Lamprigera, Kunang-Kunang Besar yang Mirip Kelabang



Larva Lamprigera di atas tangan manusia. (InsecthausTV / youtube.com)

Kunang-kunang adalah nama dari serangga yang terkenal akan kemampuannya dalam memancarkan cahaya dari ujung ekornya. Ada begitu banyak jenis kunang-kunang yang diketahui oleh manusia. Dari sekian banyak jenis kunang-kunang yang sudah diketahui oleh manusia, Lamprigera adalah salah satu yang paling menarik.

Lamprigera adalah jenis kunang-kunang yang dalam klasifikasi ilmiah termasuk dalam genus Lamprigera. Kunang-kunang ini dapat ditemukan di Sri Lanka, Asia Tenggara (termasuk Indonesia), Australia, serta Kepulauan Hawaii. Total, ada 16 spesies Lamprigera yang sudah diketahui oleh manusia.

Apa yang membuat Lamprigera begitu menarik jika dibandingkan dengan jenis kunang-kunang lainnya adalah Lamprigera merupakan salah satu jenis kunang-kunang terbesar di dunia. Pasalnya Lamprigera bisa tumbuh hingga sepanjang 10 cm alias hampir sebesar telapak tangan orang dewasa. Lamprigera betina ukurannya lebih besar dibandingkan pejantan.

Keunikan lain dari Lamprigera adalah kunang-kunang jantan & betina memiliki wujud yang amat berbeda jauh. Jika pejantan memiliki sayap & wujudnya terlihat menyerupai kumbang atau kecoa besar, maka betina justru memiliki tubuh berbentuk panjang & beruas-ruas layaknya kelabang berkaki 6.

Kunang-kunang jantan dari spesies Lamprigera yunnana. (Cheng Te Hsu / inaturalist.org)

Dalam ilmu biologi, perbedaan fisik antara jantan & betina tersebut dikenal dengan sebutan "dimorfisme seksual" (sexual dimorphism). Betina tidak memiliki sayap & berbentuk menyerupai kelabang karena saat waktunya kawin tiba, yang lebih aktif dalam mencari pasangan kawin adalah pejantan.

Karena betina memiliki wujud yang menyerupai cacing, Lamprigera betina kadang-kadang juga dikenal dengan nama "cacing bercahaya" (glowworm). Namun perlu diperhatikan kalau sebutan glowworm juga digunakan untuk menyebut hewan-hewan lain seperti cacing rel & larva serangga Arachnocampa.



MENCARI PASANGAN DENGAN CAHAYA

Saat waktunya kawin tiba, Lamprigera jantan akan terbang sambil mengedip-ngedipkan organ cahaya di ujung ekornya. Jika betina sudah siap untuk kawin, betina yang sedang berada di atas tanah atau pohon akan membalas sinyal cahaya pejantan dengan cara membuat kedipan serupa memakai organ cahaya di ujung ekornya.

Begitu pejantan melihat kedipan cahaya yang dipancarkan oleh betina, pejantan akan segera pergi menuju lokasi betina untuk mengawini betina. Sesudah melakukan perkawinan, betina kemudian akan pergi untuk menaruh telur-telurnya di dalam tanah.

Kunang-kunang betina & jantan dari spesies Lamprigera tenebrosa saat sedang berada di samping telur-telurnya. (Supakor Tangsuan / twitter.com)

Setelah beberapa lama, telur tersebut akan menetas menjadi larva yang bentuknya amat mirip dengan kunang-kunang betina dewasa, namun berwarna gelap. Seperti halnya kunang-kunang dewasa, larva Lamprigera juga memancarkan cahaya.

Larva Lamprigera adalah hewan karnivora yang makanan utamanya terdiri dari siput bekicot & bangkai serangga. Jika merasa terancam oleh musuhnya, larva Lamprigera akan mengedip-ngedipkan cahayanya & mengeluarkan cairan berbau tidak enak yang aslinya adalah darahnya.

Larva kunang-kunang dari spesies Lamprigera taimoshana. (scott_hk / inaturalist.ca)

Jika larva sudah tumbuh hingga mencapai ukuran maksimum, larva akan mencari tempat yang aman untuk berubah menajdi kepompong. Waktu yang dihabiskan Lamprigera dalam fase kepompong berbeda antar jenis kelamin.

Jika kepompong jantan membutuhkan waktu hampir 1 bulan sebelum menetas menjadi kunang-kunang dewasa, maka kepompong betina hanya memerlukan waktu 10 hari. Hal yang bisa terjadi karena kunang-kunang betina dewasa wujudnya tidak berbeda jauh dibandingkan fase larva.

Lamprigera dewasa tidak pernah makan karena mereka mengandalkan cadangan makanan yang dikumpulkannya saat masih berwujud larva. Alasan lain kenapa Lamprigera dewasa tidak pernah makan adalah karena tugas dari Lamprigera dewasa hanyalah berkembang biak & meneruskan garis keturunannya. Lamprigera dewasa bisa hidup selama 18 hari sebelum kemudian mati akibat kelaparan. -  © Rep. Eusosialis Tawon



KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Lampyridae
Genus : Lamprigera



REFERENSI

Crew, B.. 2020. "This giant firefly looks even weirder in the light".
(www.australiangeographic.com.au/blogs/creatura-blog/2020/11/this-giant-firefly-looks-even-weirder-in-the-light/)

ITIS. "Lamprigera tenebrosa  (Walker, 1858)".
(www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=954480#null)

O. Nobuyoshi & S.S. Huat. 2000. "Biological Notes and Rearing of Lamprigera sp. (Coleoptera: Lampyridae) from West Sumatra".
(www.museum.yokosuka.kanagawa.jp/wp/wp-content/uploads/2020/09/s47-2_Ohba_2000.pdf)

W.M.C.D. Wijekoon, dkk.. 2016. "Predatory Role of Lampurid Larvae (Lamprigera tenebrosa); Laboratory Experiments to Control Agricultural Molluscan Pests, Achatina fulica & Laevicaulis altae".
(www.ijset.net/journal/829.pdf)
  






COBA JUGA HINGGAP KE SINI...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.