilan rakyat bakal menghukum orang tersebut dengan dalih menentang revolusi, melakukan korupsi, atau malas bekerja. Sankara juga mendirikan organisasi pemuda bernama Revolutionary Defense Committees (RDC; Komite Pertahanan Revolusioner) di mana para anggotanya kerap melakukan intimidasi kepada warga sipil.

Sankara tadinya memiliki hubungan hangat dengan serikat pekerja. Namun saat hubungan Sankara dengan para anggota serikat kian memburuk, Sankara membubarkan serikat tersebut & memaksa mereka tunduk pada pemerintah. Kemudian saat terjadi aksi mogok oleh para guru, Sankara memecat lebih dari 3.000 guru yang terlibat dalam aksi mogok.


Tamatnya Rezim Thomas Sankara

Saat kondisi rezimnya tengah berada di ujung tanduk, Sankara menggelar pertemuan dengan para stafnya pada tanggal 15 Oktober. Pada saat itulah, Sankara dibunuh oleh sekelompok tentara suruhan Blaise Compaore, petinggi militer yang ironisnya merupakan salah satu orang kepercayaan Sankara. Peristiwa pembunuhan tersebut dilaporkan mendapat dukungan dari Perancis & Pantai Gading.

Pasca tewasnya Sankara, Compaore naik menjadi presiden baru Burkina Faso. Ia kemudian melarang segala pemberitaan mengenai Sankara. Berkebalikan dengan Sankara yang menjalankan gaya hidup sederhana, Compaore memanfaatkan jabatan barunya sebagai presiden untuk memperkaya dirinya sendiri. Selama menjadi presiden, Compaore dilaporkan memiliki kekayaan pribadi mencapai lebih dari 200 juta dollar.

Demonstran Burkina Faso yang sedang membawa gambar Thomas Sankara. (qz.com)

Pada tahun 2014, terjadi aksi demonstrasi besar menentang rezim Compaore. Dalam aksi protes tersebut, para demonstran beramai-ramai membentangkan poster bergambar Sankara. Karena aksi protes tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan surut, Compaore terpaksa mundur dari jabatannya sebelum kemudian melarikan diri ke luar negeri.

Pasca lengsernya Compaore, hal-hal seputar Sankara yang tadinya dilarang kini mulai bisa dibicarakan kembali secara luas. Sankara kini menjadi idola baru generasi muda Burkina Faso yang merasa muak akan kemiskinan yang membelit negaranya. Tahun 2020, patung raksasa yang menampilkan sosok Thomas Sankara didirikan di alun-alun Ouagadougou, ibukota Burkina Faso.  -  © Rep. Eusosialis Tawon



BIODATA THOMAS SANKARA

Nama lengkap : Thomas Isidore Noel Sankara
Tempat, tanggal lahir : Yako, 21 December 1949
Tempat, tanggal wafat : Ouagadougou, 15 Oktober 1987
Terkenal sebagai : presiden Burkina Faso (1983 - 1987)



REFERENSI

AFP. 2021. "In Burkina Faso, many hope Sankara trial will 'shed light on his murder'".
(www.africanews.com/2021/10/10/in-burkina-faso-many-hope-sankara-trial-will-shed-light-on-his-murder/)

BBC. 2020. "Burkina Faso unveils 'corrected' Thomas Sankara statue".
(www.bbc.com/news/world-africa-52704979)

Bos, J.. 2017. "Remembering 'Africa’s Che Guevara'".
(www.dw.com/en/remembering-africas-che-guevara/a-40959121)

C. Kostmann, dkk.. 2018. "Thomas Sankara, the upright revolutionary".
(www.dw.com/en/thomas-sankara-the-upright-revolutionary/a-43454171)

California Newsreel. 2006. "Thomas Sankara: The Upright Man".
(newsreel.org/nav/title.asp?tc=CN0205)

Imperato, P.J.. 2008. "Mali, history of". Encyclopaedia Britannica, Chicago, AS.

Kiriungi, J.. 2021. "Thomas Sankara trial in Burkina Faso: Who killed 'Africa's Che Guevara'?".
(www.bbc.com/news/world-africa-58842427)

Kiros, L.. 2020. "Meet Africa’s “Che Guevara” Thomas Sankara".
(www.amplifyafrica.org/post/meet-africa-s-che-guevara-thomas-sankara)

Louw, S.. 2021. "Thomas Sankara and the "revolution of mentalities"".
(www.researchgate.net/profile/Stephen-Louw-2/publication/352065430_Thomas_Sankara_and_the_revolution_of_mentalities/links/60c52cd64585157774d234c2/Thomas-Sankara-and-the-revolution-of-mentalities.pdf?origin=publication_detail)

Office of Foreign Disaster Assistance Agency. 1981. "Upper Volta: A Country Profile".
(pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNAAK328.pdf)

Ray, C.. 2021. "Thomas Sankara".
(www.britannica.com/biography/Thomas-Sankara)
  





COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.